- NASA dan SpaceX Luncurkan Misi Crew-10, Siap Bawa Pulang Astronot ISS yang Terdampar
- Huawei Mate X6 Resmi Rilis di Indonesia, Ponsel Lipat Ramping dengan Kamera Canggih
- Kebahagiaan Anak Panti Ramadan di Jogja, Naik Pelita Air dan Menginap di Patra Malioboro Hotel
- Menghidupkan Kembali Tradisi Muslim 500 Tahun Silam, Naik Haji Berkuda Andalusia-Mekkah
- Muhammad Sirod: Dorong THR untuk Mitra Ojol, Janji Kampanye Prabowo Menjelma Kenyataan
- Tabiat Korupsi dalam Permodalan
- Asa Pemuda Walahar, Ubah Limbah Jadi Berkah
- Terobos Genangan Banjir, Prabowo Tegaskan Pemerintah Senantiasa Hadir dan Membantu Masyarakat
- Mudik Lebaran PT KAI Sediakan 4,5 Juta Tiket, Sebanyak 2,7 Juta Kelas Ekonomi Tarif Terjangkau
- Mengangkat Lerak dari Tanah Cepu ke Panggung Global, Perkuat Ekonomi Petani Melalui Alira Alura
Stasiun Luar Angkasa Internasional Bocor, Bikin NASA Ketar-Ketir

Keterangan Gambar : NASA memperingatkan potensi kegagalan dahsyat pada Stasium Luar Angkasa Internasional (ISS) yang bocor. Foto/NASA
CALIFORNIA – NASA memperingatkan potensi kegagalan dahsyat pada Stasium Luar Angkasa Internasional (ISS) yang bocor. Apalagi kebocoran pada modul Rusia di ISS itu dibiarkan selama lima tahun sehingga semakin parah dari waktu ke waktu.
Namun, NASA dan badan antariksa Rusia Roscosmos tidak sepakat terkait dampak buruk kebocoran tersebut. Kebocoran tersebut terletak di segmen stasiun Rusia yang dikenal sebagai modul PrK, yang menghubungkan modul layanan Zvezda Rusia ke badan utama stasiun luar angkasa.
NASA dan Roscosmos telah mengetahui kebocoran tersebut setidaknya sejak tahun 2019, tetapi penyebab utamanya masih menjadi misteri. Sejak ditemukan, para kosmonot Rusia telah mengambil berbagai langkah untuk meminimalkan dampaknya, termasuk menutup segmen tersebut saat tidak digunakan.
Baca Lainnya :
- Rusia Tangkap Warga Inggris yang Bertempur Bersama Ukraina di Wilayah Kursk0
- Ukraina Serang Sistem Pertahanan Udara Canggih Rusia di Kursk0
- Ilmuwan Temukan Alfabet Tertua di Makam Kuno Suriah dari Tahun 2400 SM0
- Kehadiran Indonesia di KTT G20 Perkuat Komitmen Energi Hijau dan Pajak Internasional0
- Ketegangan Global Picu Lonjakan Harga Minyak WTI Hari Ini0
Menurut laporan NASA baru-baru ini, kebocoran tersebut telah meningkat hingga ke titik yang membahayakan ISS yang ditargetkan beroperasi hingga tahun 2030. “Terlebih lagi, beberapa pejabat NASA percaya bahwa hal itu dapat menyebabkan kegagalan besar ISS,” kata Bob Cabana, ketua Komite Penasihat ISS, dalam sebuah pertemuan public dikutip dari laman Live Science, Senin (25/11/2024).
Namun, pejabat antariksa Rusia punya pandangan berbeda. Mereka bersikeras bahwa kebocoran itu tidak akan membahayakan operasi ISS di masa mendatang.
Diketahui ISS telah dioperasikan dan ditempati secara terus-menerus sejak November 2000. Sebagian besar infrastrukturnya berusia seperempat abad, dan mungkin saja tekanan mekanis selama bertahun-tahun telah menyebabkan retakan kecil terbentuk di dinding bagian tertentu.
Tekanan tambahan akibat bertabrakan dengan potongan-potongan kecil puing dan mikrometeor juga dapat menyebabkan perforasi (lubang yang terbentuk pada dinding organ). NASA dan Roscosmos sepakat untuk menutup segmen yang bocor jika tingkat kehilangan udara menjadi "tidak dapat dipertahankan."
Namun, mereka belum mencapai konsensus tentang apa yang sebenarnya memenuhi syarat sebagai tingkat yang tidak dapat dipertahankan. Saat ini, udara keluar dengan kecepatan sekitar 2 hingga 2,5 pon (0,9 hingga 1,1 kilogram) per hari di atas keseimbangan stasiun luar angkasa.
Pada bulan April, udara sempat melonjak menjadi 3,7 pon per hari (1,7 kg); jika tidak dicegah, udara dapat melonjak lagi. NASA dan Roscosmos dilaporkan tetap bekerja sama erat satu sama lain untuk memantau situasi yang terjadi.
Bahkan NASA berencana untuk menambahkan kursi tambahan — yang disebut "kursi palet" — di pesawat ruang angkasa SpaceX Crew Dragon di masa mendatang jika ada astronot yang perlu dievakuasi.
“Stasiun ini tidak muda. Kami akan melihat lebih banyak kerusakan di berbagai tempat lain," kata astronot NASA Michael Barratt.
Stasiun luar angkasa tersebut diharapkan beroperasi hingga tahun 2030, setelah itu akan diturunkan ke atmosfer Bumi. NASA saat ini belum memiliki rencana untuk membangun pengganti ISS dan sebaliknya akan berfokus pada misi berawak ke bulan dan Mars. (wib)
