- Anggota ASPAI Se-Indonesia Uji Kompetensi Budidaya Anggur
- Mengintip Cara Anak Mengakrabi Kaki Seribu di Pemakaman
- 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer (1925-2025): Petani dan Biografi
- Pagar
- Mau Kuliah Gratis? Beasiswa Bank Indonesia 2025 Telah Dibuka, Ini Syaratnya!
- Air Terjun Weekacura, Hidden Gem di Sumba yang Punya Pesona Memanjakan Mata
- DWP Kemenkop dan LPDB Gelar Sosialisasi Perkoperasian dan Akses Pembiayaan Dana Bergulir di Cirebon
- Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan
- Patrick Pantera Negra Kluivert dan Memori Stadion Ernst Happel
- Pangan, Gizi dan Harapan
Langkah Besar Menuju Pasar Karbon Global
.jpg)
JAKARTA - Suasana Main Hall Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada Senin, 20 Januari 2025, terasa berbeda. Para pemimpin dari
berbagai sektor, mulai dari pejabat pemerintahan hingga perwakilan negara
sahabat, berkumpul dengan satu tujuan: meresmikan langkah monumental Indonesia
dalam perdagangan karbon internasional. Dalam sejarah penyelenggaraan
perdagangan karbon di Tanah Air, momen ini adalah titik puncak yang menjadi
penanda kesiapan Indonesia bersaing di pasar karbon global.
Acara ini diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif
Faisol Nurofiq bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Ketua Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan sejumlah pejabat
penting lainnya. Kehadiran para tokoh tersebut tidak hanya menunjukkan komitmen
Indonesia terhadap lingkungan, tetapi juga menegaskan bahwa perdagangan karbon
kini menjadi bagian penting dari upaya percepatan pembangunan berkelanjutan.
IDXCarbon, platform yang dirancang khusus untuk perdagangan
karbon, menjadi tulang punggung penyelenggaraan ini. Sejak peluncurannya pada
September 2023, IDXCarbon telah menunjukkan perkembangan pesat. Dari hanya 16
pengguna awal, kini partisipan yang terdaftar telah mencapai 100 pada akhir
2024. Capaian luar biasa lainnya adalah keberhasilan memperdagangkan satu juta
ton unit karbon secara kumulatif dalam waktu singkat.
Baca Lainnya :
- Pelibatan TNI Dalam Proyek Rempang Eco City Melanggar Konstitusi, HAM, dan UU TNI0
- KKP Segel Pagar Laut di Perairan Bekasi 0
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat0
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara0
- KKP Setop PMA Pembangunan Jetty Ilegal di Morowali0
“IDXCarbon mengintegrasikan praktik terbaik dunia dari pasar
kuota emisi dan pasar kredit karbon dalam satu sistem yang solid dan andal,”
ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman. “Hari ini, kita tidak hanya meresmikan
perdagangan karbon internasional, tetapi juga menunjukkan kesiapan Indonesia
untuk memimpin dalam ekosistem karbon global.”
Komitmen Indonesia Pasca-COP 29
Langkah besar ini tidak lepas dari komitmen Indonesia
setelah pertemuan COP 29, di mana negara ini menegaskan dukungannya terhadap
implementasi Artikel 6 Perjanjian Paris. Perdagangan karbon internasional ini
juga menjadi upaya untuk mengakselerasi pencapaian target Nationally Determined
Contribution (NDC) kedua yang akan disampaikan pada Februari 2025.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menekankan
pentingnya elemen-elemen dalam ekosistem karbon yang transparan, berintegritas,
inklusif, dan adil. “Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) yang dihasilkan oleh
Indonesia telah dipastikan memiliki integritas tinggi,” ujarnya.
Sistem Registri Nasional (SRN), Pengukuran, Pelaporan, dan
Verifikasi (MRV), serta otorisasi perdagangan karbon luar negeri menjadi
fondasi utama untuk memastikan bahwa perdagangan ini berjalan tanpa celah bagi
potensi double accounting, double payment, maupun double claim.
Perdagangan karbon bukan sekadar transaksi ekonomi. Ini
adalah aksi kolektif yang melibatkan banyak pihak: negara, sektor swasta,
institusi keuangan, hingga organisasi filantropi. Menteri Kehutanan Raja Juli
Antoni menyebutkan bahwa “Perdagangan karbon ini mencerminkan solidaritas
global untuk memitigasi perubahan iklim. Kolaborasi menjadi kunci
keberhasilannya.”
Pada perdagangan perdananya, Indonesia telah mengotorisasi
1.780.000 ton CO2e dari sektor energi, meliputi proyek-proyek seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro Gunung Wugul hingga Konversi dari
Single Cycle menjadi Combined Cycle di PLTGU Grati Blok 2. Semua ini
menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya berbicara soal komitmen, tetapi telah
mengambil langkah konkret.
Masa Depan yang Cerah
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar pun
mengapresiasi kerja cepat dan sinergi antara kementerian dan lembaga terkait.
Ia juga memuji kepemimpinan pemerintah Kabinet Merah Putih di bawah Presiden
Prabowo Subianto, yang dalam tiga bulan berhasil membuka potensi besar
perdagangan karbon untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami menyambut gembira dan selamat atas pencapaian ini.
Inisiatif ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di pasar karbon global,
tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi dan lingkungan nasional,”
ujar Mahendra.
Para stakeholder yang hadir, termasuk perwakilan
negara sahabat dan dunia usaha, sepakat bahwa perdagangan karbon ini adalah
peluang besar bagi Indonesia. Dengan sistem yang transparan dan berintegritas,
IDXCarbon diyakini mampu menjadi benchmark untuk pasar karbon di kawasan Asia
dan dunia.
Dengan segala pencapaian ini, Indonesia telah menunjukkan
bahwa pasar karbon bukan sekadar peluang, melainkan kebutuhan untuk masa depan
yang lebih berkelanjutan. Peresmian perdagangan internasional perdana unit
karbon ini bukan hanya babak baru bagi Indonesia, tetapi juga kontribusi nyata
dalam perjuangan global melawan perubahan iklim.
Ke depan, harapan besar tertuju pada IDXCarbon sebagai platform
yang mampu menjembatani kepentingan lokal dan global dalam ekosistem karbon.
Karena pada akhirnya, keberhasilan perdagangan karbon ini adalah keberhasilan
bersama, di mana semua pihak bergerak selaras demi planet yang lebih baik untuk
generasi mendatang. (Penulis: Ismadi Amrin, Redaktur: Taofiq Rauf, Sumber:
Indonesia.go.id)
