Mahasiswa UMN Dikenalkan Oseanografi dan Jurnalistik Sains di BRIN

By PorosBumi 03 Mei 2025, 05:53:04 WIB Humaniora
Mahasiswa UMN Dikenalkan Oseanografi dan Jurnalistik Sains di BRIN

JAKARTA - Pusat Riset Oseanografi (PRO) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima kunjungan akademis mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Jakarta, Rabu (23/04). Mereka melakukan kunjungan akademik ke Laboratorium Terpadu Riset Oseanografi (LATERIO) BRIN Kawasan Sains Aprilani Soegiarto, Ancol, Jakarta. 

Kunjungan tersebut menjadi bagian dari perkuliahan lapangan untuk memberikan pemahaman langsung kepada mahasiswa mengenai praktik jurnalistik sains, khususnya di bidang oseanografi. Demikian disampaikan dosen pendamping, Ongki Rinaldi, saat memberi sambutan.

Pada kesempatan ini, ia menegaskan pentingnya pemahaman mendalam terhadap isu-isu sains dalam praktik jurnalistik, terutama dalam konteks objektivitas dan rujukan pada konsensus ilmiah.

Baca Lainnya :

Menurutnya, jurnalis sains dituntut tetap objektif, namun juga harus berpihak pada kebenaran ilmiah yang telah disepakati oleh komunitas ilmuwan. “Misalnya untuk memahami tentang pemanasan global, jurnalis dapat mengetahui langsung konsensus dari para ilmuwan terkait ilmu tersebut,” sebutnya.

Hasil kunjungan mahasiswanya ini, diharapkan dapat menjadi bekal dalam menyusun karya akhir semester. Mereka juga dapat membentuk pemahaman kritis dalam peliputan isu-isu sains di masa mendatang. 

Menanggapi itu, Triyono dari BRIN, membuka pengenalan tentang fasilitas Gedung LATERIO. Ia juga menginformasikan, gedung ini dapat dimanfaatkan oleh pihak eksternal untuk kegiatan edukatif dan kolaboratif. Ia juga menekankan pentingnya peran edukator sains dalam menyampaikan hasil riset kepada masyarakat tanpa menimbulkan distorsi informasi.

“Peran ini menjadi sebuah tantangan dalam menstransformasikan informasi sains kepada khalayak umum,” ungkapnya dengan harapan untuk memperkaya wawasan mahasiswa terkait isu-isu sains yang berkembang di masyarakat.

Menambahkan itu, Taufik Hidayat selaku Koordinator Pengelola Laboratorium ini menjelaskan bahwa laboratorium dibangun dengan fasilitas berstandar dunia untuk mendukung kegiatan riset oseanografi. Untuk mengenalkan tentang sains, para periset PRO BRIN memberikan wawasan tentang isu-isu kelautan yang berdampak langsung pada masyarakat dan lingkungan.

Salah satunya, Sekar M.C. Herandarudewi memaparkan tentang konservasi biota laut terancam punah dan dilindungi. Dalam presentasinya, Sekar menjabarkan berbagai spesies laut yang saat ini berada dalam status rentan hingga kritis, termasuk mamalia laut, penyu, dan terumbu karang. 

Ia juga menginformasikan tantangan konservasi, mulai dari eksploitasi berlebihan hingga kerusakan habitat, serta upaya mitigasi yang dilakukan BRIN bersama mitra nasional dan internasional. “Konservasi bukan hanya soal menyelamatkan spesies, tapi juga menjaga keseimbangan ekosistem yang berdampak pada keberlanjutan hidup manusia,” ujarnya.

Selanjutnya, Johan Risandi membahas mengenai kasus penurunan tanah pesisir dan kenaikan muka air laut di jakarta. Fenomena penurunan itu pada muka tanah yang signifikan di pesisir utara Jakarta. Hal itu diperparah dengan eksploitasi air tanah dan perubahan iklim global.

“Jakarta menghadapi dua tekanan sekaligus. Yaitu, permukaan tanah yang turun akibat faktor antropogenik dan alam, serta muka laut yang naik akibat perubahan iklim,” ujarnya. Menurut pandangannya, tanpa intervensi serius, maka akan berdampak dalam bentuk banjir rob yang makin parah. Hal itu ia tunjukkan dalam peta perubahan elevasi tanah dan data kenaikan muka air laut.

Hal yang ditekankan dalam edukasi ini yakni pentingnya ketersediaan data ilmiah dan analisisnya dalam mendukung pemberitaan media yang faktual dan mengedukasi publik.

Terakhir, Hikmah Thoha, menjelaskan tentang perkembangan studi Harmful Algal Blooms (HABs) di Indonesia. Dijelaskannya, HABs atau ledakan alga beracun, dapat menyebabkan kerugian besar pada sektor perikanan, pariwisata, hingga kesehatan masyarakat.

“Indonesia belum sepenuhnya siap dalam sistem deteksi dini terhadap fenomena ini. Padahal, HABs bisa menyebabkan kematian massal biota laut dan dampak terhadap manusia jika ia makan ikan atau kerang yang terkena racun  dari jenis fitoplankton dinoflagellata,” terangnya.

Untuk itu, ditegaskan olehnya, perlunya pendekatan multidisiplin, termasuk peran media, untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap risiko ini. Kegiatan ini diakhiri dengan kunjungan ke fasilitas laboratorium terpadu untuk melihat dari dekat aktivitas dan alat-alat yang digunakan dalam penelitian oseanografi.

Di dalam Laboratorium GIS (Geographic Information System), mahasiswa dikenalkan pada teknologi pemetaan digital pemantau kondisi wilayah pesisir dan laut secara real-time. Melalui demonstrasi singkat, mahasiswa mempelajari data spasial dikumpulkan, dianalisis, dan dipresentasikan dalam bentuk peta tematik yang mendukung pengambilan keputusan berbasis data.

Selanjutnya, di dalam Laboratorium Plankton, mereka diperlihatkan teknik pengambilan sampel, untuk identifikasi plankton menggunakan mikroskop. Kemudian pada Laboratorium Vertebrata, mahasiswa diajak melihat koleksi spesimen serta mempelajari metode dokumentasi dan pengawetan biota laut yang digunakan dalam riset ilmiah. (SS/ ed:And)

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment