- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Dari Kearifan Lokal Menuju Panggung Dunia
Dua Desa di Indonesia Sabet Predikat Desa Wisata Terbaik Dunia 2024
Keterangan Gambar : Rombongan turis mengunjungi sawah di Desa Jatiluwih, Bali. Foto Nyoman Hendra Wibowo/Antara
JATILUWIH dan Wukirsari, dua desa wisata di
Indonesia, menyabet predikat Desa Wisata Terbaik Dunia 2024 versi UN Tourism. Sukses
yang diraih kedua desa wisata itu dalam kancah bisnis turisme internasional
sekaligus membuktikan bahwa kemajuan ekonomi dapat berjalan seiring dengan
pelestarian budaya dan lingkungan.
Jarak antara Jatiluwih di Bali dan Wukirsari di Yogyakarta,
sekitar 724,2 Km. Meski jauh terpisah, keduanya punya satu kesamaan. Yakni, terpilih dan dinobatkan sebagai Best
Tourism Villages 2024 oleh Organisasi Pariwisata Dunia yang dinaungi
Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations (UN) Tourism. Penghargaan bergengsi
yang diumumkan pada Jumat, 15 November 2024, itu menjadikan Indonesia dalam sorotan
dunia melalui keindahan dan kearifan lokal desa wisata.
Saat yang sama, sekaligus menempatkan Indonesia di peta
global sebagai negara yang berhasil memadukan pariwisata dengan pemberdayaan
masyarakat dan pelestarian budaya. Merujuk situs resmi UN Tourism, yang dilihat
redaksi www.indonesia.go.id pada Minggu (17/11/2024), 55 desa wisata terbaik
dunia itu dipilih dari 260 aplikasi yang telah masuk. Desa-desa wisata itu
diajukan oleh lebih dari 60 negara anggota UN Tourism.
Baca Lainnya :
- Wamentan Dorong Optimasi Lahan Rawa 106.000 Ha dan 150.000 Ha Cetak Sawah Baru di Sumsel0
- Produksi Padi Diyakini Meningkat, Wamentan Tekankan Bulog Serap Gabah Petani0
- Lindungi Peternak, Mentan Stop Sementara Impor Daging Domba0
- Pendapatan Petani Milenial di Brigade Pangan Bisa Lebih Rp10jt0
- Sinergi Kemenkop-KemenTrans Bangun Kemandirian Ekonomi di Kawasan Transmigrasi0
Setelah dilakukan proses seleksi, akhirnya terpilih 55 Best
Tourism Villages by UN Tourism 2024, di mana dua desa wisata dari Indonesia
terpilih di dalamnya. "Pariwisata adalah alat vital untuk memberdayakan
masyarakat pedesaan untuk melindungi dan menghargai warisan budaya mereka yang
kaya, sekaligus mendorong pembangunan yang berkelanjutan," ujar Sekjen UN
Tourism (UNWTO) Zurab Pololikashvili.
Banyak Keunggulan
Desa Wisata Jatiluwih Kecamatan Penebal, Tabanan, Bali,
terkenal dengan sawah terasering yang merupakan bagian dari sistem Subak,
warisan budaya dunia UNESCO. Pengelola desa berhasil memanfaatkan keunikan ini
untuk menarik wisatawan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Sementara itu, Desa Wisata Wukirsari di Kepanewon atau
Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY menawarkan daya tarik yang
berbeda. Desa ini memiliki kekayaan budaya dan tempat wisata di antaranya
Embung Imogiri, yang berbentuk seperti gunungan wayang. Ada pula tempat wisata
panorama, salah satunya Bukit Bego.
Wukirsari juga dikenal sebagai pusat seni batik tradisional
dan kerajinan tangan seperti topeng kayu. Penghargaan dari UN Tourism semakin
memperkuat posisinya sebagai destinasi unggulan yang memadukan seni, budaya,
dan pariwisata.
Alternatif Wisata Modern
Konsep wisata desa di Indonesia mulai digalakkan pada awal
2000-an sebagai upaya untuk mengembangkan ekonomi pedesaan. Kementerian
Pariwisata kala itu mencanangkan program Desa Wisata sebagai solusi untuk
mengatasi ketimpangan pembangunan antara kota dan desa. Potensi desa yang kaya
akan budaya, tradisi, serta alam dijadikan daya tarik utama untuk wisatawan
domestik maupun internasional.
Wisata desa dirancang untuk memberdayakan masyarakat lokal
melalui pariwisata berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat sebagai
pengelola, pendapatan dari wisata langsung dirasakan oleh warga desa, yang
sekaligus menjaga agar tradisi dan warisan lokal tetap lestari.
Keindahan alam Indonesia yang melimpah, ditambah dengan
kekayaan budaya dari Sabang hingga Merauke, menjadi fondasi utama pengembangan
wisata desa. Desa-desa ini menawarkan pengalaman yang berbeda dari wisata
perkotaan, seperti pemandangan sawah terasering di Jatiluwih atau seni batik
dan kerajinan di Wukirsari. Dengan berfokus pada pengalaman autentik, wisata
desa menarik wisatawan yang mencari alternatif dari wisata modern yang
homogen.
