- Ukraina Dilaporkan Serang Bunker Putin Pakai Rudal Strom Shadow Inggris
- Manchester City Sodorkan Perpanjangan Kontrak Fantastis untuk Haaland
- Ilmuwan Ungkap Penyebab Pasangan Selingkuh, Begini Penjelasan Ilmiahnya
- Dari Brasil, Presiden Prabowo Ajak Pelaku Usaha Perkuat Sektor Pertanian
- HKTI Bulatkan Tekad Dukung Penuh Program Prioritas Prabowo-Gibran
- Wamen Todo Pasaribu Paparkan 3 Langkah Bangun Ekonomi Berkelanjutan
- KKP Tangani Bangkai Paus Terdampar di Sumba Timur
- Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan
- Duel Lawan Mike Tyson Pecahkan Rekor, Jake Paul Raup Bayaran Rp1,43 Triliun
- Menteri Dody Optimalkan Infrastruktur Irigasi untuk Dukung Ketahanan Pangan
Linus Pauling, Satu-Satunya Penerima Nobel Tunggal Dua Kali
LINUS Pauling merupakan salah satu ahli kimia paling berpengaruh dalam sejarah. Nama Linus pun tercatat dalam sejarah sebagai satu-satunya orang yang pernah dianugerahi dua kali hadiah Nobel tunggal. Pauling menerima hadiah Nobel untuk kategori yang berbeda, Nobel Kimia pada tahun 1954 dan Nobel Perdamaian pada tahun 1962.
Linus terkenal sebagai ilmuwan jempolan. Ia menyandang predikat asisten profesor, sebutan bagi profesor baru di Amerika Serikat pada usia muda, 26 tahun. Linus Carl Pauling lahir pada 28 Februari 1901 di Oswego, Oregon. Ayahnya Herman Henry William Pauling adalah seorang apoteker. Herman meninggal karena luka borok bernanah yang hebat.
Sejak kecil Linus gemar membaca. Saat masih duduk di sekolah dasar Linus punya teman bernama Llyod Jeffres. Llyod ini punya laboratorium kimia di dalam kamarnya. Sosok temannya itu menginspirasi Linus untuk menjadi ilmuwan di bidang teknik kimia.
Baca Lainnya :
- Dewan Pakar GSN: Urusan Air, Pemda Jakarta Butuh Sinergi Dengan Pemerintah Pusat0
- Satu-Satunya Tempat Terakhir di Alam Liar, Di mana Gajah, Harimau, Badak dan Orangutan Hidup Bersama0
- Sekjen KPA: Pemberantasan Mafia Tanah dan Penyelesaian Konflik Agraria Jangan Hanya Gertak Sambal0
- Putusan Sela MK dan Perintah Tidak Menerbitkan Peraturan Pelaksana yang Berkaitan UU KSDAHE0
- Bikin Ngeri, Polusi Plastik Ternyata Merusak Seluruh Sistem Bumi0
Pulang sekolah, Linus diperkenankan mengikuti kelas American History yang dapat membuatnya cepat lulus. Hal itu membuat Linus tidak qualify dalam pendidikan diplomanya. Namun sekolahnya di Washington High School di Portland memberikan gelar diploma 45 tahun kemudian. Gelar diploma itu diberikan setelah Linus memenangkan dua Nobel.
Tahun 1917 Linus masuk ke Oregon State University. Ia sangat aktif di kampusnya. Setelah tahun ke-2 jadwal perkuliahan Linus makin padat. Di sisi lain ia harus membantu ibunya memenuhi kebutuhan hidup. Maka ia pun memutuskan untuk bekerja membantu ibunya dan keluar dari kampus. Namun kampus menawarinya untuk mengajar kelas quanitatif analisis. Sehingga Linus tak perlu keluar dari kampus. Hal itu kemudian membantunya dapat lulus di unversitas.
Dua tahun terakhir sebelum kelulusannya, Linus lebih tertarik pada bidang struktur elektronik atom. Serta ikatan antar molekul yang dikerjakan oleh Gilbert N Lewis dan Irving Langmuir. Dia pun memutuskan untuk fokus pada sifat kimia dan fisika. Suatu senyawa berdasarkan struktur atom penyusunannya. Berkat ketekutannya itu Linus pun menjadi salah satu penemu dalam sains baru, yaitu kimia kuantum.
Tahun 1922, Linus lulus menjadi sarjana teknik kimia di Oregon State University. Ia pun melanjutkan kuliahnya di California Institute of Technology di Pasadena, California. Penelitiannya berhubungan dengan penggunaan difraksi sinar x untuk menentukan struktur Kristal.
Saat kuliah di institute itu, Linus juga menerbitkan tujuh makalah tentang struktur Kristal dari beberapa mineral. Ia berhasil meraih gelat Ph.D dalam bidang kimia, fisika dan matematika fisik. Tak tanggung-tanggung ia lulus dengan hasil cum laude pada 1925.
Tahun 1930 Linus mulai mempublikasikan makalahnya tentang ikatan kimia. Makalah itu menjadi awal penulisan buku teksnya yang terkenal dan dipublikasikan tahun 1939. Ketertarikan itu membuat Linus semakin memperdalam pengetahuannya dalam bidang kimia. Penelitiannya dalam bidang ikatan kimia dan aplikasinya dalam struktur senyawa yang kompleks berhasil memenangkan Nobel Kimia pada tahun 1954.
Penemuannya yang berkaitan dengan teori hibridasi bermula dari ikatan kovalen yang berhubungan dengan perbedaan keelektronegatifan yang kecila antara dua atom. Ikatan-ikatan diantara atom-atom tersebut adalah ikatan kovalen. Linus mengenalkan dua konsep utama berdasarkan mekanikan kuantum yaitu hibridasi orbital dan resonasi.
Temuan pentingnya yang lain di bidang kimia adalah struktur protein alpha-helix. Linus menemukan struktur ini saat ia tengah terbaring sakit karena terjangkit flu di Oxford, Inggris. Saat itu ia sedang menjadi professor tamu di Balliol College. Saat itu ia diharuskan dokter istirahat di tempat tidur karena flu. Linus pun membaca novel-novel detektif, tapi lama-lama ia bisan. Maka ia mulai memikirkan struktur protein.
Linus lalu mengsketsa rangkaian polypeptide di atas sehelai kertas. Ia kemudian melipatnya sepanjang garis-garis paralel dan kemudian berhasil menkonseptualisasi dua struktur, alpha-helix dan beta sheet. Temuan Linus yang ini tak dipublikasikan sampai tiga tahun. Barulah pada 1951 konsep itu dipublikasikan setelah ia yakin bahwa model yang ditemukannya benar.
Selain sebagai ilmuwan, Linus juga sangat aktif bergerak di bidang kemanusiaan. Setelah Perang Dunia II selesai, Linus bersama ilmuwan ternama lainnya, Albert Einstein kerap menyerukan untuk menghentikan tes nuklir di atas permukaan bumi.
Dari data-data sains dan statistik, Linus mengemukakan, radiasi elektromagnetik hasil ledakan bom nuklir membahayakan kesehatan banyak orang. Penyakit-penyakit seperti kanker dan kelainan genetic dapat disebabkan oleh radiasi ini.
Linus berhasil mengumpulkan 9000 tanda tangan dari ilmuwan berbagai negara untuk membuat petisi. Petisi itu lalu diserahkan ke PBB pada tahun 1958. Usaha itu lantas membuahkan hasil dengan kesepakatan pengurangan pengembangan senjata nuklir dikeluarkan. Berkat jasanya itu, institusi Nobel pun menganugerahkan penghargaan Nobel Perdamaian kepadanya.
Linus tutup usia pada 1994. Ia meninggal di peternakan miliknya yang berada di California akibat kanker prostat. Linus meninggalkan lebi hdari 400 ribu jurnal, karya ilmiah, artikel, model penelitian dan berbagai warisan ilmiah lain bagi dunia. Koleksi tulisan ilmiah Linus dinyatakan sebagai salah satu arsip ilmiah terbesar di abad modern. (hendri irawan)