- Menkeu, Teori dan Kebijakan Tarif
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong
- Perjalanan Jatuh Bangun Ali Sarbani, Anak Petani Sukses Berbisnis Properti
- KAI Daop 8 Pelajari Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi
- Kakek 103 Tahun Sukses Jualan di Tiktok Shop
- Asal-Usul Bubur Ayam Jakarta 46
- Foto Itu...
- Gubernur Pramono Anung Apresiasi Kiprah Muhammadiyah DKI Jakarta
- Huawei Mate XT, Smartphone Lipat Tiga Pertama Hadir di Indonesia
Upaya KKP Bangkitkan Geliat Budidaya Rumput Laut Kepulauan Seribu

JAKARTA – Budidaya rumput laut pernah
mengalami kejayaan di Kepulauan Seribu. Masyarakat yang dulu berjibaku dengan
kegiatan tersebut, kini banyak yang beralih ke usaha lain lantaran budidaya
rumput laut kurang menjanjikan keuntungan imbas serangan penyakit ice-ice salah
satunya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini membuat
percontohan budi daya rumput laut di Pulau Kongsi, Kepulauan Seribu, dengan
melibatkan masyarakat setempat. Tujuannya sebagai upaya pengembangan sumber
daya manusia (SDM), sekaligus mengenalkan kembali rumput laut sebagai mata
pencaharian potensial.
Percontohan budi daya rumput laut tersebut merupakan
percontohan penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan yang terdapat di lokasi SMART
Fisheries Village (SFV) atau desa perikanan cerdas di Pulau Kongsi. SFV di
pulau ini dibangun oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) KKP melalui Balai Riset Perikanan Laut (BRPL).
Baca Lainnya :
- Sukses Kelola Sektor Pertanian, Wamentan: Jateng Jadi Contoh Industri Padi Nasional0
- NFA Dorong Keanekaragaman Konsumsi Pangan Lokal untuk Ketahanan Gizi Nasional0
- KKP Genjot Produksi Perikanan Budi Daya Penuhi Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran0
- Percepat Swasembada Pangan, Mentan Amran Bidik Sumsel Jadi Tiga Besar Produsen Beras Nasional0
- Mentan dan Wamentan Turun Langsung Kawal Operasi Pasar Pangan Murah di Palembang0
“Konsep SFV digunakan sebagai sarana pengembangan SDM baik
dari aspek pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan, serta sebagai sarana inkubasi
bisnis untuk mencetak startup di bidang kelautan dan perikanan,” tutur Kepala
BPPSDM I Nyoman Radiarta.
Kepala BRPL Luthfi Assadad mengatakan, pariwisata di
Kepulauan Seribu semakin meningkat pesat, menjadi salah satu andalan pendapatan
daerah, dan juga sumber nafkah bagi penduduk di Kepulauan Seribu. Di sisi lain,
terdapat zonasi atau pembagian tata ruang, dimana area Kepulauan Seribu di
bagian selatan memang diarahkan untuk jasa, ekonomi dan perdagangan. Sehingga
area yang sebelumnya digunakan untuk budi daya rumput laut dan penangkapan
ikan, digunakan untuk kegiatan non perikanan.
“Menghadapi paradigma tersebut, kami membuat sebuah
percontohan budi daya rumput laut di perairan Pulau Kongsi untuk pengembangan
SDM, dengan melibatkan kelompok pembudi daya rumput laut Pokdakan Cottoni Jaya
dari Pulau Pari. Kegiatan ini mengarah kepada cara budi daya rumput laut yang
baik dengan mengacu kepada SNI Budi Daya Rumput Laut, mulai dari pemilihan
lokasi, seleksi bibit, penggunaan metode dan waktu tanam yang tepat, serta
penanganan pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah produk rumput laut,”
jelas Luthfi.
Hanafi, Ketua Pokdakan Cottoni Jaya, menyampaikan, sepanjang
tahun 2024 lalu pihaknya telah memproduksi sebanyak 8,8 ton rumput laut kering.
Sebagai mitra SFV Pulau Kongsi, Pokdakan Cottoni Jaya merasa sangat terbantu
dengan pendampingan yang diberikan oleh SFV Pulau Kongsi. Dengan adanya
pendampingan ini, hasil yang lebih besar menjadi harapan di tengah gempuran
pergeseran tata guna lahan dan mata pencaharian di lingkungan masyarakat
setempat.
Tommi Susilo Utomo Lamanepa, Penyuluh Perikanan Kepulauan
Seribu, juga menyampaikan, sejak terbangunnya SFV Pulau Kongsi, Pokdakan
Cottoni Jaya khususnya dan masyarakat Pulau Pari pada umumnya bertambah
semangat dalam menjalankan aktifitas kegiatan di sektor kelautan dan perikanan.
Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat juga semakin menarik karena adanya
tambahan pengetahuan yang diterima oleh masyarakat mengenai budi daya rumput
laut.
Di sisi lain, percontohan budi daya rumput laut ini juga
menjadi ajang pembelajaran dalam bentuk pelaksanaan magang mahasiswa dari
berbagai kampus di Indonesia. Pada 2024 terdapat 19 mahasiswa dan taruna dari
enam kampus yang mengikuti magang di Pulau Kongsi. Jumlahnya meningkat pada
tahun ini per Maret 2025 tercatat sebanyak 29 mahasiswa dan taruna dari tujuh
kampus telah menyelesaikan magang di SFV Pulau Kongsi, yang sebagian besarnya
mengambil tema rumput laut sebagai topik kegiatan magang.
Di tahun ini, peserta magang dari Universitas Brawijaya dan
Universitas Nahdhatul Ulama Purwokerto mengambil tema teknik budi daya rumput
laut. Adapun mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto,
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran, serta Institut Teknologi
Sumatera Lampung mengambil tema pengaruh kualitas air terhadap pertumbuhan
rumput laut.
“Para pengelola SFV Pulau Kongsi berharap, percontohan budi
daya rumput laut yang dibangun di SFV tersebut dapat dimanfaatkan oleh berbagai
pihak, baik sebagai percontohan penyuluhan, sarana pembelajaran bagi mahasiswa
dan taruna, maupun diseminasi teknologi kepada masyarakat,” harap Luthfi.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu
Trenggono mendorong penguatan ekonomi masyarakat pesisir melalui skema kegiatan
budidaya yang diserta dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Tujuannya agar kegiatan tidak hanya produktif tapi juga ramah lingkungan.
