- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
Tengkulak di Jatim Beli Beras Petani dengan Harga Rendah

REPUBLIKA.CO.ID,TUBAN -- Bupati Tuban Fathul Huda mengakui masih ada tengkulak yang memainkan harga beras di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Meski demikian kerja sama antarinstansi dinilai bisa mengatasi hal tersebut.
"Dandim turun. Musim panen (Petani) masih memperoleh harga rendah. Bukan dari Bulog yang harganya rendah," kata Fathul saat menerima kunjungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Desa Sugihwaras, Jenun, Tuban, Jawa Timur, Selasa (7/3).
Direktur SDM dan Umum Perum Bulog, Wahyu Suparyono menegaskan pihaknya siap menyerap semua beras dari petani Tuban dengan HPP Rp 3.700 per Kg. "Bulog mendukung ketahanan pangan bebas dari impor," ujar Wahyu.
Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen Komaruddin Simanjuntak mengungkapkan akan dibentuk satgas sergap untuk menyerap gabah dari petani. Satgas dari lintas intansi terkait ini guna memotong tumbuh kembangnya mafia beras alias tengkulak yang sering memborong dengan harga di bawah HPP. "Dimana ada panen raya, di situ ada posko," ujar Komaruddin.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku akan mengelilingi seluruh Indonesia demi tercapainya penyerapan gabah dari petani secara menyeluruh. Amran menegaskan hal ini sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.
"Kami start dari Surabaya sampai Indonesia Timur. Kalau kita tidak mengimpor lagi, seperti tahun lalu, ini keberhasilan," tuturnya.
sumber : republika.co.id
