- Pandutani Jajaki Kerja Sama dengan Perusahaan Eskavator Terbesar Asal China, PT Sany Perkasa
- JPO I Gusti Ngurah Rai Meningkatkan Kenyamanan Penumpang dan Aksesbilitas Bandara
- Menko AHY Dorong Digitalisasi dan Optimasi Bandara
- Menkop Resmikan Destinasi Wisata Bukit Manik Indonesia di Bogor
- Kemenkop Siap Fasilitasi Gakoptindo Jalin Kerja Sama dengan BGN Untuk Masuk Program MBG
- Mendes: Tidak Boleh Kurang, 20 Persen Dana Desa Digunakan Untuk Ketahanan Pangan
- Kejar Swasembada Pangan, Mentan dan Kapolri Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektare di 19 Provinsi
- Laporan Konflik Agraria Sepanjang 2024
- BRIN dan IRD Prancis Teliti Dampak Perikanan Rumpon Tuna Sirip Kuning
- Rekor Baru Bitcoin: Imbas dari Pelantikan Donald Trump?
Pertamina Perkuat Posisi di Pasar Karbon Indonesia
JAKARTA – Dalam langkah strategis
menuju transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia,
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bersama anak
perusahaannya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menandatangani
Amandemen Perjanjian Perdagangan Kredit Karbon (PPKK).
Penandatanganan ini dilakukan oleh CEO Pertamina NRE, John
Anis, Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, dan disaksikan Direktur Utama PT
Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri. Kolaborasi ini melanjutkan
kontribusi Pertamina NRE dalam mengelola kredit karbon yang berasal dari proyek
geothermal Lahendong Unit 5&6 yang berada di Lapangan Panas Bumi Tompaso,
Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.
Sejak peluncuran IDXCarbon pada 26 September 2023 hingga
saat ini, Pertamina NRE telah mencatatkan penjualan sebesar 862 ribu ton CO2e
kredit karbon dari Lahendong Unit 5 & 6 untuk volume 1 dan 2. Penjualan
tersebut mencapai 96% dari pangsa pasar kredit karbon di Indonesia dan dengan
demikian memperkuat peran Pertamina NRE sebagai aggregator pasar karbon di
Pertamina Group. Melalui perjanjian tersebut Pertamina NRE penjualan kredit
karbon sebesar 390 ribu ton CO2e untuk volume 3.
Baca Lainnya :
- Hattrick! Dirut PLN Darmawan Prasodjo Kembali Dinobatkan Jadi CEO Of The Year 20240
- Potret Nyata Pertamina Menginisiasi Swasembada Energi Berbasis Desa0
- Ladislao Jose Biro, Sang Penemu Pulpen Modern0
- Menkeu Keluarkan Update Daftar Barang Dilarang Ekspor: Implikasinya Bagi Pelaku Usaha0
- Anak-Anak Jenius Bersaing Ciptakan Kota Ramah Lingkungan Melalui Game0
Dalam sambutannya, Simon menyampaikan apresiasinya terhadap
inovasi yang dilakukan untuk mendukung Net Zero Emission. "Indonesia
memiliki karunia luar biasa dari Tuhan berupa potensi energi hijau yang
melimpah, mulai dari matahari sepanjang tahun, hutan luas, hingga geothermal
dan hydrogen. Saya sangat mengapresiasi kerja keras ini yang tentunya akan
sangat bermanfaat dalam mendukung pemerintah untuk terus mendorong sektor
energi kita maju ke transisi energi hijau. Dan tentunya suatu saat kita akan
swasembada energi,” ungkap Simon.
"Sejak ditunjuk sebagai agregator karbon Pertamina pada
2022, Pertamina NRE telah aktif memimpin pasar karbon dengan menguasai 95%
market share di IDXCarbon dan menjual hampir seluruh volume yang
tersedia," ujar John Anis.
John juga menyampaikan bahwa Pertamina NRE tidak hanya fokus
pada geothermal, tetapi juga akan memperluas portofolio bisnis karbon melalui
proyek biogas, gas to power, dan solusi berbasis alam (nature-based solutions)
di masa depan. “Tidak saja untuk kegiatan bisnis, bahkan untuk kegiatan
sehari-hari, seperti event-event atau seminar kami juga meng-offset emisi
karbonnya sehingga dapat disebut carbon neutral event,” tambah John.
Sementara itu, Direktur Utama PGE Julfi Hadi dalam
sambutannya menyampaikan bahwa PGE dengan pengalaman panjang sejak 2011 untuk
kredit karbon, dan berkolaborasi dengan Pertamina NRE untuk mengoptimalkan
potensi kredit karbon sebagai salah satu bentuk new revenue stream.
“Penandatanganan amandemen perjanjian hari ini merupakan
langkah penting untuk mempercepat komersialisasi proyek geothermal kami,
menjadikannya lebih strategis, dan menarik bagi para investor," ujar Julfi
Hadi.
Pada kesempatan lainnya, Vice President Corporate
Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan,
Pertamina Group aktif dalam perdagangan karbon kredit sebagai komitmennya
menjadi perusahaan yang berkelanjutan. Peran ini akan terus diperkuat, tak
hanya dengan sinergi Pertamina Group tapi dengan berbagai institusi hingga
akademisi, untuk mencapai target Net Zero Emission Indonesia.
"Pertamina juga mendorong seluruh anak usaha
berkolaborasi, baik di dalam Pertamina Group maupun dengan berbagai pihak dalam
rangka mendukung target Net Zero Emission 2060," pungkas Fadjar.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi
energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus
mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable
Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan
Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi
Pertamina. (rel)