- Kisah Gayatri, Istri Raja Pertama Majapahit, Nenek Hayam Wuruk
- Ini Sejumlah Lokasi Berburu Matahari Terbit sambil Wisata Kuliner
- KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Asal Malaysia di Selat Malaka
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
- Beras!
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan
- Tentang Sorgum dan Terigu
- Sebaran Kawasan Transmigrasi
- Pengembangan Tempat Wisata Religi di TN Ujung Kulon, Merangkai Sejarah dan Kelestarian Alam
Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
.jpg)
NUSA LEMBONGAN - Pagi itu, di pesisir
Desa Jungut Batu, Nusa Lembongan, Bali, riuh suara petani rumput laut terdengar
seperti simfoni yang mengiringi matahari naik perlahan dari timur.
Tangan-tangan tangguh tengah memanen hasil budidaya mereka untuk pertama
kalinya, awal dari perubahan besar yang sudah lama ditunggu.
Desa Jungut Batu dikenal sebagai destinasi wisata tenang nan
eksotik. Di balik keindahannya, tersembunyi potensi luar biasa yaitu rumput
laut. Kini, potensi itu semakin berkembang berkat inisiatif Desa Berdaya Rumput
Laut yang diresmikan pada Selasa (20/5), sebuah program Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan (TJSL) pemberdayaan masyarakat pesisir yang diinisiasi PT PLN
(Persero) bekerja sama dengan Yayasan Jaga Alam Sejahtera dan melibatkan
kelompok petani rumput laut lokal.
Ketua Harian Yayasan Jaga Alam Sejahtera, Mayuni,
mengungkapkan rasa optimisnya dengan kehadiran program Desa Berdaya PLN. “Komponen
program ini mencakup pelatihan, pendampingan, inovasi budidaya, hingga
pemasaran. Dengan dukungan fasilitas seperti bank bibit unggul dan teknologi
pengering, kami optimis program ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi
masyarakat,” katanya.
Baca Lainnya :
- Beras!0
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan0
- Pengembangan Tempat Wisata Religi di TN Ujung Kulon, Merangkai Sejarah dan Kelestarian Alam 0
- KKI Karangsambung Jadi Laboratorium Mahasiswa Universitas Jember Memahami Geodiversitas0
- Penemuan Roti Tertua Ini Mengubah Sejarah Pertanian0
Deputi Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi
Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Tedi Bharata menyampaikan apresiasinya
terhadap perkembangan program ini. Menurutnya, rumput laut bukan sekadar
tanaman biasa, namun potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk bernilai
tinggi.
“Saya melihat bagaimana lingkungan berjaya dengan rumput
lautnya. Para petani mulai beralih dari cara tradisional ke metode yang lebih
modern. Potensi rumput laut sangat besar, tidak hanya untuk pariwisata tetapi
juga untuk produk olahan seperti nori. Kolaborasi adalah kunci keberhasilan
program ini, dan PLN telah menjadi mitra yang solid sejak awal,” ujarnya.
PLN hadir tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga
pendekatan yang menyeluruh. Berbagai sarana penunjang disediakan untuk
mendukung budidaya, melibatkan 54 warga dalam sosialisasi intensif, serta
menggelar audiensi dengan Kepala Desa untuk pembentukan koperasi. Guna
mendukung keberlanjutan program, Universitas Udayana juga turut dilibatkan
dalam memberikan pendampingan teknis.
Hasilnya mulai terlihat nyata. Produksi rumput laut
meningkat hingga empat kali lipat dibanding metode konvensional. Pendapatan
petani melonjak antara 20 hingga 40 persen. Lebih dari 50 warga terserap dalam
rantai kerja baru, dan 2 hektare lahan laut yang sebelumnya terbengkalai kini
kembali produktif dan lestari. Laut bukan lagi sekadar latar indah bagi para
wisatawan, melainkan sumber hidup yang berkelanjutan bagi warganya.
Gregorius Adi Trianto, Executive Vice President Komunikasi
Korporat & TJSL PLN, menegaskan bahwa kehadiran PLN kini bukan hanya
menyediakan listrik andal, namun bagian integral dari penggerak ekonomi
masyarakat dan kelestarian lingkungan.
“Kami ingin menyalakan masa depan. Program ini bukan hanya
menghidupkan ekonomi lokal melalui budidaya rumput laut, tapi juga turut
menjaga kelestarian terumbu karang, ekosistem laut, dan membuka ruang baru bagi
pariwisata edukatif,” ujarnya.
Di balik seluruh aktivitas itu, PLN secara nyata telah
mengintegrasikan program ini dengan target-target Sustainable Development Goals
(SDGs), khususnya dalam pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja,
penanganan perubahan iklim, dan pelestarian ekosistem laut.
Ke depan, geliat Desa Jungut Batu belum akan berhenti. PLN
bersama para stakeholder tengah menyiapkan pembentukan koperasi petani sebagai
kekuatan ekonomi baru. Pemasaran akan diperluas, bahkan penjajakan ekspor
produk turunan rumput laut mulai dilakukan. Wisata edukasi berbasis rumput laut
juga dirancang agar masyarakat tak hanya menanam dan memanen, tapi juga
mengundang dunia untuk belajar dari desa mereka.
