- Menkeu, Teori dan Kebijakan Tarif
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong
- Perjalanan Jatuh Bangun Ali Sarbani, Anak Petani Sukses Berbisnis Properti
- KAI Daop 8 Pelajari Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi
- Kakek 103 Tahun Sukses Jualan di Tiktok Shop
- Asal-Usul Bubur Ayam Jakarta 46
- Foto Itu...
- Gubernur Pramono Anung Apresiasi Kiprah Muhammadiyah DKI Jakarta
- Huawei Mate XT, Smartphone Lipat Tiga Pertama Hadir di Indonesia
Menghidupkan Kembali Tradisi Muslim 500 Tahun Silam, Naik Haji Berkuda Andalusia-Mekkah

TIGA Muslim asal Spanyol, Abdallah Hernandez, Abdelkader Harkassi, dan Tariq Rodriguez, melakukan perjalanan haji ke Mekkah dengan menunggang kuda, menghidupkan kembali tradisi Muslim Andalusia yang telah berusia 500 tahun.
Perjalanan mereka dimulai dari Spanyol dan menempuh jarak sekitar 8.000 kilometer melintasi Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Montenegro, Kosovo, Makedonia Utara, Bulgaria, Yunani, dan Turki, sebelum menuju Arab Saudi melalui Suriah. Mereka menghadapi berbagai tantangan, termasuk cuaca ekstrem dan keterbatasan logistik, namun tetap berpegang teguh pada niat mereka untuk menunaikan ibadah haji dengan cara tradisional.
Hernandez, yang masuk Islam setelah mendalami Al-Qur'an dan Alkitab, bersumpah untuk berhaji dengan berkuda seperti leluhurnya. Dalam perjalanan ini, mereka juga didukung oleh Bouchaib Jadil, seorang mandor konstruksi asal Spanyol yang membantu logistik perjalanan mereka.
Selain sebagai bentuk ibadah, ekspedisi ini juga menjadi pengalaman spiritual dan petualangan yang penuh makna bagi mereka. Harkassi menegaskan bahwa perjalanan ini bukan hanya sekadar tantangan fisik, tetapi juga ujian keimanan yang memperkuat keyakinan mereka terhadap Allah.
Perhentian di Sarajevo
Sarajevo, sebuah kota dengan tradisi haji yang mengakar kuat, menyediakan perhentian bermakna di perjalanan tiga muslim asal Spanyol ini. Setibanya di kota tersebut, rombongan mengunjungi Baščaršija dan tempat-tempat bersejarah lainnya, memberikan penghormatan khusus kepada Masjid Hadzijska (Masjid Vekil-Harrach). Masjid ini secara historis berfungsi sebagai titik keberangkatan bagi para peziarah haji Bosnia, dan kunjungan mereka melambangkan kebangkitan kembali tradisi lama ini.
Penyelenggara ekspedisi, Abdelkader Harkassi Aidi, menyampaikan bahwa mereka telah melintasi sebagian besar Eropa. Mengenang pengalaman mereka di Bosnia Herzegovina, ia menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat yang mereka terima.
“Ini adalah puncak perjalanan kami, syukur kepada Allah. Kami berterima kasih kepada masyarakat BiH. Mereka telah membantu kami selama ini sejak kami memasuki Bosnia Herzegovina,” kata Harkassi Aidi, sebagaimana dilansir AboutIslam.
Tantangan Selama Perjalanan
Meskipun antusiasme mereka meluap, para peziarah menghadapi tantangan logistik. Harkassi Aidi mengungkapkan bahwa mereka belum diberi izin untuk memasuki Serbia karena keruntuhan pemerintahan baru-baru ini.
Ketika ditanya tentang makna spiritual dari perjalanan mereka, ia menyampaikan pesan yang membangkitkan semangat: “Melalui perjalanan ini, kami belajar bahwa Allah membuat segalanya mungkin. Jika Anda percaya kepada Allah dan memulai proyek Anda, Anda akan mencapainya. Alhamdulillah.”
