- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
Sisa Stok Garam Jadi Rebutan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kelangkaan garam konsumsi membuat sisa stok garam yang ada menjadi rebutan. Sekretaris PT Garam Hartono mengatakan, karena menjadi rebutan harga garam melambung tinggi ke kisaran Rp 1,3-1,5 juta per ton.
Padahal, dalam kondisi normal harga garam konsumsi hanya Rp 500-600 ribu per ton. "Stok garam sudah bisa dibilang habis. Tinggal sisa sedikit dari stok tahun 2015-2016, itu pun dengan harga yang berbeda tiap jamnya dan jadi rebutan," ujar Hartono, saat dihubungi Republika, Selasa (7/3).
Namun begitu, ia tak bisa memprediksi sampai kapan stok tersebut dapat mencukupi kebutuhan nasional. Sebab, ketersediaan stok di tiap daerah berbeda. Kalaupun ada pabrik garam yang berhasil mendapat bahan baku, sambung Hartono, tujuan utamanya hanya untuk membuat mesin tetap beroperasi agar tidak rusak.
PT Garam sendiri telah mendapat rekomendasi untuk mengimpor garam sebanyak 75 ribu ton. Hartono memaparkan, sebanyak 20 ribu ton garam akan didatangkan dari India dan 55 ribu ton lainnya dari Australia.
Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, pihaknya telah menerima surat rekomendasi impor garam dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Namun begitu, Oke mengaku belum mengeluarkan izin impor untuk PT. Garam. "Belum keluar, kita baru terima usulannya. Tapi akan segera keluar," ujarnya.
Pada prinsipnya, Oke mengatakan, izin untuk impor akan dikeluarkan berdasarkan rekomendasi dari kementerian terkait.
sumber : republika.co.id
