- KKP Luncurkan Dua Buku Kehidupan Masyarakat Pesisir
- KKP Genjot Produksi Perikanan Budi Daya Penuhi Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran
- Kementerian PU Gerak Cepat Tangani Jalan Amblas di Lintas Jambi-Sumbar
- Percepat Swasembada Pangan, Mentan Amran Bidik Sumsel Jadi Tiga Besar Produsen Beras Nasional
- Banjir Jabodetabek Bukti Nyata Rentannya Indonesia dalam Ancaman Krisis Iklim
- Teknologi China Mencengkram Dunia, Kuasai 37 dari 44 Sektor Sains
- Keterlibatan Masyarakat Diperlukan dalam Membangun Lintasan Ikan
- Cegah Kepunahan Spesies, BRIN Dorong Upaya Konservasi Kuda Laut
- Menko AHY: Proyek NCICD Krusial Lindungi Pesisir Utara Jawa
- Mentan dan Wamentan Turun Langsung Kawal Operasi Pasar Pangan Murah di Palembang
Arfiana Maulina, Perempuan Dayak yang Membawa Lerak, Sabun Alami Tradisional Indonesia Mendunia
2.jpg)
ARFIANA Maulina, perempuan muda
berdarah Dayak dari Raut, Kalimantan Barat, dengan latar belakang ayah berdarah
Jawa, telah menjelma menjadi sosok inspiratif yang mengangkat Lerak, sabun
alami tradisional Indonesia, sebagai warisan budaya Asia yang kini mendunia.
Terinspirasi dari nilai-nilai adat Dayak yang menghormati alam dan air sebagai sumber kehidupan, Arfiana mengembangkan Lerak melalui Alira Alura dan Yayasan Tirta Artha Asri WateryNation, menjadikannya produk eco-friendly modern yang menjaga air bersih dan mendukung pertanian berkelanjutan.
Baca Lainnya :
- Sejarah Tiwul, Makanan Pengganti Nasi Rakyat Jawa Zaman Dulu0
- Penyuluh Agama Islam Karanganyar Luncurkan Buku Kultum Spotlight Ramadan: Meniti Jalan Surga0
- Meningkatkan Kompetensi Penyuluh Agama Karanganyar dalam Tugas Penyuluhan dengan Teknologi Digital0
- Kelezatan (Pengetahuan) Pangan0
- Pesan Harmoni dari Sungai Ciliwung di Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional0
Sejak tahun 2020, Arfiana aktif memperkenalkan Lerak sebagai
bagian dari kampanye pelestarian warisan budaya Indonesia dan Asia melalui
kampanye #BacktoLerak. Upayanya terus mendapat pengakuan global, mengantarkan
Lerak dan Alira Alura tampil di sejumlah ajang internasional.
Sebagai Perempuan Dayak, Arfiana membawa pesan penting bahwa
tradisi dan warisan indigenous bukan hanya bagian dari masa lalu, melainkan
kunci solusi masa depan di mana menjaga air bersih, mendukung ekonomi sirkular,
dan mempromosikan praktik pertanian regeneratif menjadi fondasi utama. Dengan
semangat #KillGermsNotFish, Arfiana mengajak dunia untuk kembali pada kearifan
lokal sebagai jawaban atas krisis lingkungan global.
Terlahir dari ibu berdarah Dayak dari Raut, Kalimantan Barat dan ayah keturunan Jawa, Arfiana Maulina tumbuh dalam dua arus budaya yang saling melengkapi dan menghormati alam dan memaknai keseimbangan hidup. Dari ibunya, perempuan indigenous Dayak yang hidup berdampingan dengan sungai, hutan, dan tanah, Arfiana belajar bahwa alam bukan sekadar tempat tinggal, melainkan rumah yang harus dijaga.
Nilai-nilai itulah yang hari ini dibawanya ke panggung dunia
melalui Lerak, sabun alami tradisional yang kini menjelma menjadi ikon solusi
hijau dari Asia. Mewarisi filosofi Dayak yang memandang air sebagai sumber
kehidupan yang sakral, Arfiana melihat langsung bagaimana komunitas adat
menjaga sungai sebagai nadi kehidupan.
Tradisi mengelola sumber daya alam selalu dilakukan dengan
cara yang selaras dengan alam. Lerak, buah yang tumbuh liar di hutan dan
digunakan secara turun-temurun sebagai pembersih alami, bukan sekadar produk,
ia adalah simbol hubungan harmonis antara manusia dan bumi. Inilah yang
menginspirasi Arfiana mengangkat Lerak ke tingkat global melalui Alira Alura
dan Yayasan Tirta Artha Asri WateryNation.
Sebagai Perempuan Dayak-Jawa, Arfiana memahami bahwa di era
modern, kearifan lokal justru memegang peran penting dalam menjawab krisis
lingkungan global. Pencemaran air akibat limbah deterjen sintetis yang
menyumbang hingga 80% polusi air rumah tangga (UNESCO, 2021) menjadi alarm yang
membawanya kembali ke akar tradisi. Melalui riset dan inovasi, Lerak kini hadir
sebagai produk eco-friendly modern yang tidak hanya melindungi air, tetapi juga
mendukung regenerative agriculture di Indonesia.
Sejak tahun 2020, Arfiana dan WateryNation memperkenalkan Lerak melalui kampanye #BacktoLerak, mengangkat Lerak sebagai warisan budaya Indonesia dan Asia yang layak menjadi solusi global. Perjalanan itu terus berkembang, membawa Arfiana dan Alira Alura ke panggung-panggung global seperti APFSD Youth Forum 2025 di Bangkok, Top 15 Generation Hope Goals, GYCN The World Bank Group Y2Y C4C MTE Climate Ambassador Program 2025 dan Youth Co:Lab Indonesia 2021.
Di forum-forum itu, Arfiana tidak hanya berbicara tentang
produk, tetapi juga tentang bagaimana kearifan perempuan adat terutama Dayak
telah lama memegang kunci menjaga keberlanjutan.
“Sebagai perempuan Dayak-Jawa, saya tumbuh dengan kesadaran
bahwa air bukan hanya sumber kehidupan, tapi juga warisan budaya yang harus
dijaga. Apa yang saya lakukan dengan Lerak bukan sekadar membangun bisnis, tapi
melanjutkan amanah leluhur yang selalu mengajarkan bahwa menjaga air berarti
menjaga hidup,” ungkap Arfiana.
Harapannya, melalui kemitraan dengan petani di Cepu, Lerak
tidak hanya hadir sebagai produk ramah lingkungan, tetapi juga pilar ketahanan
ekonomi komunitas lokal. Dengan mengusung sistem intercropping, petani tidak
hanya menanam Lerak, tetapi juga tanaman pangan lain yang mendukung
keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan.
“Lerak bukan sekadar produk. Ini adalah cara saya merawat
jembatan antara warisan Orang Tua, Dayak-Jawa, Indonesia, Asia dan masa depan
dunia. Saya ingin semua orang tahu, solusi masa depan bisa lahir dari hutan
kita sendiri, dari apa yang sudah dijaga oleh ibu-ibu dan nenek-nenek di
kampung saya,” tutup Arfiana.
Dengan kombinasi kearifan lokal Dayak, inovasi teknologi,
dan semangat kolaborasi lintas budaya, Arfiana Maulina dan Alira Alura
membuktikan bahwa perempuan adat tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga
membawa tradisi itu ke panggung dunia sebagai solusi keberlanjutan yang relevan
dan berdampak nyata.
