- Anggota ASPAI Se-Indonesia Uji Kompetensi Budidaya Anggur
- Mengintip Cara Anak Mengakrabi Kaki Seribu di Pemakaman
- 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer (1925-2025): Petani dan Biografi
- Pagar
- Mau Kuliah Gratis? Beasiswa Bank Indonesia 2025 Telah Dibuka, Ini Syaratnya!
- Air Terjun Weekacura, Hidden Gem di Sumba yang Punya Pesona Memanjakan Mata
- DWP Kemenkop dan LPDB Gelar Sosialisasi Perkoperasian dan Akses Pembiayaan Dana Bergulir di Cirebon
- Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan
- Patrick Pantera Negra Kluivert dan Memori Stadion Ernst Happel
- Pangan, Gizi dan Harapan
Gebrakan 100 Hari, Presiden Prabowo Resmikan 37 Proyek Ketenagalistrikan Nasional
.jpg)
JAKARTA – Pemerintahan baru di bawah
kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto tancap gas mempersiapkan pembangunan
untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi nasional 8%. Tidak tanggung-tanggung,
dalam 100 hari masa pemerintahannya, diresmikan 37 proyek ketenagalistrikan
terdiri dari pembangkit, transmisi, dan gardu induk di 18 provinsi, pada Senin
(20/01) di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Sumedang, Jawa Barat.
Langkah inipun tercatat sebagai peresmian proyek ketenagalistrikan terbesar di
dunia.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya penguatan sektor
ketenagalistrikan sebagai bagian dari swasembada energi demi kesejahteraan
rakyat. Pembangkit-pembangkit baru berkapasitas total 3.222,75 MW dan telah
beroperasi ini menjadi sumber pasokan kelistrikan untuk memenuhi kebutuhan
industri dan melistriki kawasan pembangunan baru, termasuk wilayah-wilayah
terpencil.
“Kita ingin menjadi negara modern, negara maju. Kita ingin
meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Kita ingin menghilangkan
kemiskinan dari bumi Indonesia. Untuk itu kita butuh untuk menjadi negara
industri,” ungkap Prabowo.
Baca Lainnya :
- Tarif Listrik TW I 2025 Tetap, PLN Pastikan Keandalan Listrik bagi Masyarakat Tetap Prioritas0
- Libur Nataru 2025: Pertamina NRE Jamin Pasokan Energi Ramah Lingkungan0
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina0
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung0
- Ilmuwan Produksi Baterai Berlian Karbon-14 Pertama di Dunia, Masa Pakai Ribuan Tahun0
Prabowo juga menyampaikan pentingnya pemanfaatan potensi EBT
guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Dia yakin bahwa ketersediaan
pasokan listrik yang andal, bersih, dan terjangkau membuat industri akan
semakin tumbuh subur dan investasi akan mengalir ke Indonesia.
“Bangsa kita harus melakukan transformasi ke arah
hilirisasi, ke arah industrialisasi secara besar-besaran. Kita akan mulai
puluhan proyek-proyek besar tahun ini juga dengan kekuatan bangsa Indonesia
sendiri,” jelas Prabowo.
Prabowo menambahkan, “Kita harus menjadi negara yang bisa
mengolah sumber daya alam kita menjadi barang jadi, menjadi barang industri.
Untuk itu, energi sangat vital.”
Dia juga menegaskan bahwa Indonesia memulai puluhan
proyek-proyek besar tahun ini juga dengan kekuatan bangsa Indonesia sendiri.
Presiden Prabowo optimistis target 8% akan tercapai melalui percepatan
industrialisasi dan hilirisasi.
“Dengan kemampuan kita, kita akan menuju ke swasembada
energi dalam waktu yang tidak lama,” terang Prabowo.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pengembangan infrastruktur
ketenagalistrikan secara masif adalah kunci kesiapan pertumbuhan ekonomi 8%.
Peresmian proyek ketenagalistrikan ini menjadi langkah nyata Pemerintah untuk
mencapai target tersebut.
“Dari 37 proyek tersebut, nilai investasinya Rp72 triliun.
(Ini) dalam rangka menerjemahkan kebijakan Bapak Presiden untuk kita menyiapkan
infrastruktur listrik, mencapai pertumbuhan ekonomi kita di sekitar 8%,” ujar
Bahlil.
Selain itu, guna mencapai target 8%, Kementerian ESDM telah
menyiapkan rancangan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang tertuang
dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) ke depan. Bahlil juga
mengatakan pentingnya membangun transmisi untuk menyalurkan listrik dari
pembangkit-pembangkit EBT ke pusat-pusat demand. Ini dilakukan
supaya konsumsi listrik per kapita melompat menjadi 6.000 sampai 6.400 kWh per
kapita per tahun.
“Kita memang punya kekayaan sumber daya alam untuk
pembangkit listrik tenaga matahari, air, angin, maupun yang lain-lain. Tapi
problem kita sekarang adalah jaringan yang dulu dipasang tidak didesain untuk
menjemput tempat-tempat di mana kita membangun pembangkit EBT. Karena itu kita
mendorong untuk membangun jaringan ke depan, kurang lebih sekitar 8.000
kilometer,” imbuhnya.
Keberadaan 37 proyek ketenagalistrikan yang baru diresmikan
ini juga akan meningkatkan keandalan dan kecukupan daya listrik saat ini serta
mengurangi konsumsi BBM secara signifikan.
Beberapa pembangkit seperti PLTA Jatigede 110 Megawatt (MW),
PLTA Asahan 3 174 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) IKN 50
Megawatt Alternating Current (MWac) akan menjadi tulang punggung kelistrikan di
wilayah masing-masing. Hal ini tentunya akan mendorong peningkatan investasi,
pembukaan lapangan kerja baru, dan tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat.
Sementara, 11 proyek transmisi dan gardu induk yang telah
beroperasi akan langsung memperkuat keandalan pasokan listrik dan mendukung
percepatan industrialisasi dan hilirisasi. Salah satunya adalah Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) GI Kolaka – PT Antam Pomala sepanjang
36,96 kilometer sirkuit (kms) dan GI 150 kV Kolaka Ext yang menyuplai listrik
ke industri pengolahan nikel.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo
menyatakan siap melaksanakan komitmen Pemerintah dan rencana usaha di sektor
ketenagalistrikan yang disusun oleh Kementerian ESDM.
“Kami di PLN terus membangun kapasitas SDM yang semakin
mumpuni, organisasi yang semakin lincah, serta kolaborasi yang semakin luas
dengan berbagai negara dan perusahaan nasional maupun multinasional. Sehingga
PLN sebagai pengelola sektor kelistrikan nasional menjadi semakin kuat,
keuangannya kian sehat, dan geraknya makin trengginas,” pungkas Darmawan.
Tiga puluh tujuh proyek strategis ketenagalistrikan yang
diresmikan oleh Presiden RI kali ini meliputi 26 pembangkit listrik dengan
total kapasitas 3.222,75 MW dan 11 jaringan transmisi dan gardu induk sepanjang
739,71 kms dengan kapasitas 1.740 Megavolt Ampere (MVA).
