- Menkeu, Teori dan Kebijakan Tarif
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong
- Perjalanan Jatuh Bangun Ali Sarbani, Anak Petani Sukses Berbisnis Properti
- KAI Daop 8 Pelajari Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi
- Kakek 103 Tahun Sukses Jualan di Tiktok Shop
- Asal-Usul Bubur Ayam Jakarta 46
- Foto Itu...
- Gubernur Pramono Anung Apresiasi Kiprah Muhammadiyah DKI Jakarta
- Huawei Mate XT, Smartphone Lipat Tiga Pertama Hadir di Indonesia
The Dream Team Danantara
.jpg)
Ceo Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata
Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani (tengah) bersama Chief Investment Officer
(CIO) Danantara Pandu Patria Sjahrir (kiri) dan Chief Operating Officer (COO)
Danantara Dony Oskaria (kanan) memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat
dengan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu
(5/3/2025). ANTARA FOTO/ Hafidz Mubarak
JAKARTA - Badan Pengelola Investasi
Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diharapkan menjadi "game
changer" bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia agar melompat dari 5 persen
hingga 8 persen. Tanpa itu, sulit melihat capaian Indonesia Emas di 2045.
Baca Lainnya :
- Mudik Lebaran PT KAI Sediakan 4,5 Juta Tiket, Sebanyak 2,7 Juta Kelas Ekonomi Tarif Terjangkau0
- Pengusaha Indonesia di Belanda Siap Perluas Pasar Komoditas Pertanian dan Peternakan ke Eropa0
- Go Global! UMKM Pertamina Ekspor Perdana Madu dan Teh ke Filipina0
- Gubernur Sumsel, Herman Deru: Tugas Kepala Daerah Menyejahterakan Rakyat0
- Indonesia dan Inggris Luncurkan Program Hutan, Pertanian, dan Perdagangan Berkelanjutan0
Presiden Prabowo Subianto sendiri yang memberi nama lembaga
investasi ini "Daya Anagata Nusantara". Dari namanya lembaga
itu dapat diartikan sebagai kekuatan investasi yang berfokus pada masa depan
Indonesia, dengan tujuan untuk memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi
seluruh bangsa Indonesia, baik di sektor ekonomi, infrastruktur, maupun
pembangunan sosial lainnya.
Danantara berfokus pada pengelolaan dana investasi dalam
bentuk dana abadi negara (sovereign wealth fund) yang akan
digunakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, serta
investasi strategis di sektor-sektor penting seperti energi terbarukan,
teknologi, dan industri lainnya.
Sementara ini, Danantara menjadi super holding bagi tujuh
BUMN dan lembaga investasi beraset besar, yakni BRI, Mandiri, BNI, PT Telkom,
PT Pertamina, PT PLN, Mind ID, Lembaga Pembiayaan Indonesia atau Indonesia
Investment Authority (INA). Total aset mereka bakal berkisar Rp14 ribu triliun
lebih. Secara bertahap seluruh BUMN akan dikelola Danantara.
Semenjak dikukuhkan oleh Presiden para jajaran eksekutif
utama Danantara sebulan lalu, kini Badan Pengelola Investasi Danantara resmi
mengumumkan struktur lengkap kepengurusan mereka di Jakarta, Senin (24/3/2025).
Chief Executive Officer (CEO) Rosan Roeslani mengatakan saat
menyusun struktur Danantara dibantu oleh head hunter dari
dalam dan luar negeri. “Dalam pemilihan nama ini, kami interview untuk
pastikan tim yang ada saat ini, tidak hanya expert, tapi punya hati
yang sama, yaitu pengabdian kepada negara dan bangsa,” katanya dalam jumpa pers
Meet The Team Danantara.
Diakui oleh Rosan Roeslani bahwa pencarian pengurus
Danantara yang memiliki kompetensi dan rekam jejak yang baik di dunia investasi
dan keuangan tidaklah mudah.
Boleh dibilang struktur BPI Danantara ini adalah "Dream
Team". Lembaga itu merupakan gabungan dari para tokoh keuangan
dunia, unsur pemerintah, mantan presiden, para profesional berlatar belakang
keuangan, hukum, korporasi dengan rekam jejak di perusahaan kelas dunia maupun
mantan eksekutif BUMN dan kementerian keuangan.
Sebut saja nama-nama tokoh asing sebagai Dewan Penasihat
Danantara. Beberapa tokoh itu adalah Ray Dalio yang merupakan investor asal
Amerika Serikat, Thaksin Sinawatra yang merupakan mantan Perdana Menteri
Thailand, Jeffrey David Sachs yang merupakan seorang ekonom dan analis
kebijakan publik asal Amerika Serikat serta F Chapman Taylor yang merupakan
seorang Manajer Portofolio Ekuitas di Capital Group.
Ray Dalio adalah pendiri Brigdewater Associates, hegde fund
terbesar di dunia dengan aset kelolaan USD124 miliar (kurang lebih Rp1.984
triliun). Ia juga merupakan penasihat ekonomi Presiden Prabowo.
Adapun, Jeffrey Sachs merupakan ekonom Harvard University
dan menjadi penasihat ekonomi Indonesia pasca-krisis 1998, dan aktif mendorong
pertumbuhan berkelanjutan serta kerja sama dengan pemerintah dan universitas.
Yang menarik adalah munculnya Helman Sitohang, satu-satunya
anak bangsa dalam jajaran Dewan Pengawas Dananetara. Bankir senior ini sudah
malang melintang di dunia perbankan Eropa dan Asia Pasifik seperti CEO Credit
Suisse Asia Pasifik, eksekutif di Deutsche Bank dan ING Barrings. Ia
berkontribusi dalam transaksi lebih dari USD200 miliar, termasuk penggalang
dana serta mengelola merger dan akuisisi selama lebih dari 20 tahun.
Thaksin Sinawatra saat memimpin Thailand (2001–2006) yang
mendorong kebijakan pro-rakyat dan PDB Negeri Gajah Putih di bawah
pemerintahannya,melonjak dari 4,9 triliun baht menjadi 7,1 triliun baht dalam
kurun waktu lima tahun. Sebelumnya mantan Perdana Menteri Inggris Sir Tony
Blair sempat didaulat untuk menjadi penasihat Danantara, tapi saat pengumuman
Senin (25/3/2025), namanya menghilang.
Dewan Pengarah Danantara diisi dua mantan presiden RI,
Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Sedangkan, Dewan Pengawas dipimpin
Menteri BUMN Erik Thohir, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mantan Deputi
Gubernur BI Muliaman Hadad serta para menteri lainnya.
Respons Pasar
Meski demikian, kepengurusan Danantara ini sempat direspons
negatif oleh pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat tertekan
signifikan hingga ke posisi 6.161,11 atau melemah 1,55 persen. Dua hari
kemudian, pergerakan IHSG membaik seiring dengan penerimaan pasar terhadap
jajaran BPI Danantara.
Hingga penutupan perdagangan sesi I Rabu (26/3/2025), IHSG
melesat 209,18 poin atau setara 3,35 persen ke level 6.444. "Dari 18 nama
managing director, semua profesional dan tidak memiliki afiliasi politik,"
ujar Kepala Riset Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro dalam risetnya seperti
dilansir dari Antaranews, Rabu (26/3/2025).
Dengan demikian, menurut Satria Sambijantoro,
profesionalisme para pemimpin Danantara seharusnya menghilangkan ketidakpastian
politik yang melanda bursa saham RI, dengan IHSG yang telah turun sebesar 22,7
persen dari puncaknya di bulan Oktober 2024. ”Karena pasar bekerja berdasarkan
ekspektasi, kami percaya perkembangan Danantara ditambah bank-bank BUMN
berkapitalisasi besar memiliki dampak netral cenderung positif, sehingga
seharusnya cukup untuk memicu reli taktis di bursa saham RI,” jelas Satria.
Dijabarkan oleh analis Bahana Sekuritas tersebut, sebanyak
dua pertiga (67 persen) dari para managing direktur Danantara memiliki keahlian
di sektor pasar modal, investasi, keuangan, atau perbankan. Selain itu, lebih
dari setengahnya (61 persen) merupakan lulusan universitas di Amerika Serikat,
dengan mayoritas besar (72 persen) mengantongi gelar Magister atau Doktor.
