- Menkeu, Teori dan Kebijakan Tarif
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong
- Perjalanan Jatuh Bangun Ali Sarbani, Anak Petani Sukses Berbisnis Properti
- KAI Daop 8 Pelajari Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi
- Kakek 103 Tahun Sukses Jualan di Tiktok Shop
- Asal-Usul Bubur Ayam Jakarta 46
- Foto Itu...
- Gubernur Pramono Anung Apresiasi Kiprah Muhammadiyah DKI Jakarta
- Huawei Mate XT, Smartphone Lipat Tiga Pertama Hadir di Indonesia
AHY: Pengembangan Rempang Eco-City Harus Inklusif dan Berorientasi Pada Kesejahteraan Masyarakat
.jpg)
BATAM – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan
Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam Rapat Koordinasi
(Rakor) terkait Transmigrasi Lokal di Rempang pada Selasa (18/3/2025) di Batam,
Kepulauan Riau (Kepri), menegaskan bahwa pengembangan Rempang Eco-City harus
dilakukan dengan pendekatan yang inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan
masyarakat.
Proyek strategis ini
diharapkan dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi di Batam, sekaligus
meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat melalui berbagai program
pembangunan berkelanjutan. "Ingat, Batam dirancang sejak awal menjadi
etalase ekonomi bangsa, dihadap-hadapkan dengan tetangga kita yang juga menjadi
negara maju dalam sekian dekade," ujar Menko AHY.
Sebagai bagian dari
transformasi ekonomi, Rempang Eco-City dirancang untuk menekan angka kemiskinan
hingga 60,42% dan mengurangi tingkat pengangguran hingga 70,46%. Pengembangan
kawasan ini akan berfokus pada industrialisasi berbasis pengolahan dan manufaktur,
menciptakan peluang investasi, serta membuka lapangan kerja baru bagi
masyarakat setempat.
Baca Lainnya :
- Presiden Prabowo Resmikan 17 Stadion Berstandar FIFA di Berbagai Daerah Indonesia0
- AHY: Infrastruktur Berkelanjutan, Kunci Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan0
- Kementerian PU Gerak Cepat Tangani Jalan Amblas di Lintas Jambi-Sumbar0
- Menko AHY: Proyek NCICD Krusial Lindungi Pesisir Utara Jawa0
- Ramai Bahas Efisiensi, Menko AHY Pilih Fokus Bekerja dan Cek Infrastruktur Berdampak Besar Untuk Rak0
Selain sektor industri,
Menko AHY juga menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen meningkatkan
kesejahteraan warga melalui pembangunan infrastruktur pendukung, khususnya bagi
masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya pada sektor perikanan.
Untuk mendukung
keberlanjutan mata pencaharian nelayan, pemerintah akan membangun dermaga
pelabuhan ikan di dekat permukiman baru. Dermaga ini akan dilengkapi dengan
fasilitas pelelangan ikan, cold storage, serta penyediaan kapal nelayan
berkapasitas 5 GT, 10 GT, dan 30 GT.
Selain itu, Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) akan dibangun bekerja sama dengan
Pertamina untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat pesisir. "Misalkan
masyarakat nelayan, nanti kita siapkan bantuan untuk kapal, kemudian
pembangunan berbagai sarana perikanan seperti cold storage dan tempat
ekosistemnya," ungkap Menko AHY.
Menko AHY juga
menjelaskan bahwa pemerintah menawarkan skema relokasi dan transmigrasi dengan
pendekatan yang lebih manusiawi. "Kalau relokasi hanya betul-betul
memindahkan rumah tinggal, setelah itu terserah masing-masing dan sifatnya
wajib. Kalau transmigrasi itu sifatnya sukarela, jadi harus ada kesediaan dari
masyarakat. Kemudian ada pendampingan dari pemerintah pusat, ada insentif dari
pemerintah pusat," jelas Menko AHY.
Sebagai langkah konkret,
pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp70 miliar untuk pembangunan
perumahan bagi masyarakat terdampak, melalui Kementerian Transmigrasi.
