Ilmuwan Ungkap 2 Spesies Baru Kucing Bertaring Belati

By PorosBumi 05 Des 2024, 06:48:04 WIB Jejak
Ilmuwan Ungkap 2 Spesies Baru Kucing Bertaring Belati

CAPE TOWN – Ilmuwan mengungkap dua spesies baru kucing bertaring belati dari fosil berusia 5 juta tahun. Dua spesies baru predator prasejarah ini diperkirakan hidup di Afrika Selatan sekitar 5,2 juta tahun yang lalu.

Para ilmuwan telah menemukan sisa-sisa dua spesies kucing bertaring tajam yang belum pernah terlihat sebelumnya. Penemuan tersebut telah mengubah pandangan para peneliti sebelumnya tentang sekelompok kucing prasejarah yang telah punah ini.

Dua spesies baru yang ditemukan, adalah Dinofelis werdelini dan Lokotunjailurus chimsamyae, yang fosilnya ditemukan dekat kota Langebaanweg di pantai barat Afrika Selatan. Kedua fosil spesies baru itu ditemukan bersamaan dengan tulang dua spesies kucing taring belati lain yang sudah diketahui, yaitu Adeilosmilus kabir dan Yoshi obscura.

Baca Lainnya :

Keempat spesies tersebut termasuk dalam subfamili Machairodontinae (taring belati), kelompok predator kucing yang telah punah mencakup sebagian besar spesies kucing bertaring tajam. Sebagian besar anggota subfamili ini memiliki ukuran yang setara dengan kebanyakan kucing besar (macan) yang hidup saat ini.

Dalam sebuah studi baru, yang diterbitkan 20 Juli di jurnal iScience, para peneliti menggambarkan sisa-sisa dari keempat spesies tersebut. Penemuan Dinofelis werdelini bukanlah kejutan bagi tim, karena spesies dari genus ini sebelumnya telah ditemukan di daerah tersebut dan di seluruh dunia, termasuk Eropa, Amerika Utara, dan China.

Namun, para peneliti terkejut menemukan Lokotunjailurus chimsamyae karena sampai saat ini anggota genus ini hanya pernah ditemukan di Kenya dan Chad. Penemuan baru ini menunjukkan bahwa mayoritas kucing bertaring tajam jauh tersebar luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dalam studi tersebut, para peneliti membandingkan tulang spesies yang baru ditemukan dan kucing bertaring tajam yang dikenal untuk membuat pohon keluarga baru bagi kelompok tersebut. Keempat spesies dari Langebaanweg tidak berkerabat dekat satu sama lain dan kemungkinan menempati ceruk ekologis yang sangat berbeda, meskipun hidup di daerah yang sama pada waktu yang hampir bersamaan.

Misalnya, Lokotunjailurus chinsamyae dan Adeilosmilus kabir lebih besar dan lebih beradaptasi untuk berlari dengan kecepatan tinggi, yang akan membuat mereka cocok untuk membuka lingkungan padang rumput. Tapi Dinofelis werdelini dan Yoshi obscura lebih kecil dan lebih gesit, yang membuat mereka lebih cocok untuk lingkungan tertutup, seperti hutan. 

Tumpang tindih spesies ini menunjukkan bahwa habitat mereka meliputi hutan dan padang rumput terbuka. Para peneliti berpikir ini mungkin disebabkan oleh perubahan iklim Afrika, yang secara perlahan mengubah benua dari hutan raksasa menjadi padang rumput terbuka, yang merupakan jenis habitat dominan saat ini. (end)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment