- Anggota ASPAI Se-Indonesia Uji Kompetensi Budidaya Anggur
- Mengintip Cara Anak Mengakrabi Kaki Seribu di Pemakaman
- 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer (1925-2025): Petani dan Biografi
- Pagar
- Mau Kuliah Gratis? Beasiswa Bank Indonesia 2025 Telah Dibuka, Ini Syaratnya!
- Air Terjun Weekacura, Hidden Gem di Sumba yang Punya Pesona Memanjakan Mata
- DWP Kemenkop dan LPDB Gelar Sosialisasi Perkoperasian dan Akses Pembiayaan Dana Bergulir di Cirebon
- Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan
- Patrick Pantera Negra Kluivert dan Memori Stadion Ernst Happel
- Pangan, Gizi dan Harapan
Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan
1.jpg)
DALAM upaya mewujudkan swasembada
pangan nasional, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, yang akrab
disapa Mas Dar, menyampaikan kabar positif terkait terpenuhinya empat komponen
utama pendukung peningkatan produksi padi dan jagung. Komponen tersebut mencakup
ketersediaan benih unggul, anggaran normalisasi irigasi, pupuk subsidi, dan
penyerapan gabah oleh Bulog.
Namun, di balik optimisme tersebut, tantangan besar tetap
membayangi, khususnya terkait peran Bulog dalam menyerap gabah sesuai Harga
Pembelian Pemerintah (HPP). Dalam rapat koordinasi Kemenko Bidang Pangan yang
digelar di Aula Teuku Rizal Nordin, Kota Medan, Sumatera Utara, pada Selasa
(21/1/2025), Mas Dar menekankan pentingnya pendekatan kolektif untuk memastikan
target tersebut tercapai.
“Yang keempat, yang paling krusial adalah bagaimana Presiden
Prabowo sudah memutuskan HPP. Berdasarkan pantauan kami setiap hari dan laporan
dari sejumlah daerah, termasuk dari Sumatera Utara, untuk harga pembelian HPP
padi masih banyak yang di bawah HPP. Tentu saja ada banyak faktor, karena itu
kami mengusulkan untuk serapan beras dan jagung di bulan-bulan ini dilakukan
dengan cara keroyokan,” ujar Mas Dar dengan penuh semangat.
Baca Lainnya :
- Wamentan: Bulog Wajib Serap 3 Juta Ton Beras Petani0
- KKP Segel 453 Ton Bahan Baku Pakan Ikan dari Luar Negeri0
- Hentikan Penggusuran Wilayah Adat Nanghale dan Operasi Ilegal PT Krisrama0
- Referensi Daftar SNBP 2025, Ini 5 PTN dengan Jurusan Akuntansi Terbaik0
- Pandutani Jajaki Kerja Sama dengan Perusahaan Eskavator Terbesar Asal China, PT Sany Perkasa0
Fondasi yang Kian Kokoh
Salah satu kabar baik yang disampaikan oleh Wamentan adalah
lonjakan signifikan dalam ketersediaan pupuk subsidi, dari sebelumnya 4,5 juta
ton menjadi 9,5 juta ton. Hal ini diyakini akan menjadi salah satu fondasi
utama dalam mendukung produktivitas petani di seluruh Indonesia. Pemerintah
juga telah menyederhanakan mekanisme distribusi pupuk. Kini, PT Pupuk Indonesia
langsung mendistribusikan pupuk ke kelompok tani atau pengecer, meminimalkan
hambatan birokrasi yang sebelumnya kerap memperlambat proses.
“Kami ingin sampaikan bahwa biasanya daftar penerima pupuk
subsidi baru kita berikan bulan April karena proses mengular. Berkat arahan
Bapak Presiden dan juga Pak Menko, daftar itu sudah kita serahkan di bulan
Desember, sehingga Bulan Januari bisa langsung ditebus,” jelas Mas Dar.
Selain pupuk, irigasi menjadi fokus penting lainnya.
Pemerintah pusat telah menunjukkan komitmennya untuk mempercepat pembangunan
dan normalisasi irigasi di daerah-daerah. Wamentan mengimbau pemerintah daerah
untuk segera mengajukan usulan terkait irigasi agar dapat direalisasikan lebih
cepat.
“Pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk ikut membantu
membangun irigasi di setiap daerah. Karena itu, saya minta usulan daerah
dipercepat karena Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian akan
membereskan semua,” tegasnya.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
lahan pertanian, terutama di daerah-daerah yang selama ini mengalami kendala
irigasi. Dengan dukungan yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah,
para petani dapat menikmati infrastruktur yang lebih baik dan mendukung
keberlanjutan hasil panen.
Optimisme Menuju Swasembada Pangan
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Kerangka
Sampel Area (KSA), produksi padi dan jagung pada periode Maret hingga April
2025 diprediksi melimpah. Produksi padi diperkirakan mencapai 9 juta ton pada
Maret dan 9,5 juta ton pada April. Angka ini menunjukkan prospek cerah bagi
ketersediaan pangan nasional, dengan syarat penyerapan gabah oleh Bulog
berjalan sesuai rencana.
Mas Dar menekankan pentingnya peran aktif Bulog dalam
beberapa bulan ke depan. “Lagi-lagi ini kita harus kroyokan. Karena KSA BPS
memprediksi produksi Maret 9 juta, April 9,5 juta. Ini Bulog harus punya peran
yang sangat besar. Daya ungkitnya harus besar dengan membeli gabah sesuai HPP.
Jangan sampai kita habis diskusi tapi kita habis waktu di sini. Ingat, menurut
hitungan kami, swasembada ditentukan di tiga bulan ke depan,” tuturnya.
Meski produksi diprediksi melimpah, tantangan tetap ada,
terutama terkait harga pembelian gabah yang di beberapa daerah masih di bawah
HPP. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk distribusi yang tidak
merata dan dinamika pasar lokal. Oleh karena itu, Mas Dar mendorong pendekatan
kolektif dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat,
pemerintah daerah, Bulog, dan para petani.
Pendekatan ini diharapkan mampu menciptakan stabilitas harga
dan memastikan bahwa petani mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil panen
mereka. Dengan demikian, keberlanjutan produksi pangan dapat terjaga.
Langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah, mulai
dari peningkatan ketersediaan pupuk hingga percepatan pembangunan irigasi,
menjadi sinyal positif bagi masa depan pertanian Indonesia. Dukungan ini tidak
hanya memberikan manfaat langsung bagi petani, tetapi juga memastikan ketahanan
pangan nasional yang berkelanjutan.
Namun, keberhasilan ini membutuhkan kolaborasi dan komitmen
dari semua pihak. Sebagaimana yang disampaikan oleh Mas Dar, swasembada pangan
adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan kerja keras dan sinergi yang
kuat. Dengan optimisme yang tinggi dan langkah strategis yang tepat, cita-cita
swasembada pangan bukanlah mimpi yang sulit diwujudkan. (Penulis: Ismadi
Amrin, Redaktur: Taofiq Rauf, Sumber: Indonesia.go.id)
