- Menkeu, Teori dan Kebijakan Tarif
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong
- Perjalanan Jatuh Bangun Ali Sarbani, Anak Petani Sukses Berbisnis Properti
- KAI Daop 8 Pelajari Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi
- Kakek 103 Tahun Sukses Jualan di Tiktok Shop
- Asal-Usul Bubur Ayam Jakarta 46
- Foto Itu...
- Gubernur Pramono Anung Apresiasi Kiprah Muhammadiyah DKI Jakarta
- Huawei Mate XT, Smartphone Lipat Tiga Pertama Hadir di Indonesia
Naluri Fauna Indonesia Dorong Kesadaran Bela Negara Lewat Pelestarian Lingkungan Berbasis Teknologi

MEDAN - Seminar Bela Negara 2025 yang
digelar Yayasan Naluri Fauna Indonesia (NAFAS) di Gedung Muhammadiyah, lantai 3,
Jalan Sisingamangaraja Medan, Kamis (20/2/2025), berlangsung sukses dan diikuti
ratusan mahasiswa pencinta alam, aktivis lingkungan dan para penggiat alam
bebas lainnya.
Seminar bertajuk "Peran Konservasi Berbasis Teknologi Tools SMART Patrol, Perangkat Pemetaan, dan Sistem Perlindungan Terintegrasi Bagi Mahasiswa dan Kelompok Pecinta Alam di Indonesia", diselenggarakan secara hibrida bersama Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan serta Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara.
Baca Lainnya :
- Hujan Asam Berpotensi Merusak Lingkungan dan Infrastruktur0
- KKP Tanam Ribuan Pohon Vegetasi Perkuat Mitigasi di Pesisir Rawan Bencana 0
- Superkomputer Prediksi Kapan Bumi Kehabisan Oksigen, Panas Ekstrem akan Musnahkan Manusia0
- KEHATI dan Eyang Memet Kembali Tanam 100 Pohon Endemik Jawa Barat0
- Vonis Tertinggi Sepanjang Sejarah, 6 Pemburu Badak Jawa Diganjar 11-12 Tahun Penjara0
Badar Johan selaku Ketua Yayasan Naluri Fauna Indonesia
(NAFAS) mengatakan, seminar bertujuan sebagai pemahaman dalam hal penggunaan
teknologi aplikasi sekaligus membangun kesadaran bela negara melalui
pelestarian lingkungan yang terintegrasi.
"Sangat relevan dan penting bagi kita semua, khususnya dalam menghadapi tantangan besar bagi keanekaragaman hayati Indonesia saat ini rentan terhadap ancaman kejahatan lingkungan. Baik kejahatan satwa liar, hutan dan ekosistem laut yang bukan hanya pelanggaran hukum, melainkan ancaman kedaulatan negara," katanya.
Johan yakin dan percaya seminar ini dapat menjadi wadah
produktif bagi diskusi-diskusi dan kolaborasi yang konkret, sekaligus langkah
awal untuk bersama mengambil tindakan yang nyata agar para pihak terus
berkontribusi dan berkolaborasi di masa mendatang.
"Melindungi keanekaragaman hayati adalah tanggung jawab
kita bersama, karena keragaman flora, fauna, dan ekosistem di bumi Indonesia
adalah warisan yang harus kita jaga dengan sepenuh hati untuk generasi yang
akan datang," tuturnya.
Kegiatan ini disponsori TFCA Sumatera Forum Harimau Kita,
Forum Konservasi Gajah Indonesia, Forum Orangutan Indonesia, Yayasan Badak
Indonesia, Mapala Perguruan Tinggi Muhammadiyah Se-Indonesia, Yayasan Pesona
Tropis Alam Indonesia, Recyclo, dan The Wildlife Whisperer of Sumatera, dan Sumatera
Tropical Forest Jurnalis.
Turut pula dihadiri para undangan, perwailan BBKSDASU, BBTNGI., BTNBG, Balai Gakkum Sumatera, para dosen, praktisi lingkungan, narasumber, aktivis lingkungan, para NGO/CSO dan rekan-rekan Sispala, Mapala, kelompok pencinta alam yang hadir secara luring maupun daring.
Tampil sebagai pemateri utama pada Seminar Bela Negara 2025,
yakni Sapto Aji Prabowo Shut Msi (Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi,
Dirjen KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup) yang sekaligus membuka kegiatan
seminar. Sementara sebagai penanggap, Dr Ir Wiratno Msc (Ketua Bidang Ill
Konservasi Indonesia FoluNetSink 2030), dan Dr Noviar Andayani Msc (Direktur
Wildlife Conservation Society Indonesia Program).
Selain itu, hadir juga para pemateri berkompeten, yakni Dian
Risdianto SP Msi (Kepala Sub Direktorat Pengendalian Pengolahan Kawasan
Konservasi pada Direktorat Konservasi Kawasan Ditjen KSDAE), dan Wishnu
Sukmantoro (Wakil Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia).
Lalu, Fajar Saputra (Program Manajer Forum Orangutan
Indonesia/Forina), Muhammad Asad (Analis Konservasi Kawasan KSDAE), Heri
Pasiman (Koordinator Lapangan Rhino Protection Unit Yayasan Badak Indonesia
Wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan), dan Pengurus Forum Harimau Kita Okta
Puspita yang sekaligus sebagai moderator seminar.
“Yayasan Naluri Fauna Indonesia (NAFAS) mengucapkan
terimakasih kepada pihak sponsor juga para narasumber, penanggap dan moderator
yang sudah memberi wawasan untuk memperkaya pemahaman tentang lingkungan,” ujar
Johan.
“Wawasan dan pengalaman pada seminar Bela Negara 2025 sangat
memperkaya pemahaman bagi yang ikut pada acara ini, khususnya dalam melindungi
keanekaragaman hayati nasional dan melawan kejahatan lingkungan. Semoga ilmu
dan inspirasi yang telah di sampaikan dapat menjadi langkah awal kolaborasi
yang bermanfaat bagi kelestarian alam Indonesia," pungkas Johan.
