- Terobos Genangan Banjir, Prabowo Tegaskan Pemerintah Senantiasa Hadir dan Membantu Masyarakat
- Mudik Lebaran PT KAI Sediakan 4,5 Juta Tiket, Sebanyak 2,7 Juta Kelas Ekonomi Tarif Terjangkau
- Mengangkat Lerak dari Tanah Cepu ke Panggung Global, Perkuat Ekonomi Petani Melalui Alira Alura
- KKP Luncurkan Dua Buku Kehidupan Masyarakat Pesisir
- KKP Genjot Produksi Perikanan Budi Daya Penuhi Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran
- Kementerian PU Gerak Cepat Tangani Jalan Amblas di Lintas Jambi-Sumbar
- Percepat Swasembada Pangan, Mentan Amran Bidik Sumsel Jadi Tiga Besar Produsen Beras Nasional
- Banjir Jabodetabek Bukti Nyata Rentannya Indonesia dalam Ancaman Krisis Iklim
- Teknologi China Mencengkram Dunia, Kuasai 37 dari 44 Sektor Sains
- Keterlibatan Masyarakat Diperlukan dalam Membangun Lintasan Ikan
Gletser Dunia Kehilangan 6,5 Triliun Ton Es dalam 23 Tahun, Ternyata Ini Penyebabnya

Keterangan Gambar : Hanya dalam waktu dua dekade, dunia telah kehilangan 6,5 triliun ton es gletser, sehingga permukaan laut naik hingga 18 milimeter. Foto/Tovima
ZURICH – Hanya dalam waktu dua dekade, dunia telah kehilangan 6,5 triliun ton es gletser, sehingga permukaan laut naik hingga 18 milimeter. Fakta ini menjadi indikator perubahan iklim ekstrem dan jadi ancaman kekurangan pasokan air tawar di seluruh dunia.
Studi paling komprehensif yang dilakukan World Glacier Monitoring Service (WGMS) di Universitas Zurich, dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature menemukan perubahan gletser global.
Dikenal sebagai Latihan Perbandingan Neraca Massa Gletser (GlaMBIE), penelitian ini menggabungkan 233 penilaian regional dari 450 sumber data, menggunakan pengamatan berbasis darat dan satelit yang mencakup tahun 2000 hingga 2023.
Baca Lainnya :
- Naluri Fauna Indonesia Dorong Kesadaran Bela Negara Lewat Pelestarian Lingkungan Berbasis Teknologi0
- Hujan Asam Berpotensi Merusak Lingkungan dan Infrastruktur0
- KKP Tanam Ribuan Pohon Vegetasi Perkuat Mitigasi di Pesisir Rawan Bencana 0
- Superkomputer Prediksi Kapan Bumi Kehabisan Oksigen, Panas Ekstrem akan Musnahkan Manusia0
- KEHATI dan Eyang Memet Kembali Tanam 100 Pohon Endemik Jawa Barat0
Menurut penelitian tersebut, pada tahun 2000, gletser—tidak termasuk lapisan es besar Greenland dan Antartika—menutupi 705.221 kilometer persegi dan menampung 121,7 triliun ton es.
Sejak saat itu, gletser telah menyusut pada tingkat yang mengkhawatirkan, kehilangan sekitar 5% massanya setiap tahun.
Baca juga: Hujan Asam Berpotensi Merusak Lingkungan dan Infrastruktur
Secara lokal, gambarannya bahkan lebih suram: Antartika kehilangan 2% gletsernya setiap tahun, sementara Eropa Tengah secara mencengangkan telah kehilangan 39% gletser.
"Observasi dan studi pemodelan terkini kami menunjukkan bahwa hilangnya massa gletser akan terus berlanjut dan mungkin bertambah cepat hingga akhir abad ini", kata ahli glasiologi UZH dan manajer proyek GlaMBIE Samuel Nussbaumer dikutip dari laman Tovima, Kamis (20/2/2025).
Gletser Menyusut, Permukaan Laut Naik
Antara tahun 2000 dan 2023, gletser di seluruh dunia kehilangan 6,5 triliun ton es sehingga menaikkan permukaan laut hingga 18 milimeter dengan kecepatan 0,75 milimeter per tahun. Hal ini menjadikan pencairan gletser sebagai kontributor terbesar kedua terhadap kenaikan permukaan laut global, melampaui pemanasan laut.
Baca juga: Penemuan Arkeologi Terbesar, Ilmuwan Temukan Makam Raja Mesir Kuno Thutmose II
Data menunjukkan tingkat kehilangan es tahunan telah melonjak hingga 36% dalam beberapa tahun terakhir. Gletser kini kehilangan 273 miliar ton es setiap tahun atau sekitar 18% lebih banyak dari hilangnya lapisan es Greenland dan dua kali lipat lebih banyak dari Antartika.
Hilangnya Cadangan Air Tawar
Selain naiknya permukaan laut, pencairan gletser mengancam cadangan air tawar dunia. “Sebagai perbandingan, 273 miliar ton es yang hilang setiap tahun setara dengan jumlah air tawar yang dikonsumsi oleh seluruh populasi global selama 30 tahun, dengan asumsi asupan harian tiga liter per orang,” tulis Profesor Zemp.
Ahli glasiologi Inés Dussaillant menekankan peran penting gletser dalam menyediakan air tawar bagi wilayah seperti Asia Tengah dan Andes selama musim kemarau. Namun, dalam hal kenaikan muka air laut, Arktik dan Antartika adalah kuncinya.
Alaska menyumbang hampir 25% dari kenaikan muka air laut akibat pencairan gletser. Dengan ditetapkannya tahun 2025 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Tahun Internasional Pelestarian Gletser, studi GlaMBIE berfungsi sebagai peringatan. (Wasis Wibowo)
