- Muhammad Sirod: Dorong THR untuk Mitra Ojol, Janji Kampanye Prabowo Menjelma Kenyataan
- Tabiat Korupsi dalam Permodalan
- Asa Pemuda Walahar, Ubah Limbah Jadi Berkah
- Terobos Genangan Banjir, Prabowo Tegaskan Pemerintah Senantiasa Hadir dan Membantu Masyarakat
- Mudik Lebaran PT KAI Sediakan 4,5 Juta Tiket, Sebanyak 2,7 Juta Kelas Ekonomi Tarif Terjangkau
- Mengangkat Lerak dari Tanah Cepu ke Panggung Global, Perkuat Ekonomi Petani Melalui Alira Alura
- KKP Luncurkan Dua Buku Kehidupan Masyarakat Pesisir
- KKP Genjot Produksi Perikanan Budi Daya Penuhi Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran
- Kementerian PU Gerak Cepat Tangani Jalan Amblas di Lintas Jambi-Sumbar
- Percepat Swasembada Pangan, Mentan Amran Bidik Sumsel Jadi Tiga Besar Produsen Beras Nasional
KKP Sukses Kembangkan Model Hilirisasi Rajungan
.jpg)
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) berhasil mengembangkan model hilirisasi skala Usaha Mikro Kecil
(UMK) dengan melibatkan masyarakat pesisir untuk komoditas rajungan. Di Jepara,
pilot project bantuan sarana pasca panen atau mini plant yang diinisiasi Ditjen
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) telah memiliki
kapasitas produksi hingga 50 kg rajungan utuh per hari.
"Alhamdulillah tentu ini jadi kabar baik di awal tahun,
terutama dalam hal hilirisasi dan melibatkan masyarakat yang tergabung dalam
lembaga usaha koperasi," terang Dirjen PDSPKP, Budi Sulistiyo di Jakarta,
(13/1/2025).
Mini plant tersebut memproses bahan baku rajungan sebelum
dijual ke unit pengolah ikan (UPI) dan diekspor ke Amerika Serikat. Dengan
fasilitasi mini plant, pelaku usaha yang sekaligus anggota koperasi, dari
mulanya hanya menjual rajungan segar dan rajungan rebus beralih menjual daging
rajungan masak kupas.
Baca Lainnya :
- Bantuan Pangan Beras 2025 Disalurkan 6 Bulan0
- Pemberlakuan HPP Gabah 15 Januari 2025 untuk Jaga Keseimbangan Hulu Hilir0
- Pakar UGM: Kebijakan Stop Impor Pangan Harus Diikuti dengan Penguatan Infrastruktur Irigasi dan SDM 0
- Kerja Sama Kementan-Densus 88, Bina Ribuan Napi Terorisme Perkuat Swasembada Pangan0
- Wamentan Pastikan Investasi Peternakan Sapi Melibatkan Peternak Lokal0
Proses ini berdampak pada peningkatan nilai jual hingga
42,19% sekaligus produktifitas tenaga kerja yang berada di kisaran 3,3 kg
produk rajungan masak kupas per orang. "Kami bersama Dinas Perikanan
setempat telah melakukan fasilitasi kemitraan antara mini plant dengan UPI
ekspor," terangnya.
Adapun fasilitas yang terletak di Desa Platar, Kecamatan
Tahunan, Kabupaten Jepara tersebut merupakan mini plant rajungan portable
pertama yang dikembangkan Ditjen PDSPKP. Budi memaparkan mini plant ini
didesain mengacu pada kaidah-kaidah yang memenuhi persyaratan kelayakan dasar
pengolahan. Dikatakannya, jajarannya telah melakukan pembinaan Penerapan
GMP/SSOP dan hasilnya telah terbit Sertifikat Kelayakan Pengolahan “Peringkat
B” dari Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP).
Agregator Usaha Rajungan
Direktur Pengolahan, Ditjen PDSPKP, Widya Rusyanto merinci
fasilitas yang diberikan berupa rumah pelindung berukuran 3,6 x 15 m, lengkap
dengan instalasi air bersih, air kotor dan penerangan. Kemudian peralatan
pengolahan seperti meja stainless, kursi plastik, kompor, dandang kukus,
keranjang, cool box, standing freezer, chest freezer, loker karyawan dan
pakaian kerja. Termasuk juga toilet, mesin RO, hingga IPAL.
Bantuan tersebut tidak hanya fisik, tapi juga memberikan
kesempatan kepada calon operator mini plant untuk magang sehingga dapat
memiliki kompetensi dalam menangani dan mengolah rajungan.
Kini, fasilitas tersebut telah diserahterimakan ke Forum
Komunikasi Nelayan Rajungan Jepara dan dikelola oleh Koperasi Produsen Berkah
Rajungan Nusantara. Widya menyebut pembentukan koperasi juga tidak lepas dari
sinergi antara Ditjen PDSPKP, Dinas Perikanan setempat, dan mitra dalam upaya
menguatkan kelembagaan usaha para pelaku.
Ke depan, dia berharap koperasi bisa menjadi agregator
pengepul rajungan, pengolah kupas rajungan, sekaligus bermitra dengan Unit
Pengolah Rajungan. "Tentu saja, hal ini dapat memangkas rantai bisnis
proses, sehingga lebih efisien, dan berdaya saing. Dan Alhamdulillah mini plant
telah dimanfaatkan dan dapat menyerap tenaga kerja secara langsung sebanyak 12
orang picker," tuturnya.
Widya menyebut mini plant rajungan portable di Jepara
memiliki potensi untuk menjadi model pengembangan hilirisasi usaha produk
perikanan unggulan ekspor berbasis komunal. Dia berharap Pemda dapat memberikan
dukungan berupa regulasi daerah, infrastruktur pendukung, dan dukungan lainnya,
sementara pengelola harus memastikan operasional yang profesional.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu
Trenggono mengatakan bahwa perlindungan dan pemberdayaan nelayan kecil menjadi
prioritas dalam kebijakan dan program KKP. Menurutnya, lima program besar yang
dicanangkan untuk menunjang blue economy atau ekonomi biru dalam mewujudkan
kesejahteraan nelayan dan masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor
kelautan dan perikanan. (rel)