Rata-rata usia tim ini adalah 55 tahun.
“Meski klien institusional kami masih terbelah apakah tim
Danantara ini adalah ‘Dream Team’ yang mampu menarik kembali arus dana asing,
kami menilai posisi dan ekspektasi investor terhadap SWF terlalu negatif,”
imbuh Satria.
Managing Director Research and Digital Production Samuel
Sekuritas Harry Su menilai, terlalu dini jika menjadikan sentimen Danantara
sebagai pendongkrak IHSG. Di atas kertas, nama-nama tersebut memang tampak
bagus dan memicu IHSG bangkit dari titik terendahnya.
“Namun, bagi kami, topik yang paling penting tetap tata
kelola. Itulah sebabnya kami harus menunggu hingga akhir tahun ini untuk
mengamati apakah Danantara akan benar-benar bebas dari campur tangan politik
dalam pengambilan keputusannya,” jelas Harry, dikutip dari Forbes, Rabu
(26/3/2025).
Seturut demikian, Menteri Koordinator (Menko) Bidang
Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pelemahan IHSG lebih
mencerminkan dinamika pasar yang tengah dipengaruhi tekanan eksternal.
Menko Airlangga menegaskan bahwa fundamental ekonomi
nasional tetap solid, dan apa yang terjadi lebih disebabkan oleh respons
terhadap gejolak global yang semakin dinamis.
Kalangan Profesional
Siapa saja yang mengisi struktur manajemen BPI Danantara?
Organisasi badan pelaksana atau eksekutif Danantara selain dikepalai oleh CEO,
CIO, dan COO juga dilengkapi oleh Komite Pengawasan dan Akuntabilitas yang
terdiri dari Ketua BPK, BPKP, KPK, PPATK, Jaksa Agung, dan Kapolri.
CEO Rosan Roeslani yang merupakan pendiri Recapital Group
tersebut juga dibantu oleh 10 direktur pelaksana, satu orang Komite Manajemen
Risiko, satu orang Komite Investasi dan Portofolio, tiga manajer Holding
Operasional, dan tiga manajer Holding Investasi.
Latar belakang manajer pelaksana ini bervariasi. Berikut ini
beberapa profilnya. Sebut saja Robertus Bilitea selaku Direktur Pelaksana
Bidang Legal Danantara. Ia berperan sebagai penasihat hukum utama dalam
pendirian institusi penting seperti Lembaga Penjamin Simpnan (LPS), Indonesia
Investment Authority (INA) dan Indonesia Financial Group (IFG). Terakhir
menjabat Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN.
Ada juga Arief Budiman sebagai Direktur Pelaksana Bidang
Keuangan. Ia merupakan MBA of Finance lulusan Wharton School of the University
of Pennsylvania, AS (2002). Salah satu arsitek utama pembentukan INA, sovereign
wealth fund pertama di Indonesia. Kini masih menjabat Deputi CEO INA.
Sebelumnya pernah memimpin Danareksa dan Pertamina. Berpengalaman dalam
kepemimpinan strategis dalam restrukturisasi dan transformasi BUMN di sektor
energi dan keuangan.
Bagian komunikasi strategis dipegang oleh Muhammad Al-Arief.
Pria bergelar Master of Arts - The Fletcher School of Law and Diplomacy, Tufts
University, AS ini sudah 20 tahun berkarier di Bank Dunia. Terakhir menjabat
Head of External Affairs, Infrastructure Practice Group di Bank Dunia. Ia
terlibat dalam pengembangan infrastruktur dan transformasi digital di Bank
Dunia.
Saat menyampaikan struktur lengkap Danantara ini, CEO
Danantara Rosan Roeslan meyakini bahwa nama-nama dalam struktur kepengurusan
ini akan memberikan sinyal positif bagi perekonomian nasional. (penulis:
kristantyo wisnubroto/redaktur: untung sutomo/sumber: indonesia.go.id)
