Mengintip Cara Anak Mengakrabi Kaki Seribu di Pemakaman

By PorosBumi 04 Feb 2025, 08:50:25 WIB Humaniora
Mengintip Cara Anak Mengakrabi Kaki Seribu di Pemakaman

JAKARTA - Bertempat di Ruang Terbuka Hijau (RTH) pusat Jakarta, Fatih, Umar dan Fawaz berkegiatan di makam. Loh kenapa Makam? Karena makam juga sebagai salah satu bentuk RTH yang memenuhi kriteria jika dinilai dari vegetasi karena memiliki berbagai jenis pohon.

Makam juga memiliki fungsi ekologis yang berperan menyerap air hujan, sebagai habitat beberapa satwa liar seperti burung, ular, kodok, biawak dan beberapa yang lainnya. Yang tak kalah penting makam memiliki fungsi sosial dan budaya yang unik sehingga manfaatnya perlu dipikirkan lagi untuk konteks yang lebih luas.

Misal saja, tiga orang anak yang disebutkan di atas tadi mulai dikenalkan dengan lingkungan terkecil, mereka belajar dari serangga, fungsi tanah serta beberapa fauna yang berfungsi sebagai pengurai. Sebut saja, kaki seribu atau dikenal dengan keluwing adalah salah satu hewan kebun yang kehadirannya cukup meresahkan bahkan menakutkan untuk anak dan orang dewasa.

Baca Lainnya :

Banyak yang merinding atau pun geli jika mendekati hewan ini. Orang juga merasa takut jika bertemu dengan kaki seribu karena bentuk fisik dari hewan ini menyerupai kelabang. Dan, tentu saja anggapan tersebut tidak benar. Umar, Fatih dan Fawas pertama-tama memang merasa takut, namun ketika diberikan media tambahan kaki seribu justru dianggapnya sebagai sahabat.

Kaki seribu tidak sama dengan kelabang. Hewan ini juga tidak memiliki racun yang berbahaya bahkan cenderung pemalu. Kalau kita sentuh sedikit saja, maka kaki seribu akan melingkarkan tubuhnya sebagai tanda perlindungan diri, hewan ini memiliki bau khas yang ternyata justru untuk melindungi diri dari yang ingin mengganggunya.

Ulat kaki seribu memiliki banyak telur dan larva yang sudah siap untuk kembali menyerbu perkebunan Anda. Bahkan pada beberapa kasus, ulat kaki seribu dewasa akan masuk ke dalam rumah. Banyak ditemui di rumah yang memiliki halaman dengan tanah cukup sebagai tempat berkembang biaknya ulat ini.

Tak terasa hari sudah sore, Umar, Fawas dan Fatih tanpa sadar dalam bermain terkandung pelajaran yang bisa dibagi kepada teman dan keluarganya di rumah. (fadlik al iman)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment