- Peduli Kesehatan, Anggota Sevenist Club Periksa Gula Darah dan Gelar Seminar Kesehatan Jantung
- Kemenag Karanganyar Borong Juara di Ajang Penyuluh Agama Islam Award Jateng 2025
- Muhammad Sirod: Penundaan Tarif AS-China Jeda Strategis, Bukan Damai Permanen
- Taman Bumi Meratus dan Kebumen bukan Sekadar Warisan Alam dan Budaya
- AHY: Pembangunan Infrastruktur Perkuat Pertahanan Negara
- Anak Perusahaan Sinarmas Group Kembali Gusur Tanah Petani di Tebo
- Wamentan dan Rektor IPB Luncurkan Benih Paten! Produktivitas Capai 12 Ton Per Hektare
- Belantara Foundation: Strategi Terpadu Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Sebuah Keharusan
- SBY: Krisis Iklim dan Krisis Lingkungan Itu Nyata
- Kembangkan Energi Transisi, Pertamina Dorong Kesejahteraan 408 Petani di Desa Uma Palak
Hari Buruh 2025, Nelayan Desak Pemerintah Ratifikasi ILO K-188
.jpg)
JAKARTA — Peringatan
Hari Buruh Internasional 2025 tak hanya diwarnai orasi dan poster dari buruh
daratan. Suara dari laut pun turut bergema di jantung ibu kota. Sejumlah
nelayan dan pekerja kapal perikanan, baik dalam negeri maupun migran,
menyampaikan tuntutan melalui aksi damai yang berlangsung di depan kantor
Kementerian Ketenagakerjaan dan Gedung DPR RI, di Jakarta.
Aksi ini digelar oleh Team 9 bersama jejaring serikat
pekerja dan buruh sektor maritim. Mereka menuntut pemerintah segera
meratifikasi Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Nomor 188
(K-188) tentang Pekerjaan dalam Penangkapan Ikan.
“Setelah Indonesia meratifikasi Konvensi Ketenagakerjaan
Maritim (MLC) 2006 untuk awak kapal niaga, sudah saatnya ada kesetaraan
pelindungan terhadap awak kapal perikanan,” ujar Koordinator Team 9, Syofyan
Koto.
Baca Lainnya :
- Dampak Kebijakan Tarif Impor AS Terhadap Indonesia0
- Mudik Gratis Bareng Pertamina 2025 Berangkatkan 5.000 Pemudik ke 23 Kota 0
- IDCI Soroti Lemahnya Peran TNI dalam Pertahanan Siber Nasional0
- Kepala BP Taskin: Desa Membantu Pengentasan Kemiskinan Lebih Kontekstual Berbasis Budaya 0
- Mudik Gratis PLN Bersama BUMN Dibuka, Begini Cara Daftarnya di Aplikasi PLN Mobile!0
Dalam aksinya, massa membentangkan spanduk bertuliskan
seruan langsung kepada pemerintah, antara lain “Ratifikasi K-188 Dong, Pak
Presiden!” dan “Lindungi Laut, Lindungi Pekerja”. Aksi ini menjadi pengingat
bahwa di balik konsumsi hasil laut, terdapat kondisi kerja nelayan yang kerap
tanpa perlindungan memadai.
Menurut Syofyan, tanpa ratifikasi K-188, banyak awak kapal
perikanan masih direkrut tanpa prosedur jelas, hanya menggunakan KTP, serta
tanpa standar pengupahan, jaminan sosial, atau keselamatan kerja. Ratifikasi,
lanjutnya, bukan hanya penting untuk perlindungan tenaga kerja, tetapi juga
bernilai strategis secara ekonomi.
“Dengan K-188, Indonesia bisa memperkuat daya saing produk
perikanan di pasar global serta memperjelas mekanisme inspeksi kapal asing yang
masuk ke wilayah perairan nasional,” katanya.
Dukungan terhadap ratifikasi K-188 datang dari berbagai
konfederasi serikat pekerja, termasuk KSPSI-Pembaruan, KSPSI, KSPSI-CAITU,
KSBSI, KASBI, KSPN, dan KSPI.
Juru Kampanye Laut Greenpeace Indonesia, Sihar Silalahi,
menegaskan bahwa isu ini bukan hanya soal perlindungan pekerja, tetapi juga
menyangkut keberlanjutan sektor perikanan secara keseluruhan. “Keberlanjutan
laut tak cukup hanya bicara soal ikan, tapi juga soal orang-orang yang
menangkapnya,” ujarnya.
Menurutnya, ILO K-188 adalah instrumen penting untuk
memastikan para pekerja laut dihargai secara layak. “Urusan martabat manusia
tidak bisa ditunda karena alasan kalender politik atau target ekonomi
triwulanan,” ujar Sihar, yang juga tergabung dalam Team 9.
Aksi Hari Buruh 2025 menjadi momentum pengingat bahwa
perjuangan buruh tidak hanya berlangsung di darat. Dari laut, suara nelayan
kini terdengar semakin nyaring: lindungi pekerja, lindungi laut, dan ratifikasi
K-188.
Tentang Team 9
Team 9 adalah koalisi masyarakat sipil dan serikat buruh
yang dibentuk untuk mendorong percepatan ratifikasi Konvensi ILO K-188 oleh
Pemerintah Indonesia. Inisiatif ini dimulai pada tahun 2022 oleh sembilan
organisasi dan sejak itu terus berkembang seiring menguatnya dukungan dari
berbagai elemen serikat buruh dan organisasi masyarakat sipil. Saat ini, Team 9
terdiri dari:
- Environmental
Justice Foundation (EJF)
- Greenpeace
Indonesia
- Human
Rights Working Group (HRWG)
- Indonesia
Ocean Justice Initiative (IOJI)
- Kesatuan
Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI)
- Kesatuan
Pelaut dan Pekerja Perikanan Indonesia (KP3I)
- Koalisi
Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA)
- Serikat
Awak Kapal Perikanan Bersatu Sulawesi Utara (SAKTI Sulut)
- Serikat
Awak Kapal Transportasi Indonesia (SAKTI)
- Serikat
Buruh Migran Indonesia (SBMI)
- Serikat
Buruh Migran dan Informal Indonesia (SEBUMI)
- Serikat
Nelayan Indonesia (SNI)
- Sumatera
Environmental Initiative (SEI)
Tentang Jejaring Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Sektor Maritim
Jejaring Serikat Pekerja/Serikat Buruh Sektor Maritim
Indonesia dibentuk oleh 6 konfederasi serikat buruh dan 2 serikat buruh yang
bertujuan untuk mendorong perbaikan tata kelola ketenagakerjaan di sektor
maritim. Saat ini, Jejaring Serikat Pekerja/Serikat Buruh Sektor Maritim
terdiri dari:
- Federasi
Serikat Buruh Makanan Minuman Pariwisata Restoran Hotel dan Tembakau
(FSB-KAMIPARHO)
- Federasi
Serikat Pekerja Maritim Indonesia (F-SPMI)
- Jangkar
Karat Indonesia
- Konfederasi
Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
- Konfederasi
Serikat Pekerja Nasional (KSPN)
- Konfederasi
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia – Confederation of All Indonesian Trade
Union (KSPSI-CAITU)
- Serikat
Awak Kapal Transportasi Indonesia (SAKTI)
- Serikat
Buruh Migran Indonesia (SBMI)
- Serikat
Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI)
- Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)
