- Kisah Gayatri, Istri Raja Pertama Majapahit, Nenek Hayam Wuruk
- Ini Sejumlah Lokasi Berburu Matahari Terbit sambil Wisata Kuliner
- KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Asal Malaysia di Selat Malaka
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
- Beras!
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan
- Tentang Sorgum dan Terigu
- Sebaran Kawasan Transmigrasi
- Pengembangan Tempat Wisata Religi di TN Ujung Kulon, Merangkai Sejarah dan Kelestarian Alam
Kementrans-Pandutani Indonesia Tandatangani MoU Sinergi Program Transformasi Transmigrasi

JAKARTA - Terobosan besar dilakukan Kementerian Transmigrasi (Kementrans) dan organisasi Pandutani Indonesia (Patani) dalam mengakselerasi perekonomian kawasan transmigrasi di Indonesia. Kesepahaman bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara kedua belah pihak resmi terjalin usai penandatangan naskah MoU, di Kantor Kementrans di Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Penandatanganan MoU tentang Sinergi Program Transformasi Transmigrasi Dalam Mendukung Kemandirian Pangan dan Energi itu disaksikan langsung Menteri Transmigrasi, M Iftitah Sulaiman Suryanegara. MoU ditandatangani Ketua Umum Pandutani, Sarjan Tahir dan Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kementrans Sigit Mustofa Nurudin.
Dalam acara tersebut, dari pihak Kementrans juga hadir Danton Ginting Munthe (Sekretaris Jenderal Kementrans), Raden Muhammad Zulkipli (Tenaga Ahli), serta para direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi.
Sementara dari Pandutani, ikut hadir Andi Yazi (Sekjen), Marsda TNI Purn M Harpin Ondeh (Koordinator Patani Wil Indonesia Timur), Nana Riwayatie (Koordinator Patani Wil Jawa), Julia Pupella (Koordinator Patani Wil Sulawesi, Hadidjah Samad (Koordinator Patani Wil Sulsel), Dr Ihsan (Koordinator Teknis), Djoko Nugroho (Koordinator Patani Wil Sumatera dan Kalimantan), Nata Martinus (Koordinator Karbon), Hendri Irawan (Koordinator Media Patani), dan Anggun Pratiwi (Staf Sekretariat Patani).
Adapun ruang lingkup MoU yakni pertukaran dan pemanfaatan dan/atau informasi dalam mendukung program transformasi transmigrasi. Lalu, penyelenggaraan kegiatan koordinatif dan sosialisasi skala lokal dalam mendukung program transformasi transmigrasi serta dukungan komunikasi publik dan penguatan partisipasi masyarakat secara berkeadilan.
Kemudian dukungan percepatan pembangunan dan pengembangan program transformasi transmigrasi meliputi kegiatan pertanian, perindustrian, dan infrastruktur pertanian yang berkelanjutan. Terakhir, kegiatan lain yang disepakati para pihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
"Sejak awal berdiri pada 17 Agustus 2008, Pandutani Indonesia ini memang fokus pada pemberdayaan petani, nelayan dan para pelaku UMKM. Bagaimana caranya memerdekakan petani, hingga ekonominya maju dan sejahtera. Pandutani juga berupaya menghadirkan pertanian berkelanjutan, salah satunya penanganan emisi karbon yang bisa diterapkan di kawasan transmigrasi," ujar Ketua Umum Pandutani Indonesia, Sarjan Tahir.
Setali tiga uang, Mentrans M Iftitah Sulaiman Suryanegara juga sepakat bahwa petani harus merdeka. Untuk itulah, kata Iftitah, program transmigrasi harus bertransformasi, tidak hanya sebatas memindahkan penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya di Indonesia.
"Dalam konteks program transformasi transmigrasi warga transmigran untuk berkolaborasi dengan para stakeholders, tidak lagi bergantung sepenuhnya dengan pembiayaan dari pemerintah," ujar Iftitah dalam sambutannya.
"Kita minta Pandutani untuk membantu menyiapkan para transmigran, bagaimana nantinya bersama membangun kawasan ekonomi yang terintegrasi. Warga trasmigran bisa mandiri, lebih berkarakter dan bertanggungjawab," sambung Iftitah.
Dalam kesempatan tersebut, Iftitah juga sempat menyinggung program Transmigran Patriot yang saat ini tengah dimatangkan konsepnya oleh Kementrans bersama pihak terkait lainnya. "Program ini bertujuan melibatkan generasi muda untuk mengelola dan mengembangkan kawasan transmigrasi. Program ini tidak hanya menyasar anak-anak warga transmigran, tetapi juga yang memiliki semangat bela negara untuk membangun Indonesia," tuturnya.
“Sebelum kami siapkan mentalnya, intelektualnya, dan fisiknya melalui Program Beasiswa Patriot, anak-anak muda akan kami seleksi dahulu. Seperti yang memiliki karakter patriot, yakni orang-orang yang berani dan rela berkorban untuk bangsa dan negara,” ucap Iftitah.
Diketahui, Kementrans dan LPDP berencana meluncurkan Program Beasiswa Patriot pada 2025 sebagai bagian dari Program Transmigrasi Patriot. Program ini ditujukan untuk generasi muda dengan minat di bidang science, technology, engineering, and mathematics (STEM).
Dilansir dari Antara, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro siap mendukung beasiswa LPDP Patriot. “Ini cita-cita yang mulia, kami siap dukung,” kata Satryo pada Minggu (19/1/2025).
Setelah lulus seleksi, penerima Beasiswa Patriot menjalani pendidikan dasar militer selama 1,5 bulan dan pelatihan sebagai tentara cadangan. Setelah itu, ditempatkan di kawasan transmigrasi selama 3 bulan untuk tinggal bersama keluarga asuh.
Beasiswa ini mencakup jenjang S1, S2, dan S3 di bidang STEM, dengan pilihan universitas ternama atau kursus singkat. Setelah selesai studi, peserta ditempatkan kembali di kawasan transmigrasi selama 10 tahun, dengan sanksi jika melarikan diri. (hendri irawan)
