KKI Karangsambung Jadi Laboratorium Mahasiswa Universitas Jember Memahami Geodiversitas

By PorosBumi 28 Mei 2025, 10:24:01 WIB Humaniora
KKI Karangsambung Jadi Laboratorium Mahasiswa Universitas Jember Memahami Geodiversitas

KEBUMEN - Kawasan Konservasi Ilmiah (KKI) Karangsambung, Kabupaten Kebumen menjadi laboratorium bagi sejumlah mahasiswa program studi geografi dari Universitas Jember. Mereka melakukan kuliah lapangan untuk memahami kekayaan geodiversitas di kawasan tersebut.

KKI Karangsambung sendiri merupakan kawasan yang dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) selama ini dikenal dengan keanekaragaman bentang alam dan bentang budayanya sangat mendukung bagi kegiatan pembelajaran di lapangan. 

“Singkapan batuan dari berbagai zaman geologi, struktur geologi kompleks, bentuk lahan yang beragam, serta dinamika sistem aliran sungai menjadikan Karangsambung sebagai laboratorium alam yang autentik dan komprehensif dalam memahami proses-proses bumi,” ujar Puguh Dwi Raharjo dari Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, di hadapan mahasiswa Prodi Geografi Universitas Jember pada Selasa, (22/5).

Baca Lainnya :

Puguh menyampaikan bahwa Karangsambung (KKI Geodiversitas) adalah tempat yang sangat tepat untuk kegiatan kuliah lapangan mahasiswa geografi. Kawasan ini menyajikan kekayaan geodiversitas mencakup berbagai tema inti dalam ilmu geografi seperti geologi, geomorfologi, tanah, hidrologi, hingga penggunaan lahan. 

Lebih dari sekadar wilayah studi geosfer, menurutnya Karangsambung juga memberikan ruang untuk eksplorasi geografi manusia. Aktivitas penduduk, adaptasi terhadap kondisi fisik wilayah, serta pemanfaatan ruang secara lokal menjadi cerminan nyata keterkaitan antara manusia dan lingkungannya. 

Lebih lanjut, dari perspektif geomorfologi, Karangsambung memperlihatkan berbagai bentuk lahan hasil interaksi antara proses tektonik dan pelapukan. Struktur sesar dan lipatan yang terbentuk akibat tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia menjadi bukti nyata dinamika geologi masa lalu. 

“Mahasiswa dapat mengamati langsung bentuk lahan struktural seperti antiklin, sinklin, dan fault scarp, serta proses geomorfik aktif yang membentuk lereng-lereng terjal dan lembah-lembah sungai yang dalam. Pengamatan di lapangan ini memberikan pemahaman konkret mengenai bagaimana bentuk permukaan bumi terbentuk dan berubah dari waktu ke waktu, memperkuat kompetensi analisis spasial dan temporal dalam studi geografi fisik,” terang Puguh.

Selain itu, menurutnya keberagaman geologi dan geomorfologi Karangsambung juga berkontribusi terhadap keragaman bentang alam dan sumber daya lahan, yang berdampak langsung pada pola penggunaan lahan masyarakat. Kawasan ini menjadi contoh nyata bagaimana kondisi fisik mempengaruhi tata ruang lokal, baik dalam konteks pertanian, pemukiman, maupun konservasi. 

Mahasiswa tidak hanya diajak mengenali unsur-unsur fisik, tetapi juga diajak merefleksikan peran manusia dalam mengelola, memanfaatkan, dan melestarikan lingkungan. Dengan demikian, Karangsambung menjadi wahana pembelajaran interdisipliner yang menjembatani geografi fisik dan geografi manusia dalam satu lanskap yang utuh dan dinamis.

“Semua unsur tersebut saling berinteraksi dalam satu kesatuan sistem geografis, memungkinkan mahasiswa untuk membangun pemahaman konseptual yang utuh dan integratif. Oleh karena itu, kuliah lapangan di Karangsambung bukan hanya memperkaya wawasan teoretis, tetapi juga membentuk cara pandang holistik terhadap kompleksitas bumi dan kehidupan di dalamnya,” jelas Puguh.

Fahmi Arif Kurnianto, Dosen Prodi Geografi Universitas Jember  mengungkapkan bahwa kegiatan KKL yang diikuti oleh 82 mahasiswa dari program studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Jember tersebut sudah dirancang sebagai mata kuliah wajib untuk diikuti dengan bobot sebesar dua sks. 

Ia berharap mahasiswa dapat mempunyai keterampilan observasi, bisa mengatasi spasial problem dalam menerapkan konsep geografi, prinsip geografi, ruang lingkup geografi dan sudut pandang geografi dengan cara aplikasi melalui pengenalan bentang lahan secara kontekstual. Disamping itu mahasiswa  mendapatkan bekal  konten, pembuatan artikel ilmiah hasil Pengukuran Proses dan Hasil Proses Bentang Lahan. (pp, pdr/ed:jml)

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment