- Peduli Kesehatan, Anggota Sevenist Club Periksa Gula Darah dan Gelar Seminar Kesehatan Jantung
- Kemenag Karanganyar Borong Juara di Ajang Penyuluh Agama Islam Award Jateng 2025
- Muhammad Sirod: Penundaan Tarif AS-China Jeda Strategis, Bukan Damai Permanen
- Taman Bumi Meratus dan Kebumen bukan Sekadar Warisan Alam dan Budaya
- AHY: Pembangunan Infrastruktur Perkuat Pertahanan Negara
- Anak Perusahaan Sinarmas Group Kembali Gusur Tanah Petani di Tebo
- Wamentan dan Rektor IPB Luncurkan Benih Paten! Produktivitas Capai 12 Ton Per Hektare
- Belantara Foundation: Strategi Terpadu Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Sebuah Keharusan
- SBY: Krisis Iklim dan Krisis Lingkungan Itu Nyata
- Kembangkan Energi Transisi, Pertamina Dorong Kesejahteraan 408 Petani di Desa Uma Palak
Mahasiswa UMN Dikenalkan Oseanografi dan Jurnalistik Sains di BRIN
.jpg)
JAKARTA - Pusat Riset Oseanografi
(PRO) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima kunjungan akademis
mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Jakarta, Rabu (23/04). Mereka
melakukan kunjungan akademik ke Laboratorium Terpadu Riset Oseanografi (LATERIO)
BRIN Kawasan Sains Aprilani Soegiarto, Ancol, Jakarta.
Kunjungan tersebut menjadi bagian dari perkuliahan lapangan
untuk memberikan pemahaman langsung kepada mahasiswa mengenai praktik
jurnalistik sains, khususnya di bidang oseanografi. Demikian disampaikan dosen
pendamping, Ongki Rinaldi, saat memberi sambutan.
Pada kesempatan ini, ia menegaskan pentingnya pemahaman
mendalam terhadap isu-isu sains dalam praktik jurnalistik, terutama dalam
konteks objektivitas dan rujukan pada konsensus ilmiah.
Baca Lainnya :
- Wisuda dan Ijazah0
- UI dan Kementerian Transmigrasi Sinergi Kembangkan Program Transmigrasi Patriot0
- Cerita Prof Koentjoro Soal Perjuangan Bangun Rumah Ibadah 6 Agama di UGM0
- UMKM Dara Baro Buktikan Limbah Sisa Kain Bisa Mendunia0
- Belantara Foundation Gelar Pelatihan Penggunaan Pendamping Buku Ajar Gajah Sumatra untuk Guru SD0
Menurutnya, jurnalis sains dituntut tetap objektif, namun
juga harus berpihak pada kebenaran ilmiah yang telah disepakati oleh komunitas
ilmuwan. “Misalnya untuk memahami tentang pemanasan global, jurnalis dapat
mengetahui langsung konsensus dari para ilmuwan terkait ilmu tersebut,”
sebutnya.
Hasil kunjungan mahasiswanya ini, diharapkan dapat menjadi
bekal dalam menyusun karya akhir semester. Mereka juga dapat membentuk
pemahaman kritis dalam peliputan isu-isu sains di masa mendatang.
Menanggapi itu, Triyono dari BRIN, membuka pengenalan
tentang fasilitas Gedung LATERIO. Ia juga menginformasikan, gedung ini dapat
dimanfaatkan oleh pihak eksternal untuk kegiatan edukatif dan kolaboratif. Ia
juga menekankan pentingnya peran edukator sains dalam menyampaikan hasil riset
kepada masyarakat tanpa menimbulkan distorsi informasi.
“Peran ini menjadi sebuah tantangan dalam
menstransformasikan informasi sains kepada khalayak umum,” ungkapnya dengan
harapan untuk memperkaya wawasan mahasiswa terkait isu-isu sains yang
berkembang di masyarakat.