Selain itu, wisata desa juga menjadi alat penting untuk
melestarikan budaya. Dengan adanya kunjungan wisatawan, seni tradisional
seperti gamelan, tari, dan kerajinan tangan kembali mendapat perhatian. Ini
tidak hanya meningkatkan perekonomian lokal, tetapi juga memperkuat identitas
budaya yang hampir punah.
Progres Wisata Desa
Seiring waktu, konsep wisata desa terus berkembang. Menurut
data Kementerian Pariwisata, pada 2024 terdapat lebih dari 2.000 desa wisata
yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap desa memiliki ciri khas dan
keunikannya masing-masing, dari keindahan alam, kuliner, hingga seni
tradisional.
Meskipun wisata desa telah mencapai banyak kemajuan,
tantangan tetap ada. Infrastruktur yang belum memadai di beberapa desa,
aksesibilitas yang sulit, serta tantangan dalam menjaga keseimbangan antara
pengembangan wisata dan pelestarian lingkungan menjadi isu yang harus
diatasi.
Namun, penghargaan internasional untuk Desa Wisata Jatiluwih
dan Wukirsari menunjukkan bahwa dengan pengelolaan yang tepat, desa-desa di
Indonesia mampu bersaing di panggung dunia. Sekjen UN Tourism, Zurab
Pololikashvili, menegaskan bahwa pariwisata desa adalah alat transformasi yang
efektif, memberikan pemberdayaan dan kesejahteraan bagi masyarakat lokal.
"Kami merayakan desa-desa yang berhasil memanfaatkan
pariwisata sebagai jalan untuk menuju pemberdayaan dan kesejahteraan
masyarakat. Ini menunjukkan bahwa praktik pariwisata berkelanjutan dapat
membawa masa depan yang lebih cerah bagi semua orang," imbuh Zurab.
Dengan meningkatnya minat terhadap pariwisata berkelanjutan,
masa depan wisata desa di Indonesia terlihat cerah. Pemerintah terus mendorong
pengembangan desa wisata baru, sambil meningkatkan kualitas desa wisata yang
sudah ada. Selain itu, penghargaan internasional seperti Best Tourism Villages
membuka peluang untuk promosi global yang lebih luas.
Desa wisata bukan sekadar destinasi; mereka adalah bukti
bahwa kemajuan ekonomi dapat berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan
lingkungan. Melalui wisata desa, Indonesia tidak hanya menawarkan keindahan
alamnya, tetapi juga memperlihatkan jiwa dan semangat masyarakatnya kepada
dunia.
Berikut daftar 55 desa wisata terbaik dunia 2024 (urut
alfabet):
1. Abo Noghta Castles & Historic Tabab, Arab Saudi
2. Abu Ghosoun, Mesir
3. Aínsa, Spanyol
4. Amagi, Jepang
5. Anogeia, Yunani
6. Azheke, China
7. Bo Suak, Thailand
8. Capulálpam de Méndez, Meksiko
9. Caviahue-Copahue, Argentina
10. Cuatro Ciénegas de Carranza, Meksiko
11. El Tambo, Ekuador
12. El Valle de Antón, Panama
13. Esfahak, Republik Islam Iran
14. Gaiman, Argentina
15. Gharb Suhayl, Mesir
16. Grand Baie, Mauritius
17. Guanyang, China
18. Huancaya, Peru
19. Jardín, Kolombia
20. Jatiluwih, Indonesia
21. Kalopanagiotis, Siprus
22. Leymebamba, Peru
23. Mindo, Ekuador
24. Mura, Spanyol
25. Nishikawa, Jepang
26. Óbidos, Portugal
27. Ormana, Türki
28. Palizada, Meksiko
29. Pissouri, Siprus
30. Portobelo, Panama
31. Pueblo de Maras, Peru
32. Quinua, Peru
33. Ralco, Chile
34. Roches Noires, Mauritius
35. Romoos, Swiss
36. Ruboni, Uganda
37. San Casciano dei Bagni, Italia
38. San Juan del Obispo, Guatemala
39. San Rafael de la Laguna, Ekuador
40. Santa Cruz da Graciosa, Portugal
41. Shibadong, China
42. Sibayo, Peru
43. Splügen, Swiss
44. St. Johann in Tirol, Austria
45. Taoping, China
46. Tra Que Vegetable Village, Vietnam
47. Trevelin, Argentina
48. Uaxactún, Guatemala
49. Urych, Ukraina
50. Villa Tulumba, Argentina
51. Vorokhta, Ukraina
52. Wukirsari, Indonesia
53. Xiaogang, China
54. Xitou, China
55. Yandunjiao, China
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf
Sumber: Indonesia.go.id