Selain itu, pemerintah
juga terus mengoordinasikan berbagai dukungan tambahan, termasuk program
bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bagi masyarakat pesisir.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, Menko AHY menekankan pentingnya sinergi
antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta dalam memastikan
pembangunan berjalan efektif dan berkelanjutan.
"Intinya, pada saat
ratas di Istana beberapa waktu lalu, beliau (Presiden) sangat ingin Kemenko
Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan ini bisa mengorkestrasi banyak urusan
pembangunan dan pengembangan wilayah, termasuk di Kepri ini," ungkap Menko
AHY.
Menko AHY optimistis
bahwa dengan perencanaan matang dan partisipasi aktif masyarakat, Rempang
Eco-City dapat menjadi contoh sukses dalam pembangunan kawasan ekonomi
berkelanjutan di Indonesia. "Kita ingin memastikan bahwa pembangunan ini
membawa manfaat nyata bagi masyarakat, daerah, dan ekonomi nasional,"
pungkas Menko AHY.
Sertipikat Tanah
untuk Warga Rempang
Masih dalam rangkaian
kunjungan di Batam, Menko AHY ber kesempatan menyerahkan secara langsung
Sertipikat Hak Milik (SHM) kepada 68 Kepala Keluarga (KK) yang telah menempati
hunian tetap di Tanjung Banun, Kepulauan Rempang, Provinsi Kepulauan Riau
(Kepri).
Hunian tipe 45 dengan luas lahan 500 m² ini menjadi langkah nyata pemerintah dalam memberikan kepastian hukum atas lahan bagi warga yang sebelumnya belum memiliki sertipikat kepemilikan tanah selama puluhan tahun.
"Sertipikat hak
milik tanah ini memberikan kepastian sekaligus menghadirkan kepercayaan diri
untuk mendukung program pemerintah dalam membuka ekonomi baru. Kita berharap
industri akan semakin maju di Kepri, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, membuka lapangan pekerjaan, mengentaskan kemiskinan, sekaligus
mengurangi kesenjangan," ujar Menko AHY dalam keterangannya kepada awak
media pada Selasa (18/3/2025).
Ia juga menegaskan bahwa
program ini merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam mengawal keberhasilan
pengembangan kawasan transmigrasi dan penguatan ekonomi lokal. Menko AHY
menekankan bahwa pengembangan kawasan transmigrasi yang terintegrasi di Batam,
Rempang, dan Galang (Barelang) harus menghadirkan sinergi antara pemerintah
pusat dan daerah serta melibatkan masyarakat dalam prosesnya.
"Selain kita
berharap hadirnya kawasan transmigrasi yang modern, masyarakat lokal yang saat
ini sudah sebagian menempati rumah-rumah baru yang telah dibangun, tadi baru
saja kita serahkan," jelas Menko AHY.
Dalam rangka memastikan
kelancaran program transmigrasi lokal ini, Menko AHY menegaskan bahwa
pemerintah akan terus mengawal pembangunan infrastruktur dasar. Termasuk di
dalamnya pembangunan 961 unit hunian layak oleh Kementerian PU, Kementerian
Transmigrasi, dan BP Batam, percepatan sertifikasi tanah bagi warga yang
direlokasi, peningkatan akses jalan dan ketersediaan air bersih, serta
penyediaan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang memadai.
Ia juga berpesan agar
warga menjaga sertipikat tanah yang telah diberikan dengan baik dan tidak mudah
tergiur oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkannya secara tidak bertanggung
jawab.
"Kita ingin Batam,
Bintan, dan semua kabupaten/kota di Kepri semakin terintegrasi satu sama lain.
Diperlukan konektivitas dan pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung
pengembangan sumber daya lokal, yang nantinya juga didukung oleh sumber daya
manusia unggul dan memiliki keterampilan yang memadai," pungkas Menko AHY.
Turut hadir dalam acara
penyerahan sertipikat ini, Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman; Wakil
Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Ossy Dermawan; Wali Kota Batam, Muhammad Rudi;
Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria, dan Tata
Ruang, Nazib Faisal; serta Staf Khusus Menko, Agust Jovan Latuconsina. (hendri irawan)