Menambahkan itu, Taufik Hidayat selaku Koordinator Pengelola
Laboratorium ini menjelaskan bahwa laboratorium dibangun dengan fasilitas
berstandar dunia untuk mendukung kegiatan riset oseanografi. Untuk mengenalkan
tentang sains, para periset PRO BRIN memberikan wawasan tentang isu-isu
kelautan yang berdampak langsung pada masyarakat dan lingkungan.
Salah satunya, Sekar M.C. Herandarudewi memaparkan tentang
konservasi biota laut terancam punah dan dilindungi. Dalam presentasinya, Sekar
menjabarkan berbagai spesies laut yang saat ini berada dalam status rentan
hingga kritis, termasuk mamalia laut, penyu, dan terumbu karang.
Ia juga menginformasikan tantangan konservasi, mulai dari
eksploitasi berlebihan hingga kerusakan habitat, serta upaya mitigasi yang
dilakukan BRIN bersama mitra nasional dan internasional. “Konservasi bukan
hanya soal menyelamatkan spesies, tapi juga menjaga keseimbangan ekosistem yang
berdampak pada keberlanjutan hidup manusia,” ujarnya.
Selanjutnya, Johan Risandi membahas mengenai kasus penurunan
tanah pesisir dan kenaikan muka air laut di jakarta. Fenomena penurunan itu
pada muka tanah yang signifikan di pesisir utara Jakarta. Hal itu diperparah
dengan eksploitasi air tanah dan perubahan iklim global.
“Jakarta menghadapi dua tekanan sekaligus. Yaitu, permukaan
tanah yang turun akibat faktor antropogenik dan alam, serta muka laut yang naik
akibat perubahan iklim,” ujarnya. Menurut pandangannya, tanpa intervensi
serius, maka akan berdampak dalam bentuk banjir rob yang makin parah. Hal itu
ia tunjukkan dalam peta perubahan elevasi tanah dan data kenaikan muka air
laut.
Hal yang ditekankan dalam edukasi ini yakni pentingnya
ketersediaan data ilmiah dan analisisnya dalam mendukung pemberitaan media yang
faktual dan mengedukasi publik.
Terakhir, Hikmah Thoha, menjelaskan tentang perkembangan
studi Harmful Algal Blooms (HABs) di Indonesia. Dijelaskannya, HABs atau
ledakan alga beracun, dapat menyebabkan kerugian besar pada sektor perikanan,
pariwisata, hingga kesehatan masyarakat.
“Indonesia belum sepenuhnya siap dalam sistem deteksi dini
terhadap fenomena ini. Padahal, HABs bisa menyebabkan kematian massal biota
laut dan dampak terhadap manusia jika ia makan ikan atau kerang yang terkena
racun dari jenis fitoplankton dinoflagellata,” terangnya.
Untuk itu, ditegaskan olehnya, perlunya pendekatan
multidisiplin, termasuk peran media, untuk meningkatkan kesadaran publik
terhadap risiko ini. Kegiatan ini diakhiri dengan kunjungan ke
fasilitas laboratorium terpadu untuk melihat dari dekat aktivitas dan alat-alat
yang digunakan dalam penelitian oseanografi.
Di dalam Laboratorium GIS (Geographic Information System),
mahasiswa dikenalkan pada teknologi pemetaan digital pemantau kondisi wilayah
pesisir dan laut secara real-time. Melalui demonstrasi singkat, mahasiswa
mempelajari data spasial dikumpulkan, dianalisis, dan dipresentasikan dalam
bentuk peta tematik yang mendukung pengambilan keputusan berbasis data.
Selanjutnya, di dalam Laboratorium Plankton, mereka
diperlihatkan teknik pengambilan sampel, untuk identifikasi plankton
menggunakan mikroskop. Kemudian pada Laboratorium Vertebrata, mahasiswa diajak
melihat koleksi spesimen serta mempelajari metode dokumentasi dan pengawetan
biota laut yang digunakan dalam riset ilmiah. (SS/ ed:And)
