Indef Ingatkan Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian Lebih Rendah

By PorosBumi 07 Nov 2025, 09:54:48 WIB Pangan
Indef Ingatkan Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian Lebih Rendah

Keterangan Gambar : Ilustrasi Indef- Istimewa


JAKARTA-  Institute for Development Economics and Finance (Indef) menyentil pemerintah untuk lebih mengenjot pertumbuhan sektor pertanian. Pasalnya, laju pertumbuhan sektor pertanian di triwulan III 2025 hanya  sebesar 4,93 persen.

Indef mengingatkan laju pertumbuhan itu n ini masih di bawah laju pertumbuhan ekonomi. Bahkan rata-rata pertumbuhan sektor pertanian setelah pandemi (2022-2025) sebesar 2,24 persen, masih di bawah kondisi sebelum pandemi di mana rata-ratanya sebesar 3,84 persen (2016-2019).

Optimalisasi sub sektor tanaman pangan perlu ditingkatkan karena menyangkut kesejahteraan petani, dan produksinya merupakan penopang utama program strategis pemerintah (antara lain program MBG,” kutipan siaran pers Indef, Kamis(6/11/2025).

Baca Lainnya :

Melihat fenomena itu,  Indef minta pemerintah perlu meningkatkan belanja  anggaran ketahanan pangan dan dukungan kredit pertanian untuk dapat mengoptimalkan peran strategis sektor pertanian dalam mendukung program-program pemerintah dan peningkatan kesejahteraan petani.

Secara umum Indef  inerja pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2025 sebesar 5,04 persen secara tahunan  menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan II 2025 5,12 peren.

Namun perlambatan inisecara siklus triwulanan memang sering terjadi, tapi capaian kinerja ekonomi ini memberi sinyal semakin sulitnya Indonesia tahun ini dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2 persen sesuai target makro di APBN 2025.

Sejauh ini capaian pertumbuhan ekonomi triwulan I hingga triwulan III sebesar 5,01 persen secara kuartalan. Tidak ada jalan lain, pemerintah perlu bekerja lebih keras lagi untuk memastikan target pertumbuhan ekonomi 2025 bisa terwujud.

Indef juga meminta pemerintah segera memperbaiki kondisi daya beli masyarakat untuk mengoptimalkan momentum konsumsi musiman triwulan IV yaitu Natal dan tahun baru.

Perbaikan daya beli ini termasuk dalam konteks dukungan kelancaran dan keterjangkauan harga transportasi, akses pasar bagi pelaku UMKM di daerah-daerah saat momen liburan, hingga upaya mendorong kreativitas Pemda untuk mengungkit perekonomian daerah memanfaatkan siklus peningkatan konsumsi musiman masyarakat.

Lalu, Indef mendoromng pemerintah melakukn perbaikan iklim investasi utamanya pada memberi kepastian regulasi dan menghilangkan biaya-biaya tambahan tidak resmi dalam investasi di Indonesia.

Selanjutnya, Indef menekan pemerintah untuk memastikan misi-misi diplomasi ke banyak negara harus berimplikasi positif bagi ekspansi pasar ekspor Indonesia.

Terakhir, Indef memandang  dndustri pengolahan perlu mendapat dukungan dari berbagai sektor yang menjadi ekosistem industri, seperti dukungan energi, kelancaran logistik, hingga insentif fiskal. Hal ini diperlukan untuk menjaga momentum peningkatan laju pertumbuhan industri pengolahan saat ini. (abdul aziz)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment