- Asa Pemuda Walahar, Ubah Limbah Jadi Berkah
- Terobos Genangan Banjir, Prabowo Tegaskan Pemerintah Senantiasa Hadir dan Membantu Masyarakat
- Mudik Lebaran PT KAI Sediakan 4,5 Juta Tiket, Sebanyak 2,7 Juta Kelas Ekonomi Tarif Terjangkau
- Mengangkat Lerak dari Tanah Cepu ke Panggung Global, Perkuat Ekonomi Petani Melalui Alira Alura
- KKP Luncurkan Dua Buku Kehidupan Masyarakat Pesisir
- KKP Genjot Produksi Perikanan Budi Daya Penuhi Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran
- Kementerian PU Gerak Cepat Tangani Jalan Amblas di Lintas Jambi-Sumbar
- Percepat Swasembada Pangan, Mentan Amran Bidik Sumsel Jadi Tiga Besar Produsen Beras Nasional
- Banjir Jabodetabek Bukti Nyata Rentannya Indonesia dalam Ancaman Krisis Iklim
- Teknologi China Mencengkram Dunia, Kuasai 37 dari 44 Sektor Sains
Dampak Perubahan Iklim, Gletser Antartika yang Meleleh Berpotensi Picu Tsunami

Keterangan Gambar : Pemanasan global menyebabkan perubahan pada gletser Antartika sehingga meningkatkan risiko bencana bawah air. Foto/azernews
LONDON – Perubahan iklim berpotensi memicu tsunami raksasa akibat pencairan gletser di Antartika. Para ilmuwan memperingatkan, pemanasan global menyebabkan perubahan pada gletser Antartika sehingga meningkatkan risiko bencana bawah air.
Berdasarkan hasil penelitian, para ilmuwan telah meramalkan potensi tsunami raksasa yang disebabkan oleh pencairan gletser di Antartika. Para peneliti mengebor ke inti dasar laut dan menemukan lapisan sedimen longgar yang sebelumnya telah menghasilkan gelombang besar di laut.
Gelombang -gelombang ini telah mempengaruhi pantai Amerika Selatan, Selandia Baru, dan Asia Tenggara. Menurut para ilmuwan, lapisan-lapisan ini terbentuk sekitar 3 hingga 15 juta tahun yang lalu, ketika suhu air di Antartika sekitar 3 derajat Celcius lebih tinggi dari sekarang.
Baca Lainnya :
- Pesan Harmoni dari Sungai Ciliwung di Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional0
- Militer China Kembangkan Rudal Siluman, Mampu Hindari Deteksi Radar Musuh0
- Tanam Bambu, Konservasi Mata Air, Dirawat Seperti Saudara0
- Australia Catat Kematian Pertama Infeksi Otak Akibat Gigitan Nyamuk0
- Ilmuwan Temukan Zat Kimia Penyebab Planet Mars Berwarna Merah, Ini Penjelasannya0
Fitoplankton yang sekarat diendapkan dalam sedimen yang licin, yang dapat memicu tanah longsor bawah air. Kemudian tanah longsor bawah air yang dipicu oleh perubahan iklim dapat menyebabkan gelombang besar.
Baca juga: Gletser Dunia Kehilangan 6,5 Triliun Ton Es dalam 23 Tahun, Ternyata Ini Penyebabnya
Skala dan ukuran gelombang laut kuno tidak diketahui, tetapi para ilmuwan mencatat dua tanah longsor yang relatif baru yang menghasilkan tsunami besar dan menyebabkan hilangnya nyawa yang signifikan.
Tsunami besar 1929 menghasilkan gelombang setinggi 42 kaki (13 meter), membunuh sekitar 28 orang di luar pantai Newfoundland Kanada. Tsunami Papua New Guinea 1998 yang melepaskan gelombang setinggi 49 kaki (15 m) menelan korban jiwa 2.200 nyawa.
Ketika gletser Antartika terus meleleh pada tingkat yang semakin cepat, dampak jangka panjang pada pola cuaca global dan stabilitas samudera bisa lebih jauh dari yang diperkirakan sebelumnya. Para peneliti berpikir ada kemungkinan tsunami ini dapat dilepaskan sekali lagi.
"Temuan kami menyoroti bagaimana pentingnya meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim global dapat mempengaruhi stabilitas daerah ini (Antartika) dan potensi tsunami di masa depan,” kata Jenny Gales, dosen hidrografi dan eksplorasi laut di Universitas Plymouth di Inggris dikutip laman Space, Sabtu (1/3/2025).
Baca juga: Superkomputer Prediksi Kapan Bumi Kehabisan Oksigen, Panas Ekstrem akan Musnahkan Manusia
Penemuan ini menekankan konsekuensi mendalam dan seringkali tidak terduga dari perubahan iklim pada sistem alami Bumi. Penelitian ini menyoroti risiko tersembunyi, destabilisasi dasar laut, yang dapat memicu gelombang bencana.
Bukan sekadar pencairan gletser dan permukaan laut yang naik. Pemicu tepat untuk tanah longsor bawah laut di masa lalu tidak diketahui, tetapi para peneliti menemukan pelakunya yang paling mungkin: pencairan es gletser oleh iklim yang memanas. (Wasis Wibowo)
