- Anggota ASPAI Se-Indonesia Uji Kompetensi Budidaya Anggur
- Mengintip Cara Anak Mengakrabi Kaki Seribu di Pemakaman
- 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer (1925-2025): Petani dan Biografi
- Pagar
- Mau Kuliah Gratis? Beasiswa Bank Indonesia 2025 Telah Dibuka, Ini Syaratnya!
- Air Terjun Weekacura, Hidden Gem di Sumba yang Punya Pesona Memanjakan Mata
- DWP Kemenkop dan LPDB Gelar Sosialisasi Perkoperasian dan Akses Pembiayaan Dana Bergulir di Cirebon
- Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan
- Patrick Pantera Negra Kluivert dan Memori Stadion Ernst Happel
- Pangan, Gizi dan Harapan
Badan Pangan Ajak PERPADI Membantu Penyerapan Gabah dan Beras Petani
.jpg)
SURAKARTA – Optimisme pemerintah dalam
akselerasi produktivitas gabah dan beras di hulu, penting diselaraskan dengan
kesiapan pascapanen. Dalam hal ini, Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha
Beras Indonesia (PERPADI) menjadi mitra strategis pemerintah dan Perum Bulog.
Untuk itu, pada panen raya padi tahun ini, Badan Pangan
Nasional/National Food Agency (NFA) mengajak PERPADI bergotong royong membantu
penyerapan produksi dalam negeri. Ini supaya kalangan petani padi Indonesia
bisa terjaga spirit dan kesejahteraannya
"Hari ini saya sebenarnya mau mendengarkan, apa saja
yang perlu dibantu oleh Badan Pangan Nasional? Per 15 Januari, cost structure
yang baru sudah berlaku. HPP (Harga Pembelian Pemerintah) Bulog sudah bisa kita
eksekusi," kata Kepala NFA Arief Prasetyo Adi saat memberikan pandangannya
dalam 'Musyawarah Nasional PERPADI 2025' di Surakarta, Jawa Tengah pada Rabu
(15/1/2025).
Baca Lainnya :
- Mentan: Jika Penyerapan Gabah Bermasalah, Swasembada Pangan Terancam0
- Wamentan Tegaskan HPP Gabah Rp6.500 per Kilogram, Jangan Sampai Dibeli Murah0
- Mentan-Mentrans Teken Kesepakatan Bersama Pengembangan Kawasan Transmigrasi untuk Swasembada Pangan0
- KKP Sukses Kembangkan Model Hilirisasi Rajungan0
- Bantuan Pangan Beras 2025 Disalurkan 6 Bulan0
"Sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo, pemerintah itu
harus memperhatikan petani pangan domestik. Jadi setelah ini, mari kita
bersama-sama dengan Bulog melakukan penyerapan. Apalagi nanti di Maret-April,
gabah yang akan dipanen bisa sekitar 13-14 juta ton. Jadi semua penggiling
padi, mari sama-sama kita kawal penyerapan," sambungnya.
"Ini karena target Bulog tahun ini sekitar 2,5 sampai 3
juta ton setara beras, apakah itu dalam bentuk GKP yang setara beras 600 ribu
ton, GKG yang setara beras 900 ribu ton, kemudian 1,5 juta ton dalam bentuk
beras di seluruh Indonesia. Tentu kita inginkan Bulog dan PERPADI bisa jadi
pilar penyerapan hasil panen petani kita," ucap Arief lagi.
Sebagaimana diketahui, melalui Keputusan Kepala Badan Pangan
Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025 tanggal 12 Januari 2025, HPP gabah dan
beras telah disesuaikan kembali menjadi lebih baik. Salah satunya HPP beras di
Gudang Bulog sebesar Rp 12.000 per kilogram (kg) dengan kualitas derajat sosoh
minimal 100 persen, kadar air maksimal 14 persen, butir patah maksimal 25
persen, dan butir menir maksimal 2 persen.
"Salah satu kunci kesuksesan kita nanti saat panen raya
adalah kesinambungan mulai dari on-farm, kemudian off-farm saat pascapanen.
Jadi petani itu nandur bisa semangat, karena gabahnya dibeli dengan harga baik.
Tentunya ada spesifikasi gabah bagi Bulog di Rp 6.500 per kilo dengan kondisi
tertentu," jelas Arief.
"Sementara spesifikasi HPP beras, kenapa derajat
sosohnya dari sebelumnya 95 persen dinaikkan menjadi 100 persen, karena pada
saat penyaluran beras Bulog, kita ingin masyarakat menerima kualitas beras yang
baik, tentunya putih, tidak kusam, dan juga tentu agar penggilingan padi naik
kelas," lanjutnya.
Apabila dicermati, sejak NFA mengatur penetapan kebijakan
HPP gabah dan beras untuk Bulog mulai Maret 2023, turut berimplikasi pada
perubahan positif Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP). Seterusnya indeks
NTPP tidak pernah kurang dari NTPP Maret 2023 yang kala itu masih berada di
angka 103,83.
Dampak tersebut menandakan kebijakan penetapan HPP dari
pemerintah cukup efektif dalam memberi perlindungan petani agar semangat
"nandur" dan meningkatkan produktivitas. Terlebih di 2025 ini,
perkiraan waktu panen raya padi akan mengalami kemajuan dan pemerintah sangat
optimis dapat mewujudkan akselerasi produksi beras.
Arief juga menitikberatkan bahwa kadar air dalam beras
bersifat mutlak, sehingga kadar air harus dipastikan sesuai standar yang telah
ditetapkan bagi Bulog. Untuk itu diperlukan fasilitas mesin dryer (pengering).
Hal ini supaya kualitas beras yang dikelola Bulog dapat selalu terjaga.
Dalam forum yang sama, Anggota Komisi VI DPR RI Herman
Khaeron turut mengamini bahwa ekosistem pangan nasional harus dibentuk secara
solid mulai dari hulu sampai hilir. "Ke depan Pak Arief, caranya coba
membangun satu ekosistem, nggak boleh putus ekosistemnya. Ekosistemnya dari
mulai petani-petani menjadi subjek utama di situ," bebernya.
"Kemudian di dalamnya ada penggilingan padi sebagai
processing pascapanen. Kemudian ada pasar. Ini kalau dibentuk tiga dari satu
kesatuan, saya kira ini akan menjawab terhadap keresahan tadi, (yang) padinya
tidak ada. Kalau ekosistemnya sudah terbangun, kan berarti petaninya juga
ada," ujar Herman.
Sementara, Ketua Umum PERPADI Sutarto Alimoeso mengajak
seluruh insan PERPADI untuk bersama-sama mengawal upaya pemerintah menuju
swasembada pangan. Ini tentunya dikarenakan komitmen pemerintah yang akan
mengutamakan produksi pangan dalam negeri mulai tahun 2025 ini.
