Muhammad Sirod: Penundaan Tarif AS-China Jeda Strategis, Bukan Damai Permanen

By PorosBumi 15 Mei 2025, 10:28:53 WIB Neraca
Muhammad Sirod: Penundaan Tarif AS-China Jeda Strategis, Bukan Damai Permanen

JAKARTA – Dalam wawancara khusus bersama Elshita Radio pada 13 Mei 2025, fungsionaris Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Muhammad Sirod, memberikan pandangan strategisnya terkait keputusan Amerika Serikat dan Tiongkok untuk menurunkan tarif impor dalam masa jeda 90 hari.

Sirod menilai bahwa langkah kedua negara adidaya tersebut merupakan bentuk kalkulasi ulang dalam menghadapi situasi geopolitik dan ekonomi global yang semakin kompleks. Ia menyebut kesepakatan itu sebagai “jeda nafas”, bukan solusi jangka panjang.

“Kalau dipaksakan terus, keduanya akan saling menjadi arang. Ini adalah jeda yang dibutuhkan untuk menghindari eskalasi lebih besar,” ujar Sirod dalam sesi wawancara yang disiarkan secara nasional.

Baca Lainnya :

Dalam penjelasannya, ia menyoroti bagaimana Amerika mulai merestrukturisasi posisi globalnya, dari peran sebagai ‘polisi dunia’ menuju peran yang lebih realistis dan pragmatis, termasuk dengan mulai melakukan diplomasi terbuka ke Timur Tengah.

Terkait dampaknya terhadap Indonesia, Sirod menyampaikan bahwa kondisi ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat posisi dalam rantai pasok global, meningkatkan nilai tambah produk ekspor, dan membangun hubungan bilateral yang adaptif dengan mitra strategis.

Ia juga menilai bahwa respon pemerintah Indonesia, khususnya melalui strategi dagang Presiden Prabowo dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, cukup adaptif dan cerdas dalam menghadapi gejolak tersebut.

“Indonesia jangan hanya menunggu. Momentum ini bisa dimanfaatkan untuk memperkuat industri dalam negeri, terutama di sektor kendaraan listrik, nikel, dan pangan,” tambahnya.

Dalam wawancara tersebut, Sirod juga menyinggung risiko global lain, termasuk konflik India-Pakistan dan ketegangan Timur Tengah, yang menurutnya berkelindan dengan dinamika perang dagang AS-China.

Di akhir sesi, Sirod menegaskan pentingnya kesadaran kolektif nasional. “Kita harus cerdas membaca situasi global, tapi juga waspada. Ekonomi mikro dalam negeri juga sedang butuh penanganan serius.”

Pandangan Sirod mencerminkan peran aktif kalangan dunia usaha dalam merespons dinamika internasional yang mempengaruhi ekonomi nasional. Ia menutup sesi wawancara dengan harapan agar pemerintah dan pelaku usaha dapat bersinergi membangun ketahanan ekonomi Indonesia secara sistemik dan berkelanjutan.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment