- Pandutani Jajaki Kerja Sama dengan Perusahaan Eskavator Terbesar Asal China, PT Sany Perkasa
- JPO I Gusti Ngurah Rai Meningkatkan Kenyamanan Penumpang dan Aksesbilitas Bandara
- Menko AHY Dorong Digitalisasi dan Optimasi Bandara
- Menkop Resmikan Destinasi Wisata Bukit Manik Indonesia di Bogor
- Kemenkop Siap Fasilitasi Gakoptindo Jalin Kerja Sama dengan BGN Untuk Masuk Program MBG
- Mendes: Tidak Boleh Kurang, 20 Persen Dana Desa Digunakan Untuk Ketahanan Pangan
- Kejar Swasembada Pangan, Mentan dan Kapolri Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektare di 19 Provinsi
- Laporan Konflik Agraria Sepanjang 2024
- BRIN dan IRD Prancis Teliti Dampak Perikanan Rumpon Tuna Sirip Kuning
- Rekor Baru Bitcoin: Imbas dari Pelantikan Donald Trump?
Menteri PU Tinjau Lokasi Percontohan Penerapan Irigasi Padi Hemat Air di Cirebon
CIREBON - Menteri Pekerjaan Umum (PU)
Dody Hanggodo meninjau lokasi percontohan penerapan Irigasi Padi Hemat Air
(IPHA) di Daerah Irigasi (D.I) Rentang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu
(4/1/2025).
Menurut Menteri Dody, mengatakan penerapan IPHA seluas
85.867 ha di D.I Rentang sejak tahun lalu ini bisa dibilang proyek percontohan
yang sukses. Setelahnya juga akan dilanjutkan penerapannya di D.I Kamun seluas
sekitar 2.000 ha yang saat ini masih dalam tahap sosialisasi.
"Bedanya pada cara tanam, pemakaian air berkurang tapi
yang produksi gabahnya bisa naik 2 ton. IPHA rencananya diterapkan di seluruh
Indonesia karena ini salah satu solusi bahwa hemat air pun bisa maksimal
hasilnya, insya allah saya yakin bisa," katanya.
Baca Lainnya :
- Sambut Libur Nataru, Menteri PU Tinjau Jalan Tol Fungsional Gending-Krasaan0
- Dampingi Presiden Resmikan Flyover Madukoro, AHY: Pembangunan Infrastruktur Tingkatkan Konektivitas0
- Kemitraan Indonesia-Jepang Perkuat Kerja Sama Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan0
- Menteri PU: Infrastruktur Sumber Daya Air Siap Dukung Program Swasembada Pangan0
- Hutama Karya Terapkan AI Untuk Perencanaan Jalan Tol Trans Sumatera Yang Cepat, Tepat, Dan Efisien0
Metode IPHA adalah teknik budidaya padi dengan sistem
pengelolaan tanaman, air dan tanah. Tujuannya untuk meningkatkan penggunaan air
yang efektif, efisien dan
proporsional, meningkatkan luas areal pertanaman (IP)
terutama saat musim kemarau, serta meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
"Keunggulannya pemakaian air lebih hemat kurang lebih
30%, hemat biaya hanya butuh benih 10 kg/ha, dan hemat waktu panennya lebih
cepat karena ditanam bibit muda. Hasilnya terbukti dapat meningkatkan produksi
hingga mencapai 11 ton/ha," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob
Arthur Lombogia.
Dengan adanya penghematan air, maka suplai air yang tersisa
dapat dipakai ke areal lain pada musim kemarau sehingga dapat meningkatkan IP
hingga 30%.
Sunaryo, salah satu petani, juga menyampaikan penerapan
metode IPHA selama satu tahun atau dua kali musim tanam ini memberikan
peningkatan hasil panen yang signifikan.
"Alhamdulillah ada peningkatan setelah IPHA sebelumnya
8,4 ton/ha menjadi 9,8-10,5 ton/ha," katanya. Turut hadir Direktur
Irigasi dan Rawa Bastari dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk
Cisanggarung Dwi Agus Kuncoro. (Yul)