- Anggota ASPAI Se-Indonesia Uji Kompetensi Budidaya Anggur
- Mengintip Cara Anak Mengakrabi Kaki Seribu di Pemakaman
- 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer (1925-2025): Petani dan Biografi
- Pagar
- Mau Kuliah Gratis? Beasiswa Bank Indonesia 2025 Telah Dibuka, Ini Syaratnya!
- Air Terjun Weekacura, Hidden Gem di Sumba yang Punya Pesona Memanjakan Mata
- DWP Kemenkop dan LPDB Gelar Sosialisasi Perkoperasian dan Akses Pembiayaan Dana Bergulir di Cirebon
- Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan
- Patrick Pantera Negra Kluivert dan Memori Stadion Ernst Happel
- Pangan, Gizi dan Harapan
Tak Ada Impor Pangan 2025, Mendes: Peluang Besar Untuk Kemajuan Desa
.jpg)
BADUNG - Menteri Desa dan Pembangunan
Daerah Tertinggal Yandri Susanto menyebut komitmen pemerintah untuk tidak impor
beras, jagung, gula, dan garam mulai Januari 2025 adalah peluang besar yang
harus dimanfaatkan dalam memajukan desa. Sebab desa bisa memanfaatkan
potensinya untuk menyediakan kebutuhan pangan tersebut yang manfaatnya dalam
meningkatnya kesejahteraan warga, tentu dengan menggunakan dana desa.
"Ini peluang bagi para petani termasuk di Bali apakah
di Jembrana, Gianyar, Badung, Karangasem, dan semuanya. Di kampung kita pacu
desa swasembada pangan dengan desa tematik. Boleh dibuat desa padi, desa cabai,
desa ikan nila, desa telur boleh. Lihat potensi yang ada di desa jangan ubah
yang ada," paparnya saat kunjungan kerja ke Desa Bongkasa Pertiwi
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, Sabtu (11/1/2025).
Dalam kesempatan tersebut Mendes Yandri menyampaikan
regulasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah
Tertinggal Nomor 2 Tahun 2024 tentang Petunjuk Operasional Atas Fokus
Penggunaan Dana Desa 2025. Bahwa desa harus memanfaatkan sekurang-kurangnya 20
persen dari total pagu dana desa untuk melaksanakan program ketahanan pangan,
salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Lainnya :
- Jamkrindo dan Ikopin Bakal Dikembalikan Menjadi BLU Kemenkop0
- Sensasi Wisata Sambil Belajar di SFV Eduwisata Bitung0
- Dari Kearifan Lokal Menuju Panggung Dunia0
- Wamentan Dorong Optimasi Lahan Rawa 106.000 Ha dan 150.000 Ha Cetak Sawah Baru di Sumsel0
- Produksi Padi Diyakini Meningkat, Wamentan Tekankan Bulog Serap Gabah Petani0
Dalam merealisasikan hal tersebut, desa diminta terlibat
langsung melalui BUMDes sehingga perputaran ekonomi terjadi secara cepat dan
tepat yang bermuara pada masyarakat desa. Dengan demikian maka dana desa bisa
dimanfaatkan sebagaimana tertuang dalam regulasi, salah satunya untuk
memastikan pertumbuhan ekonomi warga.
"Jangan sampai BUMDes tidak punya kegiatan ekonomi.
Kita berharap BUMDes bisa jadi tulang punggung ekonomi di desa untuk mengurangi
kemiskinan, mengurangi pengangguran, pemerataan ekonomi," ujar Mendes
Yandri.
Sekadar informasi, pembangunan desa merupakan ujung tombang
dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 sebagaimana Asta Cita ke-6 Presiden
Prabowo Subianto, membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi
dan pemberantasan kemiskinan. Oleh karena itu, Mendes Yandri mengajak seluruh
elemen mulai pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan desa untuk berpartisipasi
aktif dalam merealisasikannya.
Salah satu caranya dengan kunjungan yang dilakukan ke setiap
desa dalam rangka menilik langsung setiap kebutuhan dan potensi desa. Kunjungan
dilakukan ke desa mandiri yang mengalami kemajuan pesat sebagai percontohan
seperti Desa Bongkasa Pertiwi juga desa sangat tertinggal sehingga pada
akhirnya tidak ada satu pun desa yang terlambat untuk tumbuh.
Sejauh ini Desa Bongkasa Pertiwi telah melakukan tanam cabai
untuk ketahanan pangan nabati serta pembagian indukan babi. Pasalnya babi
termasuk komoditas besar di Bali yang manfaatnya sampai pada energi terbarukan
berupa biogas dari kotoran ternak tersebut.
