Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur

By PorosBumi 08 Sep 2025, 10:07:59 WIB Humaniora
Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur

LANGIT Jakarta pagi itu masih bergelayut mendung sisa hujan deras yang mengguyur pada malam harinya. Di sebuah lorong kecil di kawasan Jelambar, Jakarta Barat, persisnya di Jalan Jelambar Selatan 7, ratusan orang memadati jejeran tenda yang di bawahnya terhampar karpet dan terpal.

Berjarak sekitar 10 meter dari orang-orang yang duduk bersila tadi, berdiri panggung utama yang sebelumnya diseling panggung kecil tempat duduk anak-anak muda yang tergabung dalam Grup Marawis Majelis Rohatul Iman (MRI). Kesyahduan salawat dan tembang-tembang Islami yang diiring harmonisasi alat-alat musik marawis memecah hening pagi itu. Kesyahduan kian membekap manakala suara merdu kori kecil musola Nurul Hikmah, Shafa Saputra melantunkan ayat-ayat suci Alquran.


Baca Lainnya :

Ya, spirit dan kesyahduan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan Musola Nurul HIkmah dan di-support penuh Yayasan Ihsan Nur, pada Minggu (7/9/2025), begitu kental terasa. Sejak matahari terbit hingga menjelang siang, ratusan warga mulai orang tua, kaum remaja sampai anak-anak di kawasan Jelambar dan sekitarnya sangat antusias bahkan betah berlama-lama mendengarkan tausiah Maulid Nabi yang disampaikan KH Zainuddin Ali.

“Jangankan manusia, hewan, tanaman, seluruh alam semesta bersuka cita menyambut kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Bahkan orang kafir pun, yakni Abu Lahab - pamannya nabi sangat bahagia dengan kelahiran nabi. Sebagai wujud syukur atas lahirnya keponakannya, Abu Lahab memerdekakan salah seorang budaknya dan memotong ratusan unta untuk makan-makan warga Mekkah,” kata Kyai Zainuddin Ali.


Baginda Nabi, kata Kyai Zainuddin, manusia berakhlak mulia yang patut dijadikan teladan. “Selawat dan taslim senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, teladan kita dalam semua hal kehidupan di dunia. Jadikan Maulid Nabi ini sebagai momentum umat muslim untuk berbenah, memperbanyak ibadah, dan memperbaiki diri,” seru Kyai Zainuddin.

Hebatnya, mesti Kyai Zainuddin Ali mengaku kondisi kesehatan saat itu kurang prima, namun sepanjang menyampaikan tausiahnya ia terlihat begitu bersemangat bahkan sempat beberapa kali mengajak jamaah untuk bersama-sama menyenandungkan salawat nabi dengan kencang. Sesekali di sela tausiahnya, ia menyapa jamaah sembari berguyon renyah hingga membuat suasana makin cair dan penuh keakraban.

“Saya senang dan bahagia sekali bisa bertemu dengan warga Jelambar, di acara yang sangat baik ini. Kalau ada jarum yang patah, jangan disimpan di dalam peti, kalau ada kata yang salah jangan di simpan di dalam hati. Sampai bertemu kembali di gelombang yang sama, terima kasih atas sambutannya yang luar biasa,” ujar Kyai Zainuddin Ali di ujung tausiahnya yang ditutup dengan doa bersama.


Ketua Musola Nurul Hikmah, ustad Ali Mustofa bersyukur peringatan Maulid Nabi yang digagas pihaknya dan di-support penuh Yayasan Ihsan Nur berjalan lancar tanpa ada hambatan berarti. “Kesuksesan ini juga tak lepas dari kerja sama dan gotong royong seluruh jamaah dan warga sekitar musola,” kata Ali Mustofa.

Sejumlah tokoh dan ulama nampak hadir di acara Maulid Nabi hari itu, yakni Ketua Yayasan Ihsan Nur, H Warsono dan jajarannya KH Nurul Hadi, KH Jazuli Kholil, KH M Zaki Umar, H Tasuri Mukmin, dan Qori ustad Komarudin. Hadir pula Lurah Jelambar Baru, Nia Istiani yang diwakili ibu Aneka Saraswati;  pengasuh musola Nurul Hikmah, KH Hasan Sadeli dan KH Moh, Mas'ud; sekretaris musola Nurul Hikmah, ustad Khandirin; serta Ketua RT 02, RW 11, Sudarmin dan Ketua RT 06, RW 04, Duadji. 

Tentang Yayasan Ihsan Nur

 Yayasan Ihsan Nur Rijalul Masajid yang bergerak di bidang pendidikan non formal dan dakwah Islamiyah didirikan oleh 18 orang pada 14 Juni 2010, di Pamulang Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Yayasan ini berawal dari pengajian rutin yang dibimbing oleh seorang ulama besar KH Yoso Taruno Ihsan Nur dengan nama Majelis Rijalul Masajid, yang bergerak di Jakarta Barat dan Pusat sekitar 1970.

Selanjutnya dari pengajian rutin ini, pada 1980 dibentuk Yayasan Nurul Ihsan di Jelambar. Kemudian, pada 2001 berubah nama menjadi Yayasan Ihsan Nur setelah akhirnya pada 2010 ditetapkan dengan nama Yayasan Ihsan Nur Rijalul Masajid, dengan akta notaris Esti Yulianti SH, Nomor 1 tertanggal 14 Juni 2010.

Saat ini, Yayasan Ihsan Nur memiliki ribuan jamaaah yang tersebar di lebih 30 musala dan masjid dalam wilayah Jakarta Barat. Setiap minggu, yayasan yang berkantor pusat di Jalan Latumenten IV, No 15, Jelambar, Jakarta Barat, ini rutin menggelar pengajian keliling di musala dan masjid termasuk kegiatan tentatif di bidang sosial dan kemanusiaan. (hendri irawan)

 

 




Video Terkait:


Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment