- Terobos Genangan Banjir, Prabowo Tegaskan Pemerintah Senantiasa Hadir dan Membantu Masyarakat
- Mudik Lebaran PT KAI Sediakan 4,5 Juta Tiket, Sebanyak 2,7 Juta Kelas Ekonomi Tarif Terjangkau
- Mengangkat Lerak dari Tanah Cepu ke Panggung Global, Perkuat Ekonomi Petani Melalui Alira Alura
- KKP Luncurkan Dua Buku Kehidupan Masyarakat Pesisir
- KKP Genjot Produksi Perikanan Budi Daya Penuhi Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran
- Kementerian PU Gerak Cepat Tangani Jalan Amblas di Lintas Jambi-Sumbar
- Percepat Swasembada Pangan, Mentan Amran Bidik Sumsel Jadi Tiga Besar Produsen Beras Nasional
- Banjir Jabodetabek Bukti Nyata Rentannya Indonesia dalam Ancaman Krisis Iklim
- Teknologi China Mencengkram Dunia, Kuasai 37 dari 44 Sektor Sains
- Keterlibatan Masyarakat Diperlukan dalam Membangun Lintasan Ikan
Politisi Golkar Doli Kurnia Hadirkan Forum Politics & Colleagues Breakfast

Keterangan Gambar : Politisi Partai Golkar Dr Ahmad Doli Kurnia Tandjung S.Si., M.T. menghadirkan forum Politics & Colleagues Breakfast (PCB). Foto/Wasis Wibowo
JAKARTA – Aktivis dan politisi Partai Golkar Dr Ahmad Doli Kurnia Tandjung S.Si., M.T. menghadirkan forum Politics & Colleagues Breakfast (PCB). Forum PCB menjadi tempat berdiskusi politik secara terbuka dalam suasana santai sambil sarapan dan minum kopi pagi.
Doli Kurnia mengatakan forum Politics & Colleagues Breakfast dihadirkan untuk membicarakan masalah politik serta mendiskusikan secara terbuka dan bebas. Dari forum PCB ini diharapkan hadir ide atau pemikiran untuk membangun sistem politik yang semakin baik.
“Saya seorang politisi, jadi yang dibahas adalah politik. Politik alat untuk mencapai tujuan. Apa pun untuk mengambil kebijakan pasti ada politik,” katanya kepada awak media di Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Baca Lainnya :
- Sinergi KKP-KPKP Menggali Potensi Kelautan dan Perikanan Sumbawa untuk Sejahterakan Masyarakat 0
- Indonesia Perlu Bersikap di Tengah Pusaran Dinamika Geopolitik Dunia0
- Budiman Sudjatmiko: Selama Reformasi Agraria Tidak Selesai, Kemiskinan Sulit untuk Lepas0
- RUU Minerba Disahkan, Bukti Senayan Panggung Sirkus untuk Berbisnis0
- 63 Ekor Ikan Predator di Jakarta Timur Dimusnahkan0
Doli Kurnia berencana forum PCB digelar secara rutin setiap bulan untuk mendiskusikan berbagai isu politik yang terjadi di tanah air. “Kalau isu sangat kuat di masyarakat, forum PCB bisa diadakan lebih sering, seminggu dua kali atau seminggu sekali,” ucapnya.
Baca juga: Indonesia Perlu Bersikap di Tengah Pusaran Dinamika Geopolitik Dunia
Sedangkan Colleague atau sahabat, kata Doli Kurnia, forum PCB menjadi tempat diskusi bersama kolega, teman, dengan menghadirkan pakar politik dan politisi untuk berbicara secara terbuka tanpa rivalitas.
“Semua sama-sama kolega yang concern (peduli) pada masalah pembangunan politik. Ini ajang diskusi tanpa menghujat dan memaki, semua kedudukannya sama dan berbicara secara terbuka,” tuturnya.
Doli Kurnia menambahkan, forum ini dilabeli Breakfast atau Sarapan (makan pagi) agar diskusi ini bisa dilakukan secara santai di pagi hari ketika pikiran masih segar dan jernih. Diharapkan menghadirkan ide atau pemikiran terbaik dalam suasana yang hangat sambil minum kopi dan makan pagi.
“Pagi hari pemikiran masih fresh dan terang, jadi bicara yang berat dan ringan di pagi hari sangat cocok. Jadi bicara politik tidak harus malam-malam dan bisa dilakukan secara terbuka sambil santai, ngopi, sarapan,” bebernya.
Baca juga: Politik Uang, OTT KPK, dan Netralitas ASN Jadi Sorotan
Menandai peluncuran forum Politics & Colleagues Breakfast digelar diskusi bertema Urgensi Perbaikan Sistem Politik di Indonesia dan peluncuran buku ke-7 Doli Kurnia berjudul Kaca Mata Doli Kurnia.
Hadir sebagai pembicara, yaitu Prof Siti Zuhro, peneliti utama BRIN; Dr Alfan Alfian, pengamat politik dan dosen Pascasarjana Universitas Nasional; dan Prof Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia.
Ketiganya menyambut positif peluncuran forum PCB yang digagas politis Golkar Doli Kurnia. Mereka juga memuji produktivitas Doli Kurnia dalam menulis buku, mengingat sangat sedikit politisi menulis buku yang ketujuh. (Wasis Wibowo)
