- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Harga Emas Stabil, Tren Bullish Terjaga di Tengah Tekanan Dolar
1.jpg)
JAKARTA - Harga emas (XAUUSD) memulai
pekan ini dengan langkah hati-hati, namun tetap menunjukkan napas bullish yang
belum padam. Di awal perdagangan Senin lalu (25/8), XAU/USD bertahan di kisaran
$3.370 per troy ons, seiring Dolar AS mencoba bangkit setelah sempat melemah
pasca pidato dovish Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, pada Jumat lalu
(22/8) di Simposium Jackson Hole.
Minimnya jadwal rilis data ekonomi pada awal pekan membuat
perhatian investor kini tertuju pada data besar yang akan hadir dalam beberapa
hari ke depan: laporan pasar tenaga kerja AS dan Indeks Harga Belanja Konsumsi
Pribadi (PCE) Inti, indikator inflasi favorit The Fed. Dua data ini
diperkirakan menjadi penentu arah kebijakan suku bunga bank sentral.
Menurut analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, pergerakan
emas hari ini masih terbilang positif. “Secara teknikal, gabungan pola
candlestick dan indikator Moving Average masih menunjukkan kecenderungan
bullish. Jika tekanan beli berlanjut, emas berpeluang menuju $3.383. Namun,
bila momentum melemah, area $3.350 akan menjadi titik support penting,” jelasnya.
Baca Lainnya :
- Pelita Air Resmikan Penerbangan Internasional Perdana ke Singapura0
- Tumbuh Signifikan, Sektor Pertanian Penopang Utama Ekonomi Nasional Triwulan II-20250
- Ratusan Jurnalis Terkemuka Dunia Tuntut Akses Masuk ke Gaza0
- Bendungan Cipanas Topang Ketahanan Pangan hingga Picu Pengembangan Bandara Kertajati0
- PT Pertamina Hulu Kaltim Ajak Awak Media Melihat Langsung Fasilitas Produksi Lepas Pantai 0
Artinya, meski tren naik masih kuat, pasar juga perlu
waspada pada potensi koreksi teknikal yang bisa muncul sewaktu-waktu, apalagi
dengan sentimen makro yang saat ini cukup rapuh.
Dari sisi fundamental, ekspektasi pasar jelas memihak emas.
Alat FedWatch milik CME Group mencatat peluang 90% The Fed memangkas suku bunga
pada September. Bahkan, sebagian pelaku pasar sudah memproyeksikan dua kali
pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin hingga akhir tahun ini.
Namun, Powell masih menekankan perlunya kehati-hatian. Ia
menyebut kondisi pasar tenaga kerja yang stabil memberi ruang bagi bank sentral
untuk mengambil langkah bertahap. Nada ini sempat memicu aksi ambil untung di
pasar emas, tetapi tidak cukup kuat untuk menghapus prospek bullish yang sudah
terbentuk.
Selain The Fed, faktor geopolitik juga berpotensi
mengguncang pasar emas. Pertemuan Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden
Rusia, Vladimir Putin, mengenai isu denuklirisasi menjadi sorotan. Trump bahkan
menyebut Putin enggan bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang
memunculkan harapan akan adanya penurunan tensi konflik Rusia–Ukraina. Jika
ketegangan mereda, emas bisa kehilangan sebagian daya tariknya sebagai aset
safe haven.
Di sisi lain, isu perdagangan juga ikut mewarnai. CNBC
melaporkan adanya kemungkinan tarif impor furnitur baru yang tengah
dipertimbangkan oleh Gedung Putih. Kebijakan semacam ini bisa memperkuat Dolar
AS, sekaligus menekan emas.
Minggu ini akan penuh agenda ekonomi: mulai dari Pesanan
Barang Tahan Lama, Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II, klaim tunjangan
pengangguran awal, hingga PCE Inti. Semua data tersebut berpotensi menggiring
ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan The Fed.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10
tahun naik tipis ke 4,269%, dengan yield riil juga menguat ke 1,86%. Indeks
Dolar AS (DXY) ikut terkerek 0,52% ke 98,24, sedikit membatasi pergerakan emas.
Meski demikian, secara keseluruhan tren emas masih berpihak
pada pembeli. Selama support $3.350 mampu bertahan, peluang emas menapaki jalur
ke $3.383 bahkan $3.400 tetap terbuka.
