- Jadi Ring Girl Duel Mike Tyson vs Jake Paul, Sydney Thomas Kebanjiran Peluang Bisnis
- Terbukti Memperkosa Seorang Wanita, Conor McGregor Divonis Ganti Rugi Rp4 Miliar
- Wamenkop: Koperasi Konsumen Bank Nagari Jadi Role Model Holdingisasi Koperasi
- KKP Lepas Ekspor Pakan hingga Indukan Udang Berstandar Internasional ke Brunei
- Sukses Kurangi Pestisida, CEO Astra Agro Lestari Diganjar Penghargaan Tempo dan IDN
- Makin Canggih, OpenAI Hadirkan Mode Suara ke ChatGPT di Web
- Ini Penampakan Rudal Oreshnik Rusia untuk Gempur Pabrik Senjata Ukraina
- Terisolasi, Warga Gaza Hanya Satu Kali Makan Sehari dan Terancam Kelaparan
- Mimpi Bocah Gaza Menjelajah Bulan Tercabik-cabik Rudal Israel
- 44.000 Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel, Separuhnya Wanita dan Anak-anak
SMK Batealit Shines, Spesies Anggrek Baru yang Teregistrasi Royal Horticultural Society Inggris
JEPARA – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Batealit
berhasil membuat spesies anggrek baru bernama SMK Batealit Shines, yang
merupakan persilangan antara anggrek jenis Dendrobium Aries dan Vanda a Leiden.
Hal itu disampaikan guru SMK N 1 Batealit Ayu Megawati, yang
menjadi pendamping siswa dalam pembudidayaan anggrek, saat ditemui di
sekolahnya, Selasa (19/11/2024). Menurutnya, spesies anggrek baru tersebut juga
telah memperoleh registrasi, dari Royal Horticultural Society (RHS) Inggris.
Ayu menyampaikan, SMK N 1 Batealit menjadi salah satu
sekolah pertama di Jepara, yang memiliki program budidaya anggrek, yang diberi
nama Jepara Orchid. Tanaman anggrek dipilih karena menjadi salah satu tanaman
hias, yang memiliki peminat dan pangsa pasar yang lebih besar.
Baca Lainnya :
- 5 Tren Teknologi AI yang Makin Canggih!0
- Dari Brasil, Presiden Prabowo Ajak Pelaku Usaha Perkuat Sektor Pertanian0
- Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat0
- Sebelum Rapat Akhir Pekan, Mentan Selesaikan Curhatan Peternak Madiun0
- IPB Ingatkan Petani Padi Waspada Kekeringan0
“Salah satu fokus kita pada tanaman hortikultura dan tanaman
hias, dan di situ kita ambil aglonema dan anggrek. Tetapi ternyata memang
pangsa pasar lebih banyak peminatnya yang menyukai anggrek,” ujar Ayu.
Dalam proses budidaya, lanjut Ayu, peran guru hanya
mendampingi dan mengarahkan siswa dari awal, Selebihnya yang sifatnya praktik,
semuanya dilakukan siswa. Untuk pembibitan, pihaknya menggunakan teknik kultur
jaringan dengan media agar-agar, dan yang ditanam berupa buah anggrek.
“Siswa melakukan kegiatan polinasi, kalau hasilnya polinasi
sudah berbuah, berumur 3—4 bulan, selanjutnya nanti kita kulturkan atau kita
inisiasi ke media tanam ke dalam botol, untuk keluar botol kurang lebih
setahun,” ujarnya.
Disampaikan, beragam jenis anggrek yang dibudidayakan dalam
kebun tersebut, antara lain anggrek jenis Dendrobium, Vanda, Phalaenopsis atau
anggrek bulan, dan Cattleya. Anggrek tersebut, imbuhnya, tidak sekadar
dibudidayakan, tetapi juga diperjualbelikan ke masyarakat umum.
Penjualan tak hanya dilakukan secara konvensional, tetapi
juga pembeli dapat bertransaksi di toko daring, yang dikelola langsung oleh
siswa. “Untuk yang promosi juga siswa sendiri, ada yang jualan lewat
marketplace di berbagai media sosial, bahkan ada yang sampai promosi lewat
fitur streaming online shop,” tuturnya.
Ayu menuturkan, rata-rata penjualan anggrek setiap bulannya
sekitar kurang lebih 5 puluhan anggrek. Akan tetapi, menjadi tantangan saat
musim kemarau tiba, karena peminat anggrek tidak banyak seperti saat musim
penghujan, sehingga penjualan mengalami penurunan.
“Kami juga bermitra dengan salah satu perusahaan di
Semarang, siswa juga melaksanakan praktik kerja industri di sana. Ketika mereka
mendapatkan order bibit anggrek dalam botol dalam jumlah banyak, kita yang
mengkulturkan,” paparnya.
Siswa jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
(ATPH) SMK N 1 Batealit, Jazhumi menuturkan, menanam anggrek memiliki keseruan
tersendiri di dalamnya. Tak hanya itu, dirinya juga senang belajar tentang
budidaya anggrek, karena tidak semua sekolah memiliki keahlian khusus, yang
menawarkan materi tentang kultur jaringan, khususnya pada tanaman-tanaman hias.
(Asrorur)