- KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Asal Malaysia di Selat Malaka
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
- Beras!
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan
- Tentang Sorgum dan Terigu
- Sebaran Kawasan Transmigrasi
- Pengembangan Tempat Wisata Religi di TN Ujung Kulon, Merangkai Sejarah dan Kelestarian Alam
- KKI Karangsambung Jadi Laboratorium Mahasiswa Universitas Jember Memahami Geodiversitas
- Serapan Beras Lokal Periode Jan–Mei Tertinggi Selama 57 Tahun, Tembus 2,3 Juta Ton
SBY: Krisis Iklim dan Krisis Lingkungan Itu Nyata
.jpg)
YOGYAKARTA - Presiden ke-6 RI
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi perhatian khusus pada perkembangan dunia
yang kurang menggembirakan akhir-akhir ini, terutama soal krisis iklim, lingkungan
serta geopolitik. Hal tersebut disampaikan SBY saat memberikan sambutan penutup
di akhir acara TYI Lecture Series dengan tema “Green Growth: Sustainable Growth
with Equity”, Senin (12/5) pagi di Hotel Marriott, Yogyakarta.
“Tiba-tiba dunia kita dijejali dengan isu-isu yang mungkin
sebagian mencemaskan, ditambah peperangan masih terjadi di sana-sini.
Geopolitik semakin memanas, ditambah lagi dengan perang dagang, perang ekonomi
yang mungkin menjadikan dunia kita semakin rumit, semakin vulnerable, semakin
berbahaya, dan barangkali bisa mengancam kehidupan bangsa sedunia,” kata SBY.
Menurut SBY, semua kiranya sepakat bahwa dunia yang semakin
damai, dunia yang semakin adil, dunia yang semakin sejahtera adalah dunia yang
memberikan harapan bagi siapapun.
Baca Lainnya :
- Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia Tuntut Pemerintah Jepang Hentikan Inisiatif AZEC0
- ESG Award 2025 by KEHATI0
- 15 Jurnalis Jateng Terpilih Dalam Media Fellowship WALHI0
- Kebun REL, Tempat Asyik untuk Nongkrong dan Belajar Menanam Buah-Buahan 0
- KAI Daop 8 Pelajari Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet0
“Terlepas dari ikatan identitas, terlepas dari batas-batas
internasional. Satu hal, kalau kita gagal bersatu untuk memastikan krisis
iklim, krisis lingkungan dengan segala dampaknya, maka terus terang kita gagal
untuk mengemban misi yang diberikan oleh Tuhan dan misi kemanusiaan yang
menjadi tanggung jawab kita semua, bangsa-bangsa sedunia. Semua tahu bahwa
krisis iklim, krisis lingkungan itu real. Bukan fiksi, bukan hoaks,” ujar SBY
SBY juga menyampaikan, diperlukan aksi bersama yang real,
efektif, dan memberikan dampak yang nyata pula. “Dalam kaitan ini menurut saya
apa yang digagas secara bersama, apa yang hendak dilakukan secara serius oleh
Stanford University dengan TYI dan banyak kalangan, banyak entitas, banyak
perguruan tinggi yang juga peduli, menurut saya ini sesuatu yang harus terus
dihidupkan,” tutur SBY.
“Kita harus mengingatkan dunia kita, jangan larut dalam
konflik dan peperangan ketegangan geopolitik yang hanya lebih menyusahkan
kehidupan manusia. Marilah kita lebih bersatu. Marilah kita lebih
berkolaborasi. Marilah kita lebih bekerja sama,” sambungnya.
SBY mengingatkan bahwa ada isu besar yang tidak boleh
dibiarkan, karena hal tersebut akan memberikan dampak buruk bagi semua bangsa
di dunia. “Mungkin kurang menjadi perhatian publik dibandingkan isu tentang
peperangan, tentang geopolitik, tentang global ekonomi dan lain-lain dalam
artian yang sedang terjadi sekarang ini, tapi percayalah bahwa yang kita
lakukan ini justru yang bisa menyelamatkan masa depan bangsa-bangsa, masa depan
dunia, masa depan anak cucu kita,” papar SBY.
“Oleh karena itu saya hanya ingin menggarisbawahi, mari kita
tingkatkan kebersamaan kita, kerja sama kita, kepedulian kita, solusi-solusi
kita, tawaran-tawaran kita, termasuk policy yang tepat, global collaboration
yang tepat science and technology sebagai jawaban dan banyak lagi yang bisa
kita lakukan,” pungkas SBY.
Sementara Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan
Pembangunan Kewilayahan, sekaligus Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute
(TYI), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam kesempatan yang sama mennyampaikan
bahwa TYI menghadirkan sebuah tema yang sangat penting yaitu berbicara green
growth, pertumbuhan hijau..
“Kita ingin Indonesia menjadi salah satu yang terdepan untuk
bisa mewujudkan pertumbuhan termasuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,
sustainable tapi juga berkeadilan. Itu mengapa judul kecilnya adalah
Sustainable Growth with Equity,” ujar AHY. (adt/csa)
