- Huawei Mate X6 Resmi Rilis di Indonesia, Ponsel Lipat Ramping dengan Kamera Canggih
- Kebahagiaan Anak Panti Ramadan di Jogja, Naik Pelita Air dan Menginap di Patra Malioboro Hotel
- Menghidupkan Kembali Tradisi Muslim 500 Tahun Silam, Naik Haji Berkuda Andalusia-Mekkah
- Muhammad Sirod: Dorong THR untuk Mitra Ojol, Janji Kampanye Prabowo Menjelma Kenyataan
- Tabiat Korupsi dalam Permodalan
- Asa Pemuda Walahar, Ubah Limbah Jadi Berkah
- Terobos Genangan Banjir, Prabowo Tegaskan Pemerintah Senantiasa Hadir dan Membantu Masyarakat
- Mudik Lebaran PT KAI Sediakan 4,5 Juta Tiket, Sebanyak 2,7 Juta Kelas Ekonomi Tarif Terjangkau
- Mengangkat Lerak dari Tanah Cepu ke Panggung Global, Perkuat Ekonomi Petani Melalui Alira Alura
- KKP Luncurkan Dua Buku Kehidupan Masyarakat Pesisir
Menghidupkan Kembali Tradisi Muslim 500 Tahun Silam, Naik Haji Berkuda Andalusia-Mekkah

TIGA Muslim asal Spanyol, Abdallah Hernandez, Abdelkader Harkassi, dan Tariq Rodriguez, melakukan perjalanan haji ke Mekkah dengan menunggang kuda, menghidupkan kembali tradisi Muslim Andalusia yang telah berusia 500 tahun.
Perjalanan mereka dimulai dari Spanyol dan menempuh jarak sekitar 8.000 kilometer melintasi Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Montenegro, Kosovo, Makedonia Utara, Bulgaria, Yunani, dan Turki, sebelum menuju Arab Saudi melalui Suriah. Mereka menghadapi berbagai tantangan, termasuk cuaca ekstrem dan keterbatasan logistik, namun tetap berpegang teguh pada niat mereka untuk menunaikan ibadah haji dengan cara tradisional.
Hernandez, yang masuk Islam setelah mendalami Al-Qur'an dan Alkitab, bersumpah untuk berhaji dengan berkuda seperti leluhurnya. Dalam perjalanan ini, mereka juga didukung oleh Bouchaib Jadil, seorang mandor konstruksi asal Spanyol yang membantu logistik perjalanan mereka.
Selain sebagai bentuk ibadah, ekspedisi ini juga menjadi pengalaman spiritual dan petualangan yang penuh makna bagi mereka. Harkassi menegaskan bahwa perjalanan ini bukan hanya sekadar tantangan fisik, tetapi juga ujian keimanan yang memperkuat keyakinan mereka terhadap Allah.
Perhentian di Sarajevo
Sarajevo, sebuah kota dengan tradisi haji yang mengakar kuat, menyediakan perhentian bermakna di perjalanan tiga muslim asal Spanyol ini. Setibanya di kota tersebut, rombongan mengunjungi Baščaršija dan tempat-tempat bersejarah lainnya, memberikan penghormatan khusus kepada Masjid Hadzijska (Masjid Vekil-Harrach). Masjid ini secara historis berfungsi sebagai titik keberangkatan bagi para peziarah haji Bosnia, dan kunjungan mereka melambangkan kebangkitan kembali tradisi lama ini.
Penyelenggara ekspedisi, Abdelkader Harkassi Aidi, menyampaikan bahwa mereka telah melintasi sebagian besar Eropa. Mengenang pengalaman mereka di Bosnia Herzegovina, ia menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat yang mereka terima.
“Ini adalah puncak perjalanan kami, syukur kepada Allah. Kami berterima kasih kepada masyarakat BiH. Mereka telah membantu kami selama ini sejak kami memasuki Bosnia Herzegovina,” kata Harkassi Aidi, sebagaimana dilansir AboutIslam.
Tantangan Selama Perjalanan
Meskipun antusiasme mereka meluap, para peziarah menghadapi tantangan logistik. Harkassi Aidi mengungkapkan bahwa mereka belum diberi izin untuk memasuki Serbia karena keruntuhan pemerintahan baru-baru ini.
Ketika ditanya tentang makna spiritual dari perjalanan mereka, ia menyampaikan pesan yang membangkitkan semangat: “Melalui perjalanan ini, kami belajar bahwa Allah membuat segalanya mungkin. Jika Anda percaya kepada Allah dan memulai proyek Anda, Anda akan mencapainya. Alhamdulillah.”
