- MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
- Aktivis Ragu Soal Komitmen Pengakuan Hutan Adat 1,4 Juta Ha
- IDXCarbon Jajakan Unit Karbon 90 Juta Ton Co2e Hingga Ke Brazil
- OJK Dinilai Memble, Kini Hasil Penyelidikan Investasi Telkom Pada GOTO Ditunggu
- Suara yang Dikenal dan yang Tidak Dikenal
- Sampah Akan Jadi Rebutan Sebagai Sumber Bahan Bakar
- Tenun Persahabatan: Merajut Warisan India dan Indonesia dalam Heritage Threads
- Manfaat Membaca yang Penting Kamu Ketahui
- Kisah Hanako, Koi di Jepang yang Berumur Lebih dari 2 Abad
- Hadiri Pesta Rakyat 2 di Manado, AHY Tegaskan Pentingnya Pemerataan Pembangunan Kewilayahan
Jaga Harga, Bulog Harus Berperan di Sisi Distribusi

Jakarta: Efektivitas Perum Bulog dalam menjalankan fungsinya sebagai stabilisator harga komoditas pangan kembali dipertanyakan. Sejumlah langkah pun perlu dilakukan untuk mengkoreksi gagalnya fungsi Bulog mencegah fluktuasi harga komoditas pangan. Di antaranya penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan pemangkasan jalur distribusi pangan.
Direktur Centre for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengaku menerima informasi terkait adanya penimbunan sejumlah komoditi pangan sebelum masuk ke pasar. Hal ini menurutnya bisa saja mengindikasikan adanya permainan yang mempengaruhi harga di pasar.
“Harga yang tiba di pedagang dengan yang ditentukan berbeda, ini tanggung jawab Bulog," kata Uchok dalam keterangan tertulisnnya, Selasa 7 Februari 2017.
Baca Lainnya :
Ia menekankan, sesuai tugasnya, Bulog berperan dalam sisi distribusi. Namun fungsi tersebut belum berjalan baik. “Jangan justru menjadi penghambat atas kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Harusnya Bulog menjaga stok di pasar,” ujarnya.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri berpendapat kelemahan Bulog sejauh ini adalah tak memiliki kemampuan mendistribusikan barang sampai ke pasar. Karena itu, menurutnya, Bulog tak ubahnya sama dengan pedagang.
“Saran kami, kalau mau efektif, Bulog harus masuk ke pasar. Atau siapa pun yang ditunjuk pemerintah mendapatkan kuota, baik itu impor ataupun lokal, mereka harus bisa masuk ke titik struktur pasar,” kata dia.
Ekonom Senior Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Fadhil Hasan mengatakan Perum Bulog harusnya berperan sebagai stabilisator. “Namun, kerap tak berhasil," kata dia.
sumber: ekonomi.metrotvnews.com
.jpg)

.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)

