- Kisah Gayatri, Istri Raja Pertama Majapahit, Nenek Hayam Wuruk
- Ini Sejumlah Lokasi Berburu Matahari Terbit sambil Wisata Kuliner
- KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Asal Malaysia di Selat Malaka
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
- Beras!
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan
- Tentang Sorgum dan Terigu
- Sebaran Kawasan Transmigrasi
- Pengembangan Tempat Wisata Religi di TN Ujung Kulon, Merangkai Sejarah dan Kelestarian Alam
Pengembangan Tempat Wisata Religi di TN Ujung Kulon, Merangkai Sejarah dan Kelestarian Alam

PANDEGLANG - Taman Nasional Ujung
Kulon (TNUK) selama ini dikenal sebagai rumah bagi badak Jawa yang langka,
surga bagi pecinta alam, dan salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia.
Namun, siapa sangka bahwa kawasan ini menyimpan jejak sejarah dan religi yang
belum banyak dikenal masyarakat luas?
Jauh sebelum kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional, Ujung Kulon sudah menjadi tempat bermukim bagi penduduk setempat. Bukti nyata dari sejarah panjang itu adalah keberadaan makam Adipati Ukur, atau yang juga dikenal sebagai Raden Sumadikara. Tokoh pejuang ini memiliki kontribusi besar dalam perjuangan masa lampau, dan kini makamnya menjadi salah satu saksi bisu akan perjalanan sejarah di Desa Kramatjaya, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang.
Baca Lainnya :
- Warga Resah, Bupati Kapuas Hulu Diminta Jelaskan Pengembangan Sawit PT IAL di Tamambaloh0
- Kementrans-Pandutani Indonesia Tandatangani MoU Sinergi Program Transformasi Transmigrasi0
- Menteri Ketenagakerjaan Apresiasi Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama Pertamina-Serikat Pekerja0
- Muhammad Sirod: Tolak Premanisme, Dukung Skema Pelibatan UMKM Lokal Secara Terukur0
- Belum Tertandingi Hingga Kini, Rekor Dunia Ikan Tuna Sirip Biru Seberat 678,58 Kg Dipancing Manual 0
Adipati Ukur tidak hanya dikenang sebagai seorang pejuang,
tetapi juga sebagai simbol semangat dan keberanian dalam menghadapi tantangan
zaman. Makamnya yang berada di tengah kawasan TN Ujung Kulon ini memiliki
potensi besar untuk menjadi destinasi wisata religi yang menarik. Dengan
suasana yang penuh ketenangan, ditemani hamparan alam khas Ujung Kulon, para
pengunjung bisa sekaligus menikmati harmoni antara sejarah dan alam.
Pihak TN Ujung Kulon juga mengambil peran penting dalam
pengelolaan kawasan ini yang merupakan pagar budaya. Karena lokasinya berada
dalam area konservasi, pihak TN Ujung Kulon berupaya untuk bekerja sama dengan
pengelola atau kuncen makam tersebut. Langkah ini mencakup menjaga kawasan
konservasi, sekaligus pemberlakuan tarif Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
untuk masuk kawasan, sesuai dengan PP No. 36 Tahun 2025 yang mulai berlaku
sejak 30 Oktober 2024.
Selain itu, juga mengajak para kuncen untuk mengurus izin
berusaha melalui sistem OSS (Online Single Submission). Dengan terverifikasinya
para kuncen sebagai penyedia jasa resmi, diharapkan pengelolaan makam Gunung
Tilu, termasuk makam Adipati Ukur, dapat berjalan lebih baik dan tertib.
Pertemuan dan diskusi dengan para kuncen ini pun berlangsung penuh keakraban,
menunjukkan adanya komitmen bersama untuk menjaga kawasan sekaligus
mengembangkan potensinya.
Kepala Desa Kramatjaya, Engkus, menyampaikan bahwa
pengembangan wisata religi di desa tersebut merupakan bagian dari upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. “Kami ingin masyarakat di sini
bisa lebih mengenal dan bangga akan sejarah leluhur mereka, sembari menciptakan
peluang ekonomi baru,” ujarnya.
Kepala Seksi Wilayah III, I Made Artawan SHut MS
menyampaikan bahwa Pemerintah setempat dan komunitas lokal juga dapat
berkolaborasi untuk menyediakan fasilitas pendukung wisata seperti area parkir,
gazebo, hingga pemandu wisata yang siap memberikan informasi mendalam tentang
sejarah Adipati Ukur.
“Produk kerajinan tangan, kuliner khas, hingga homestay
berbasis rumah warga menjadi bagian dari ekosistem wisata yang dirancang agar
manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat dan ini merupakan implementasi
program pagar ekonomi Balai TNUK, ujarnya.
Dengan langkah-langkah ini, semoga pengembangan wisata
religi di TN Ujung Kulon, khususnya di Desa Kramatjaya, mampu menjadi
katalisator untuk memperkenalkan kekayaan sejarah dan budaya Banten ke mata
dunia. Yuk, jadwalkan perjalanan Anda ke Desa Kramatjaya dan rasakan pesona
harmoni antara alam dan sejarah di Ujung Kulon!
