- AHY: Indonesia Kaya Potensi Ekraf yang Bisa Tingkatkan Perekonomian
- Macan Tutul Jawa Puncak Predator di TN Ujung Kulon
- 5 Produk UMKM yang Punya Potensi Besar Ekspor ke Inggris
- Hub UMK Jakarta Raya Wujud Kontribusi PLN Dalam Pemberdayaan Ekonomi Lokal
- Presiden Prabowo Dorong Swasembada Pangan dan Ekonomi Biru Lewat Perikanan Budidaya
- Manfaatkan Energi Matahari, Petani Kopi Cuan Jutaan
- Kaktus Duri Menyengat, Kulit Glowing Sehat Terlihat!
- Kembalinya Candi Lumbung ke Desa Sengi
- Susu: Sapi dan Sastra
- Liverpool vs Man City, Laga Bergengsi Tim Papan Atas Liga Inggris
Pendapatan Petani Milenial di Brigade Pangan Bisa Lebih Rp10jt
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah pimpinan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus mendorong generasi muda
untuk terjun ke dunia pertanian melalui program Brigade Swasembada Pangan.
Dalam program ini, Mentan Amran menyebutkan bahwa petani milenial berpotensi
memperoleh penghasilan Rp10 juta per bulan, bahkan bisa lebih.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief
Cahyono, menjelaskan bahwa estimasi penghasilan tersebut sangat memungkinkan
untuk diraih oleh para petani muda yang bergabung dalam brigade. Kementan telah
melakukan analisis usaha tani secara rinci agar program ini memberikan hasil
optimal.
“Setiap Brigade yang terbentuk beranggotakan 15 orang dengan
mengelola lahan 200 hektar. Mereka akan mengelola lahan selama 5 tahun agar
pendapatannya optimal,” ujar Arief dalam keterangannya pada Sabtu (23/11/2024).
Baca Lainnya :
- Sinergi Kemenkop-KemenTrans Bangun Kemandirian Ekonomi di Kawasan Transmigrasi0
- KPA: Mekanisme PPTPKH Menjebak Petani Dalam Pusaran Konflik Agraria0
- Menko AHY: Bendungan Sidan, Proyek Strategis untuk Atasi Defisit Air di Wilayah SARBAGITA0
- Direktorat Buflo Kementan-ASPAI Finalisasi Buku Pedoman Budidaya Anggur 0
- Sukses Kurangi Pestisida, CEO Astra Agro Lestari Diganjar Penghargaan Tempo dan IDN0
Arief menjelaskan, dengan produktivitas rata-rata 5 ton per
hektare, potensi produksi mencapai 1.000 ton gabah kering panen (GKP) dan
asumsi harga gabah Rp6.000 per kilogram, maka total pendapatan kotor brigade
dapat mencapai Rp6 miliar.
“Setelah dikurangi biaya operasional sebesar Rp19 juta per
hektare atau total Rp3,8 miliar untuk lahan 200 hektare, maka perkiraan
pendapatan bersih dari budidaya padi ini adalah sebesar Rp2,2 miliar dan
nantinya dibagi antara brigade dan pemilik lahan,” tambahnya.
Program Brigade Swasembada Pangan menggunakan skema bagi
hasil 70:30, di mana 70% pendapatan diberikan kepada brigade, dan 30% untuk
pemilik lahan. Selain itu, sebagian dari pendapatan brigade juga disisihkan
untuk modal tanam berikutnya agar kegiatan ini berkelanjutan.
“Potensi penghasilan Rp10 juta per bulan bahkan bisa lebih
besar jika pengelolaan dilakukan secara lebih efisien dan produktif. Jika mampu
tanam 2–3 kali dalam setahun, hasilnya tentu akan meningkat. Apalagi pemerintah
telah menghibahkan alat dan mesin pertanian senilai Rp3 miliar untuk dikelola
brigade selama lima tahun,” jelas Arief.
Kesempatan ini, menurut Arief, merupakan peluang besar bagi
generasi muda yang ingin bergabung. Pendaftaran dapat dilakukan melalui dinas
pertanian setempat. Pemerintah tidak hanya memberikan hibah alat dan mesin
pertanian (alsintan), tetapi juga menyediakan pendampingan teknis serta benih
padi unggul.
“Pemerintah telah memetakan wilayah dan lahan sawah yang
dapat digarap oleh generasi muda. Ada 12 propinsi yang memiliki lahan yang
masih dapat dioptimalkan. Pak Mentan Amran ingin anak-anak muda terlibat dalam
sektor pertanian dengan jaminan keuntungan serta penggunaan teknologi tinggi.
Ini merupakan tantangan menarik untuk kreativitas dan semangat kerja keras
generasi milenial,” tutup Arief.