- Anggota ASPAI Se-Indonesia Uji Kompetensi Budidaya Anggur
- Mengintip Cara Anak Mengakrabi Kaki Seribu di Pemakaman
- 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer (1925-2025): Petani dan Biografi
- Pagar
- Mau Kuliah Gratis? Beasiswa Bank Indonesia 2025 Telah Dibuka, Ini Syaratnya!
- Air Terjun Weekacura, Hidden Gem di Sumba yang Punya Pesona Memanjakan Mata
- DWP Kemenkop dan LPDB Gelar Sosialisasi Perkoperasian dan Akses Pembiayaan Dana Bergulir di Cirebon
- Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan
- Patrick Pantera Negra Kluivert dan Memori Stadion Ernst Happel
- Pangan, Gizi dan Harapan
Belantara Foundation Tanam Pohon di Lahan Gambut Bersama Mitra dan Gapoktanhut Wono Lestari

JAMBI - Belantara Foundation bekerja
sama dengan Jejakin, Gojek, One Tree Planted dan Gabungan Kelompok Tani Hutan
(Gapoktanhut) Wono Lestari mengembangkan program Sumatera Peatland Restoration
yang telah berjalan sejak pertengahan tahun 2022.
Program ini merupakan program perlindungan dan pemulihan
atau restorasi lahan gambut melalui agroforestri di Desa Jati Mulyo, Kecamatan
Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Program ini juga
dilaksanakan untuk memperingati Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia, yang
dirayakan setiap tanggal 10 Januari.
Pada tingkat global, peringatan ini dilakukan pertama kali
pada 10 Januari 1872. Pada tingkat nasional, peringatan Hari Gerakan Sejuta
Pohon Sedunia dilakukan pertama kali di Indonesia pada 10 Januari 1993 masa
kepemimpinan Presiden Soeharto. Tujuan utama Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia
adalah untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan edukasi kepada masyarakat
akan pentingnya menanam dan merawat pohon sebagai salah satu aksi pelestarian
alam dan lingkungan hidup yang ada di lingkungan sekitar.
Baca Lainnya :
- Gunung Wato-wato Ruang Hidup Tersisa: Hentikan Seluruh Proses Perizinan PT Priven Lestari0
- Mengubah Sampah Jadi Berkah0
- Dicari, Periset Ekspedisi Biodiversitas di Kalimantan0
- KKP Ragamkan Potensi Mangrove di Pangandaran Jadi Lokasi Eduwisata0
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi0
Sampai saat ini, implementasi program yang telah dilakukan
meliputi penyiapan dan penguatan kapasitas kelompok masyarakat, penyiapan bibit
dan lahan, penanaman dan perawatan bibit tanaman multi manfaat sebanyak kurang
lebih 32.392 bibit pada lahan seluas 45 hektar, pembangunan kebun bibit dan
pondok kerja, serta melakukan monitoring dan evaluasi program.
Didukung oleh Jejakin, program ini telah menanam sebanyak
15.112 bibit, di lahan seluas 15 hektar. Jenis bibit yang ditanam mencakup
tanaman multi-purpose tree species (MPTS) seperti pinang (Areca catechu),
nangka (Artocarpus heterophyllus), jengkol (Archidendron pauciflorum), dan kopi
robusta (Coffea canephora).
Desa Jati Mulyo dipilih karena merupakan wilayah perhutanan
sosial (Hutan Kemasyarakatan/HKm) seluas 93 hektar. Lokasi Desa Jati Mulyo
berdampingan dan berdekatan dengan Hutan Lindung Gambut Londrang yang merupakan
bagian dari salah satu kawasan hidrologi gambut penting di Provinsi Jambi.
Beberapa kawasan di desa ini juga rentan terhadap kebakaran
lahan gambut karena air permukaan yang lebih kering dan dekomposisi tanah
gambut. Dengan demikian, mengembangkan program restorasi lahan gambut yang
terdegradasi juga akan memperbaiki kondisi air dan mengurangi bahaya kebakaran
di kawasan ini.
Selain itu, Desa Jati Mulyo dipilih untuk mendukung
masyarakat dalam memperoleh manfaat jangka panjang dari lahan gambut. Dengan
lebih dari 630 jiwa dan 230 kepala keluarga, program ini diharapkan memberikan
dampak sosial-ekonomi yang berkelanjutan.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna
mengatakan bahwa melalui skema perhutanan sosial, masyarakat lokal di Indonesia
dapat memiliki hak untuk mengelola dan memanfaatkan, yang secara bersamaan
dapat berkontribusi dalam memulihkan kawasan hutan.
Skema ini menawarkan kondisi yang memungkinkan untuk
restorasi lahan gambut secara jangka panjang, tidak hanya selaras dengan agenda
global dalam mitigasi perubahan iklim tetapi juga mampu mendorong peningkatan
sosial-ekonomi masyarakat lokal secara berkelanjutan.
Salah satu cara untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat
dalam pemulihan lahan gambut terdegradasi adalah dengan mengajak mereka menanam
jenis tanaman agroforestri atau MPTS (multi-purpose tree species) di lahan
gambut terdegradasi.
“Selain tanaman agroforestri ini menyediakan banyak manfaat
bagi masyarakat, antara lain sebagai sumber pangan, membantu dalam mengatur
hidrologi, meningkatkan biomassa, memperbaiki kualitas tanah, dan meningkatkan
produktivitas lahan yang terdegradasi, juga dapat meningkatkan dukungan
masyarakat terhadap upaya restorasi karena mereka akan mendapatkan manfaat
langsung,” kata Dolly, yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas
Pakuan.
Chief Growth Officer Jejakin, Sudono Salim mengatakan Jejakin
berkomitmen untuk mendukung program restorasi lahan gambut dengan menciptakan
solusi keberlanjutan lingkungan berbasis teknologi. Dengan melibatkan
masyarakat dalam penanaman tanaman agroforestri, Jejakin tidak hanya
berkontribusi pada pemulihan ekosistem yang rusak, tetapi juga mendorong
keberlanjutan ekonomi lokal.
“Selain itu, teknologi dari Jejakin memungkinkan monitoring
pertumbuhan pohon yang ditanam secara real-time, sehingga memastikan
transparansi dan keberlanjutan dalam program ini. Kami percaya, inovasi
teknologi dan kolaborasi yang kuat adalah kunci untuk mencapai dampak positif
bagi lingkungan dan masyarakat,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Gapoktanhut Wono Lestari, Riyanto
mengatakan bahwa program restorasi lahan gambut melalui agroforestri berbasis
masyarakat yang dikembangkan bersama Belantara Foundation, Jejakin dan Gojek
ini sangat membantu masyarakat dalam memanfaatkan dan mengelola lahan gambut
yang terdegradasi secara lestari dan berkelanjutan untuk pelestarian lingkungan
dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami sangat berterima kasih kepada Belantara, Jejakin dan
Gojek serta semua pihak yang konsisten memberikan pendampingan dan dukungan
hingga saat ini. Semoga program berkelanjutan ini dapat memberikan manfaat
serta berdampak positif bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat di desa
kami”, ujar Riyanto. (fadlik al iman)
