- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Astronom Rekam Tabrakan 2 Galaksi dengan Kecepatan 3,2 Juta Km/Jam
Keterangan Gambar : Astronom merekam galaksi NGC 7318b, yang melaju 2 juta mil/jam atau 3,2 juta km/jam, menabrak galaksi lain. Foto/ist
LONDON — Tabrakan mobil menghasilkan ledakan keras, tetapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan gelombang kejut saat dua galaksi bertabrakan. Itulah yang terjadi saat galaksi NGC 7318b, yang melaju 2 juta mil/jam atau 3,2 juta km/jam, menabrak galaksi lain.
Peristiwa itu terjadi di Stephan’s Quintet, sekelompok lima galaksi yang pertama kali terlihat 150 tahun lalu. Pemandangan memukau itu tertangkap berkat salah satu teleskop terkuat di Bumi.
Galaksi itu bertindak sebagai persimpangan galaksi tempat galaksi-galaksi saling bertabrakan dan meninggalkan tumpukan puing di belakangnya. Dalam kasus ini, tabrakan kosmik itu menciptakan guncangan kuat yang mirip dengan ledakan sonik dari pesawat jet.
Baca Lainnya :
- Mammoth Menu Makanan Utama Manusia Zaman Es di Amerika Utara0
- Keunikan Serigala Ethiopia, Predator yang Suka Menyeruput Nektar0
- Ilmuwan Ungkap 2 Spesies Baru Kucing Bertaring Belati0
- Posisi Tidur Terjun Bebas Disukai Orang Berpenghasilan Tinggi 0
- China Temukan Deposit Emas Terbesar di Dunia, Mengandung 1.000 Ton Logam Mulia 0
Para ilmuwan melihat tabrakan galaksi itu melalui Stephan’s Quintet menggunakan spektrograf medan lebar William Herschel Telescope Enhanced Area Velocity Explorer (WEAVE) di La Palma, Spanyol. Mereka mencatat pengamatan mereka dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
“Sejak ditemukan pada tahun 1877, Stephan’s Quintet telah memikat para astronom, karena mewakili persimpangan galaksi tempat tabrakan antargalaksi di masa lalu telah meninggalkan medan puing yang kompleks,” kata Dr. Marina Arnaudova, seorang peneliti pascadoktoral di University of Hertfordshire dan penulis utama studi tersebut, dikutip dari laman studyfinds, Minggu (8/12/2024).
“Aktivitas dinamis dalam kelompok galaksi ini kini telah bangkit kembali oleh sebuah galaksi yang menabraknya dengan kecepatan luar biasa lebih dari 2 juta mil/jam (3,2 juta km/jam), yang menyebabkan guncangan yang sangat kuat, seperti ledakan sonik dari jet tempur,” lanjutnya
Para astronom mengatakan guncangan dari tabrakan tersebut bergerak melalui area gas dingin, tempat ia bergerak dengan kecepatan hipersonik. Sebagai perbandingan, ia bergerak beberapa kali lebih cepat daripada kecepatan suara saat melewati Stephan’s Quintet.
Kecepatan gelombang kejut tersebut cukup kuat untuk menghilangkan elektron dari atom, sehingga menghasilkan jejak gas bermuatan yang bersinar yang ditangkap oleh WEAVE. Diketahui WEAVE merupakan perangkat pemetaan yang kuat dan sangat cepat yang terhubung ke Teleskop William Herschel.
Perangkat ini meneliti komposisi bintang dan gas di Bima Sakti dan galaksi-galaksi yang jauh. Hal ini dimungkinkan berkat spektroskop, yang menunjukkan unsur-unsur yang menciptakan bintang menggunakan pola bergaya kode batang dalam spektrum warna yang membentuk cahaya.
Sementara guncangan galaksi bergerak cepat melalui gas dingin, guncangan tersebut melambat dan melemah saat bersentuhan dengan gas panas. Gas yang lebih panas memampatkan gelombang kejut yang melemah, yang terlihat menggunakan gelombang radio dari teleskop radio seperti Low Frequency Array.
Seiring dengan temuan saat ini, para astronom berharap WEAVE akan mengungkap lebih banyak informasi tentang bagaimana galaksi terbentuk, yang akan semakin meningkatkan pemahaman kita tentang alam semesta.
"Saya gembira melihat bahwa data yang dikumpulkan pada cahaya pertama WEAVE sudah memberikan hasil yang berdampak besar, dan saya yakin ini hanyalah contoh awal dari jenis penemuan yang akan dimungkinkan dengan WEAVE pada Teleskop William Herschel di tahun-tahun mendatang," kata Dr. Marc Balcells, direktur Isaac Newton Group of Telescopes. (wib)