- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
- Kemandirian Pangan, Koperasi dan Seni, Sebuah Utopia?
Bupati Rembang Ingatkan Petani Waspadai Cuaca Ekstrem pada Musim Tanam I
.jpg)
REMBANG – Para petani diimbau untuk
meningkatkan kewaspadaannya, terhadap cuaca ekstrem yang diprediksi akan
terjadi pada musim ini. Hal itu disampaikan Bupati Rembang Abdul Hafidz, pada
tanam perdana padi di lahan sawah Desa Weton, Kecamatan Rembang, Rabu
(18/12/2024). M
enurutnya, cuaca ekstrem tahun ini diperkirakan masih
terjadi seperti tahun sebelumnya. Hal itu berdasarkan rilis Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang disampaikan saat rapat koordinasi
dengan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
“Cuaca ekstrem ini tentu berisiko, tidak hanya bagi
masyarakat umum, tetapi juga bagi nelayan dan sektor pertanian. Oleh karena
itu, Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) harus selalu memperbarui informasi
terkait kondisi cuaca,” ujar bupati.
Baca Lainnya :
- Totalitas Gestianus Sino Bertani di Atas Batu Karang0
- Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final dan Segera Diajukan ke Presiden0
- Sawah: Pekerjaan dan Pangan0
- Kebun dari Limbah Galon: Inovasi FTUI dengan Koperasi SAS di Desa Sukajaya0
- Sejarah Asal Mula dan Jenis Tanaman Cabai0
Disampaikan, cuaca ekstrem biasanya disertai curah hujan
tinggi, berpotensi menyebabkan banjir yang dapat merendam lahan pertanian
hingga beberapa hari, dan merusak tanaman padi.
“Jadi, cuaca ekstrem yang diperkirakan BMKG empat kali lipat
dari tahun sebelumnya harus diantisipasi oleh kelompok tani. Kita tidak boleh
meremehkan, tetapi perlu langkah ekstra untuk menghadapinya, terutama di
Kabupaten Rembang, bahkan di seluruh Jawa Tengah,” tegasnya.
Kepala Dintanpan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto
menjelaskan, petani perlu memastikan kondisi drainase tetap baik, agar lahan
tidak terendam banjir akibat curah hujan tinggi. “Pada musim ini, sebenarnya
pasokan air cukup tersedia. Namun, yang terpenting adalah pengelolaan drainase,
agar lahan tidak kebanjiran,” katanya.
Agus menyampaikan, total luas lahan pertanian yang akan
ditanami padi pada MT I mencapai 26.634 hektare. Hingga saat ini, sekitar 53
persen atau 14.161 hektare lahan telah ditanami.
“Kami targetkan semua lahan sudah tertanami pada Januari
mendatang. Dengan demikian, akan ada waktu yang cukup untuk proses walik dami.
Semakin cepat padi ditanam, semakin besar peluang untuk memulai musim tanam
II,” jelasnya.
Ditambahkan, jika seluruh lahan seluas 26 ribuan hektare
tertanami dan walik dami mencapai 60 persen, pihaknya optimistis luas tanam
dapat mencapai 40 ribuan hektare. “Ini sudah cukup bagus untuk Kabupaten
Rembang,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, juga diserahkan berbagai jenis bantuan
alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani. Bantuan tersebut
diberikan kepada petani sebagai bagian dari komitmen pemerintah, dalam
mendorong modernisasi pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani, dan
mendukung program swasembada pangan. (mifta rembang)
