- Menkeu, Teori dan Kebijakan Tarif
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong
- Perjalanan Jatuh Bangun Ali Sarbani, Anak Petani Sukses Berbisnis Properti
- KAI Daop 8 Pelajari Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi
- Kakek 103 Tahun Sukses Jualan di Tiktok Shop
- Asal-Usul Bubur Ayam Jakarta 46
- Foto Itu...
- Gubernur Pramono Anung Apresiasi Kiprah Muhammadiyah DKI Jakarta
- Huawei Mate XT, Smartphone Lipat Tiga Pertama Hadir di Indonesia
Masyarakat di 131 Daerah Ini Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air

BENCANA
kekeringan bagaikan teman setia yang tak diharapkan
bagi warga Nusa Tenggara Timur (NTT). Tahun 2023, sebanyak 8 kabupaten didera
kekeringan, sementara 14 wilayah lainnya siaga kekeringan.
Tahun lalu, 225 dari 309 wilayah
kecamatan di NTT ditetapkan siaga kekeringan. Alhasil tak sedikit warga di NTT
terpaksa menempuh jarak 6 hingga 10 kilometer untuk membeli air bersih, yang
dibanderol Rp2.500 per 20 liter.
Salah satu wilayah rawan
kekeringan saat musim kemarau adalah Desa Tanaduen, Kangae, Kabupaten Sikka,
NTT. Paulus Johnson Aritos, Kepala Desa Tanaduen mengatakan, pada saat musim
kemarau akses air bersih menjadi sebuah permasalahan yang kerap dihadapi.
Baca Lainnya :
- Ukiran Batu Berusia Lebih 9 Abad di Tebing Gunung Taishan0
- Menapaki Belantara Akal di Perpusnas0
- Bercerita Tentara0
- Selamat Mengemban Amanah Kepada Bapak Sarjan Tahir1
- 5 Jalur Masuk Jalur Mandiri UGM 2025 Beserta Jadwal Pendaftaranya, Cek Sebelum Daftar! 0
“Kendala untuk mengakses air
bersih di desa kami sering terjadi. Kami terus berusaha untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dengan berbagai cara karena akses air bersih menjadi salah
satu isu penting. Sejalan dengan pentingnya air untuk menjaga kesehatan, sanitasi,
dan kebutuhan dasar di desa,” ucapnya.
Keresahan Paulus Johnson Aritos
dan masyarakat Desa Tanaduen mendapatkan jalan keluar di akhir 2024, dengan
dukungan dari Pemerintah Daerah dan PT Pertamina (Persero) untuk pembangunan
sarana infrastruktur air bersih yang meliputi pengeboran sumur, instalasi pompa, tempat penyimpanan air bersih
berkapasitas 4.600 liter, filterisasi dan
kelistrikan, serta sistem distribusi yang menjangkau rumah-rumah warga.
Sarana air bersih yang telah
dibangun ini diserahkan langsung kepada Kepala Desa Tanaduen sebagai hak milik
desa, yang dapat dikelola pemanfaatannya untuk seluruh masyarakat desa. Sarana
air bersih ini juga diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ekonomi
masyarakat dengan mengurangi biaya pengadaan air. Serta, meningkatkan efisiensi
waktu masyarakat untuk kegiatan produktif.
Vice President Corporate
Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menyampaikan
komitmen Pertamina dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menjamin
ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan sebagaimana
yang tertuang dalam poin 6 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Selain di NTT, pada tahun 2024,
Pertamina Group juga telah membangun 131 titik sanitasi air bersih yang
tersebar di sekitar wilayah operasi, yaitu di Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi
Selatan, Papua dan Papua Barat Daya.
“Pertamina tidak hanya melayani
energi nasional, tetapi juga peduli dan mendukung kebutuhan masyarakat di
bidang kesehatan, pemberdayaan dan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan
pendidikan. Salah satunya melalui program Sanitasi Air Bersih yang kami harapkan
dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan fasilitas dan sanitasi layak yang
diperlukan sehari-hari,” tutup Fadjar.
Sejalan dengan Hari Air Sedunia
yang jatuh pada 23 Maret 2025, Pertamina berkomitmen menjaga ketahanan energi,
sekaligus mendorong kesejahteraan Indonesia melalui program sanitasi air
bersih.
Pertamina sebagai pemimpin di
bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission
2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada
capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan
dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini
bisnis dan operasi Pertamina.
