- KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Asal Malaysia di Selat Malaka
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
- Beras!
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan
- Tentang Sorgum dan Terigu
- Sebaran Kawasan Transmigrasi
- Pengembangan Tempat Wisata Religi di TN Ujung Kulon, Merangkai Sejarah dan Kelestarian Alam
- KKI Karangsambung Jadi Laboratorium Mahasiswa Universitas Jember Memahami Geodiversitas
- Serapan Beras Lokal Periode Jan–Mei Tertinggi Selama 57 Tahun, Tembus 2,3 Juta Ton
Wamentan dan Rektor IPB Luncurkan Benih Paten! Produktivitas Capai 12 Ton Per Hektare
7.jpg)
BOGOR – Wakil Menteri Pertanian
(Wamentan) RI, Sudaryono, bersama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Arif
Satria, resmi meluncurkan benih padi varietas unggul baru (VUB) hasil riset IPB
University di Kampus Dramaga, Bogor, Rabu (14/5/2025).
Varietas yang diluncurkan yakni IPB 13S, IPB 14S, dan IPB
15S, yang tidak hanya unggul dari sisi kuantitas hasil panen, tapi juga
kualitas rasa yang lebih pulen dan bernilai jual tinggi. Hasil riset IPB
menunjukkan potensi hasil mencapai 11,6 hingga 12 ton per hektar, jauh di atas
rata-rata nasional.
Dalam sambutannya, Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa
Mas Dar ini menyebut bahwa peluncuran tersebut sebagai tonggak penting dalam
upaya modernisasi dan intensifikasi pertanian nasional.
Baca Lainnya :
- Mentan Amran Targetkan Kaltara Panen Tiga Kali Setahun, Fokus Benahi Irigasi0
- Produksi Beras Tertinggi Sepanjang Sejarah, Presiden Apresiasi Duet Maut Amran-Sudaryono0
- Reformasi Pupuk Subsidi Dongkrak Produksi Pangan0
- Penyuluh Pertanian Satukan Tekad Akselerasi Swasembada Pangan0
- Panen Raya Serentak di 14 Provinsi, Prabowo: Petani Produsen Pangan, Tanpa Pangan Tidak Ada NKRI0
Selain itu, kegiatan ini juga sebagai tindaklanjut
kunjungannya bersama Rektor IPB University, Prof Arif Satria di Wageningen
University and Research (WUR) Belanda beberapa waktu lalu, dalam memperkuat
kolaborasi riset dan teknologi pertanian nasional.
“Saya hadir dalam acara peluncuran yang pertama, bibit padi
dengan veritas IPB 13S, 14S, dan 15S yang selain rasanya lebih enak, tapi
juga produktivitas per hektarnya, profitasnya tinggi, 11,6 sampai dengan 12 ton
per hektar, ini kan luar biasa ya. Dengan benih yang baik saja, kita bisa
meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan. Ini bagian dari upaya
intensifikasi pertanian yang modern dan berbasis riset,” ujar Mas Dar.
Selain benih unggul, acara peluncuran juga memperkenalkan
teknologi (AWS) yang telah dipasang di lebih dari 80 titik di seluruh
Indonesia. AWS memungkinkan petani mengakses informasi cuaca akurat hingga
radius 20 kilometer, yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
pertanian dari mulai tanam hingga panen.
“Karena pertanian ini sangat erat hubungannya sama iklim dan
cuaca ya, jadi bagaimana membaca cuaca ini menjadi penting, tidak lagi pake
katanya atau tidak lagi lihat awan kemudian melakukan tindakan,tapi berdasarkan
analisa cuaca, berbasis data yang akurat, nah ini saya kira bagus,” kata Mas
Dar.
Pemerintah, lanjut Wamentan, kini juga sedang mengembangkan
sistem kecerdasan buatan (AI) untuk sektor pertanian. Sistem ini nantinya akan
mengintegrasikan data cuaca, jenis benih, kontur dan kondisi tanah, irigasi,
jadwal tanam-panen, hingga informasi alat dan mesin pertanian. Semua informasi
ini akan digunakan untuk memberikan rekomendasi tepat guna bagi petani.
“Sistem AWS ini nanti dimasukkan, outputnya nanti yang
mahal, outputnya adalah rekomendasi untuk petani, nanamnya kapan,
jumlahnya berapa, jenis padinya yang sesuai di tanah yang akan ditanami, nanti
disitu ada alsintannya, kita masukkan semua. Nah inovasi ini sedang kami
bangun,” tuturnya.
“Jadi lebih baik ini kita kerjakan sekarang daripada kita
kerjakan kapan-kapan kan,” tambah Wamentan Sudaryono.
Sementara itu, Rektor IPB University, Prof Arif Satria
mengatakan bahwa IPB terus mengembangkan varietas padi untuk berbagai jenis
lahan, termasuk sawah, lahan kering (padi gogo), dan lahan pasang surut. IPB
bahkan telah merilis varietas IPB 9G khusus untuk lahan gogo yang juga bisa
diterapkan di sawah dengan hasil maksimal.
“Kemudian kita kita juga ada varietas lahan pasang surut.
Jadi kalau Pak Wamentan mencari benih untuk lahan tersebut, kita juga sudah
ada, varietas untuk lahan tahan naungan juga sudah ada. Dan harapannya dengan
potensi ini, IPB bisa memperbanyak dan memasarkan sehingga bisa dinikmati
oleh publik dan oleh masyarakat Indonesia,” ungkap dia.
Arif juga mengatakan bahwa IPB University sudah
mengembangkan antrak robot cerdas berbasis AI yakni untuk mendeteksi penyakit
antraknosa pada cabai. Teknologi ini diharapkan dapat membantu petani
mengantisipasi serangan penyakit sejak dini secara efisien.
“Untuk cabai, karena cabai ini sekarang produk yang rentan
inflasi, maka sangat penting untuk bisa ditingkatkan kualitas produksinya,”
ujarnya. Usai peluncuran, Wamentan Sudaryono meninjau sejumlah fasilitas
inovasi pertanian IPB, termasuk Greenhouse Smart IPB, pabrik pakan ternak, dan
pusat teknologi pertanian. (rel)
