- Kisah Tragis Fientje de Feniks: Pelacur Batavia yang Mati di Kali Baru
- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
KKP Tangani Bangkai Paus Terdampar di Sumba Timur
.jpg)
JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui
Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang menangani secara
cepat laporan masayarakat tentang penemuan paus sperma yang terdampar di Pantai
Pindu Hurani, Desa Uimanu, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur, Nusa
Tenggara Timur (NTT), belum lama ini.
Penanganan langsung dilakukan bersama Satwas SDKP Sumba
Timur, BBKSDA Resort Sumba, aparat desa, dan masyarakat setempat. Kepala BKKPN
Kupang, Imam Fauzi, mengungkapkan paus terdampar tersebut adalah spesies Paus
Sperma (Physeter macrocephalus) yang ditemukan dalam kondisi mati dengan kode
kejadian terdampar 3, yaitu bangkai dalam tahap pembusukan awal.
“Paus jantan ini panjang tubuhnya 17,3 meter dengan diameter
11 meter. Ditemukan oleh warga Desa Uimanu,” ujar Imam dalam keterangannya di
Kupang, Rabu (20/11).
Baca Lainnya :
- Pjs Walikota Batam Ikut Tanam Jagung, Launching Gugus Tugas Polri Mendukung Ketahanan Pangan0
- Sebelum Rapat Akhir Pekan, Mentan Selesaikan Curhatan Peternak Madiun0
- Jalur mudik Pemalang-Purbalingga miliki beragam destinasi wisata0
- Taman Agrowisata Tenayan Raya Pekanbaru0
- Ini Saran Pengamat Pariwisata untuk Kembangkan Wisata Daerah0
Paus pertama kali terlihat warga pada 5 November 2024 dan
keesokan harinya kondisi sudah mati di pantai. Tim Respon Cepat kemudian tiba
lokasi untuk melakukan identifikasi awal, namun penanganan bangkai paus
tertunda akibat kondisi pasang dan hujan.
Imam juga menyampaikan setelah berkoordinasi dengan para
pemangku kepentingan, diputuskan untuk menangani bangkai paus dengan metode
pembakaran, yang dilaksanakan bersama masyarakat pada 9-10 November 2024. Tidak
hanya itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai biota
laut yang dilindungi dan tata cara pelaporan biota yang terdampar.
Ditemui di tempat terpisah, Direktur Jenderal Pengelolaan
Kelautan dan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo menerangkan bahwa paus
terdampar perlu segera ditangani dengan baik dan cepat mengingat paus merupakan
biota laut yang dilindungi penuh oleh negara sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
7 Tahun 1999 dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 79 Tahun 2018
tentang Rencana Aksi Nasional Konservasi Mamalia Laut.
"Penanganan yang dilakukan BKKPN Kupang sudah sesuai
dengan SOP yang berlaku dan KKP berkomitmen penuh dalam penanganan kasus
mamalia terdampar yang sering terjadi di wilayah perairan Indonesia,"
ujarnya.
Penanganan secara cepat terhadap biota laut yang terdampar,
dilakukan sejalan dengan komitmen Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu
Trenggono untuk mengelola sumber daya perikanan dengan baik, termasuk paus
sebagai salah satu biota laut yang terancam punah dan telah dilindungi penuh
baik secara nasional maupun internasional.
