- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
- Dari Binus International ke Brisbane: Perjalanan Fannisa Widya Puteri Kuliah Double Degree
- Tonggak Sejarah Medis Tanah Air: Robot Bedah Otak Pertama di Indonesia Hadir di Siloam Hospitals
- 5 Dampak Tak Terduga yang Datang Kalau Konten Kamu Viral
Phantom Followers: Saat Angka Besar Tidak Menghasilkan Apa-Apa
1.jpg)
DI sosial media seperti Instagram
& TikTok, sering kita jumpai akun dengan followers sangat banyak,
tapi interaksinya justru sedikit. Inilah yang dimaksud "phantom
followers"
Kamu mungkin pernah merasa bangga ketika melihat jumlah
pengikut akun media sosialmu melonjak drastis. Rasanya ini seperti sebuah tanda
bahwa brand atau bisnismu mulai dilirik banyak orang.
Tapi, begitu diperhatikan lebih dalam, engagement rate
justru rendah, komentar jarang muncul, dan jumlah orang yang menyukai
postinganmu pun bisa dihitung dengan jari.
Baca Lainnya :
- Kecukupan Dalam Melihat Bukti 0
- Bedah Buku dan Film Merawat Harapan di Kampung Halaman0
- Masyarakat Adat Suka Menjaga Tradisi Menghadapi Perubahan Iklim0
- 6 Kontainer Keranjang Serat Alam Produk UMKM Kebumen Tembus Pasar New York 0
- KEHATI Rilis Buku Putih Advokasi Keanekaragaman Hayati Indonesia0
Fenomena inilah yang disebut phantom followers —
pengikut yang masuk, tapi nyaris tidak pernah memberikan aktivitas atau
interaksi nyata. Mereka membuat akun hanya "terlihat" ramai, padahal
sebenarnya sepi.
Apa Itu Phantom Followers?
Phantom followers bisa berupa akun bot, akun palsu,
atau ataupun akun nyata yang mungkin sudah lama tidak aktif.
Mereka tidak pernah menyukai, mengomentari, apalagi
membagikan kontenmu.
Menurut laporan dari HypeAuditor, hampir 45% akun
Instagram di seluruh dunia dikategorikan tidak aktif atau berpotensi palsu.
Artinya, jumlah pengikut besar yang dimiliki tidak selalu
berarti audiensmu benar-benar "ada" dan aktif berinteraksi.
Kamu mungkin tidak sadar, tapi ada beberapa cara phantom
followers bisa muncul di akun:
- Hasil pembelian followers — Umumnya
berbentuk akun kosong atau bot yang hanya menambah angka, tanpa ada niat untuk
berinteraksi.
Inilah kenapa Sribu menyediakan jasa pembelian followers sosial media, supaya Anda
bisa mendapatkan followers aktif & nyata dari transaksi yang dilakukan!
- Akun spam — Yang mengikuti ribuan akun
lain hanya untuk terlihat aktif atau mendapatkan pengikut balik.
- Pengguna yang sudah tidak aktif — Awalnya
tertarik, tapi kini tidak lagi membuka media sosial atau mungkin sudah pindah
minat ke akun lain.
Mengapa Ini Bisa Merugikan?
Sekilas, jumlah pengikut yang tinggi memang tampak
menguntungkan.
Tapi kalau kebanyakan hanyalah phantom followers, justru ada
banyak risiko:
- Engagement rate turun drastis
Algoritma TikTok, Instagram, dan YouTube akan menilai
kontenmu tidak menarik jika interaksinya rendah, sehingga jangkauan konten akan
ikut merosot.
- Data analitik jadi "menipu"
Insight yang tercampur akun pasif akan membuat kamu sulit
memahami audiens sebenarnya, sehingga strategi konten bisa jadi salah arah.
- Reputasi brand rusak
Konsumen kini lebih cermat membaca data media sosial.
Ketika melihat pengikut kamu besar tapi engagement rendah,
mereka bisa curiga dan jadi memiliki pandangan negatif terhadap brand.
Langkah Menghadapi Phantom Followers
Menghapus pengikut yang pasif secara total memang sulit,
tapi kamu bisa mengurangi dampak negatifnya dengan beberapa cara berikut:
1. Lakukan audit: Gunakan
alat seperti HypeAuditor atau Social Blade untuk
memeriksa persentase pengikut palsu dan tidak aktif.
2. Buat konten yang memancing interaksi: Misalnya
konten polling, sesi tanya-jawab, atau konten yang mengajak audiens membagikan
pengalaman mereka sendiri.
3. Bangun pertumbuhan organik: Tumbuhkan
audiens lewat kolaborasi dengan kreator lain, kampanye interaktif, dan strategi
konten yang relevan dengan kebutuhan mereka.
4. Kombinasikan strategi organik dan
"instan": Jika ingin mempercepat pertumbuhan, kamu
bisa menambah pengikut dari platform terpercaya seperti Sribu, yang hanya menyediakan
akun aktif dan real, lalu seimbangkan dengan strategi pertumbuhan organik.
Penutup
Phantom followers adalah pengingat bahwa angka besar tidak selalu berarti keberhasilan di sosial media. Dengan kata lain, yang paling penting bukan seberapa banyak followers-mu, melainkan seberapa "peduli" mereka terhadap konten yang kamu bagikan.
Jadi, jangan terjebak ilusi angka. Fokuslah membangun komunitas yang (mungkin) lebih kecil, tapi aktif dan benar-benar bisa mendukung pertumbuhan akunmu. Karena followers yang peduli akan membawa brand kamu ke tujuan yang diinginkan — sisanya? #SribuinAja!
