- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
- Kemandirian Pangan, Koperasi dan Seni, Sebuah Utopia?
Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
(1)1.jpg)
JAKARTA – Produksi beras nasional
diperkirakan mengalami peningkatan siginifikan sepanjang Januari hingga Agustus
2025. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras selama
periode tersebut diperkirakan mencapai 24,97 juta ton atau naik 14,09 persen
dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar 21,88 juta ton.
Peningkatan produksi beras ini sejalan dengan pertumbuhan
luas panen dan hasil produktivitas yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan
bahwa potensi produksi beras yang tinggi didorong oleh kondisi pertanaman yang
relatif kondusif sepanjang musim tanam, meskipun terdapat variasi curah hujan
di sejumlah wilayah.
“Potensi produksi beras sepanjang Juni hingga Agustus 2025
diperkirakan sebesar 8,09 juta ton, meningkat 0,99 juta ton atau 13,88 persen
dibandingkan periode sama tahun lalu. Dengan demikian produksi beras sepanjang
Januari hingga Agustus 2025 diperkirakan akan mecapai 24,97 juta ton atau
mengalami peningkatan sebesar 3,08 juta ton, atau 14,09 persen dibandingkan
periode sama tahun 2024,” kata Pudji dalam keterangannya pada Selasa
(1/7/2025).
Baca Lainnya :
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung0
- Dukungan Kebijakan untuk Swasembada Pangan0
- Prabowo: Saya Tidak Akan Tenang Sebelum Indonesia Swasembada Pangan0
- Beras!0
- Serapan Beras Lokal Periode Jan–Mei Tertinggi Selama 57 Tahun, Tembus 2,3 Juta Ton0
Dari segi produksi padi, potensi produksi padi sepanjang
Juni-Agustus 2025 diperkirakan sebesar 14,03 juta GKG atau mengalami
peningakatan sebesar 1,72 juta ton GKG atau 13,94 persen dibandingkan periode
sama tahun lalu. Total gabah kering giling (GKG) Januari-Agustus yang
dihasilkan diperkirakan mencapai 43,34 juta ton, meningkat 14,11 persen dari
periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Hal ini sejalan dengan gambaran luas panen. Potensi luas
panen padi sepanjang Juni-Agustus 2025 diperkirakan mencapai 2,77 juta hektare
atau mengalami peningkatan seluas 0,32 juta hektare atau 13,05 persen
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, luas panen padi
sepanjang Januari-Agustus 2025 diperkirakan akan mencapai 8,24 juta hektare
atau mengalami peningkatan seluas 0,96 juta hektare atau 13,22 persen
dibandingkan periode sama tahun 2024,” jelasnya.
Data BPS juga menunjukkan bahwa sebaran potensi panen padi
pada Juni–Agustus 2025 tersebar di berbagai daerah sentra produksi. Di Pulau
Jawa, potensi panen terbesar ada di Jawa Barat (Indramayu, Karawang, Cianjur),
Jawa Tengah (Grobogan, Sragen, Pati), dan Jawa Timur (Bojonegoro, Lamongan,
Ngawi).
Di luar Jawa, daerah berkontribusi besar antara lain
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara
Timur.
Selain produksi yang meningkat, BPS juga mencatat adanya
tren kenaikan tukar petani (NTP). Pada Juni 2025, NTP tercatat sebesar 121,72,
naik 0,47 persen dibanding Mei 2025. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya
Indeks Harga yang Diterima Petani sebesar 0,70 persen, yang lebih tinggi
dibanding kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani sebesar 0,23 persen.
Peningkatan produksi beras nasional dan catatan positif di
sektor pertanian ini menjadi bukti hasil kerja keras dan sinergi pemerintah
pusat, pemerintah daerah, para petani, dan berbagai pelaku di sektor pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan
bahwa lonjakan produksi tersebut sejalan dengan kebijakan afirmatif yang telah
dilakukan, mulai dari penambahan pupuk bersubsidi, pemberian bantuan alat dan
mesin pertanian (alsintan), perbaikan infrastruktur pengairan, dan berbagai
bantuan lainnya.
“Ketahanan pangan adalah pilar utama kedaulatan bangsa.
Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, kita lakukan yang terbaik agar
produksi kita meningkat, stok pangan kita kuat, dan petani semakin sejahtera,”
ungkap Mentan Amran.
Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus mendorong
percepatan tanam dan menjaga stok pangan, serta bersinergi dengan berbagai
stakeholder untuk mewujukan Indonesia swasembada pangan.
