- Peduli Kesehatan, Anggota Sevenist Club Periksa Gula Darah dan Gelar Seminar Kesehatan Jantung
- Kemenag Karanganyar Borong Juara di Ajang Penyuluh Agama Islam Award Jateng 2025
- Muhammad Sirod: Penundaan Tarif AS-China Jeda Strategis, Bukan Damai Permanen
- Taman Bumi Meratus dan Kebumen bukan Sekadar Warisan Alam dan Budaya
- AHY: Pembangunan Infrastruktur Perkuat Pertahanan Negara
- Anak Perusahaan Sinarmas Group Kembali Gusur Tanah Petani di Tebo
- Wamentan dan Rektor IPB Luncurkan Benih Paten! Produktivitas Capai 12 Ton Per Hektare
- Belantara Foundation: Strategi Terpadu Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Sebuah Keharusan
- SBY: Krisis Iklim dan Krisis Lingkungan Itu Nyata
- Kembangkan Energi Transisi, Pertamina Dorong Kesejahteraan 408 Petani di Desa Uma Palak
Program Desa Energi Berdikari Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa

CILACAP– Kondisi
cuaca dan banjir masih jadi tantangan bagi ketahanan pangan di Indonesia.
Sepanjang tahun 2023 saja, sebanyak 50.469 hektar sawah di 20 provinsi gagal
panen akibat banjir. BNPB sendiri mencatat terjadi 331 bencana banjir atau 44%
dari total kejadian bencana pada 2023.
Desa Mernek, Kecamatan Maos,
Kabupaten Cilacap tak luput dari tantangan gagal panen karena cuaca. Padahal
kawasan ini merupakan salah satu lumbung padi tumpuan swasembada pangan,
khususnya di Kabupaten Cilacap. Meliputi luas lahan sawah sebesar 293,4 hektar
(Ha).
"Bersama mitra, kami mulai
memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi pangan. Dengan konsep
pertanian organik berbasis pemanfaatan inovasi teknologi tepat guna dan energi
baru terbarukan atau EBT," ujar Kepala Desa Mernek, Bustanul Arifin.
Baca Lainnya :
- Petani Bahagia, Harga Gabah Rp6.500/Kg Dorong Produktivitas dan TIngkatkan Pendapatan0
- KKP: Perpres 6/2025 Prioritaskan Pembudidaya Ikan Skala Kecil Jadi Penerima Pupuk Subsidi 0
- Anggota ASPAI Se-Indonesia Uji Kompetensi Budidaya Anggur0
- DWP Kemenkop dan LPDB Gelar Sosialisasi Perkoperasian dan Akses Pembiayaan Dana Bergulir di Cirebon0
- Bersama Menteri PU, Mendes Akan Tuntaskan Jalan Rusak di Desa-Desa Tertinggal0
Untuk mengatasi masalah musim
penghujan yang tidak menentu, kelompok tani Desa Mernek bersinergi dengan
Pertamina, menerapkan sistem pengering padi Rotary Dryer (Pinky Rudal). Inovasi
dari Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Maos itu,
mengeringkan gabah dengan alat berbahan bakar gas dan listrik dari panel surya,
sehingga petani tak lagi bergantung pada sinar matahari.
“Saat ini lebih dari 2.154 petani
desa melalui Bumdes dan kelompok tani, telah terlibat aktif mengelola dan
mengoperasikan alat pengering padi Rotary Dryer. Petani menerapkan iuran untuk
bahan bakar Bright Gas dan biaya perawatan," jelas Bustanul.
VP Corporate Communication PT
Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Desa Mernek merupakan
bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB) yang digagas Pertamina bersama
masyarakat. Saat ini terdapat 172 DEB yang tersebar di Indonesia. Sebanyak 31
desa diantaranya mengusung tema ketahanan pangan, termasuk program Desa Mernek
Jenek.
"Desa Mernek menjadi salah
satu DEB yang telah sukses menjalankan energi transisi dan memberi manfaat bagi
kelestarian lingkungan hingga memajukan perekonomian desa," jelas
Fadjar.
Program DEB, lanjut Fadjar,
menjadi salah satu inovasi Pertamina dalam melestarikan bumi. DEB memanfaatkan
EBT dari matahari, angin dan biogas untuk memberdayakan masyarakat desa,
sehingga sekaligus berdampak pada perbaikan taraf ekonomi masyarakat, peningkatan
pemberdayaan warga dan pengurangan emisi karbon.
Upaya warga Mernek, membuahkan
hasil manis. Kini mereka mampu menyuplai 120 ton hasil pertanian kepada
distributor pangan. Penerapan alat yang ditenagai pembangkit listrik tenaga
surya (PLTS) dan gas, berhasil meningkatkan kualitas panen serta menaikkan harga
gabah sebesar Rp 200.000 – Rp 300.000 per ton.
Tak hanya itu, juga memberdayakan
ibu-ibu untuk produktif. “Kami menanam sayuran dengan metode hidroponik, yang
memanfaatkan PLTS. Memanfaatan pekarangan rumah untuk menghasilkan sayur
organik yang kami jual untuk menambah penghasilan," ujar Ketua KWT Mewah,
Apriliyanti.
Kawasan pertanian Mernek Jenek
saat ini juga dikembangkan menjadi Kawasan Wisata (Kawista) edukasi dan
implementasi pertanian. Dengan konsep one-stop farming, menawarkan wisata
edukatif, adaptif, dan menarik bagi generasi muda. Pengunjung bisa belajar cara
menanam padi organik, menanam melon secara hidroponik, membudidayakan kambing,
dan mengimplementasikan teknologi tepat guna.
Bustanul menegaskan bahwa sinergi
dengan berbagai pihak, termasuk Pertamina, telah membawa perubahan nyata dalam
lima tahun terakhir. “Kami punya prinsip untuk selalu bersinergi tanpa batas,
termasuk dengan Pertamina. Alhamdulillah sampai saat ini sudah berjalan lima
tahun dengan dukungan banyak pihak,” ungkapnya.
Program DEB dengan kolaborasi
teknologi tepat guna, juga berkontribusi nyata dalam pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Diantaranya TPB 7 (Energi Bersih), TPB 2
(Tanpa Kelaparan), dan TPB 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Pertamina sebagai perusahaan
pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero
Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung
pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut
sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di
seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
