- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
Rawit Merah Mahal, Konsumennya Tukang Bakso Hingga Nasi Goreng

Jakarta - Harga cabai rawit merah tembus Rp 160.000/kg. Alhasil, konsumen rumah tangga mulai mengurangi porsi membeli bumbu masakan itu
Suminah, salah satu pedagang cabai rawit merah di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengatakan, ibu rumah tangga sudah jarang membeli cabai rawit merah. Pelanggan tetapnya hanya penjual bakso, soto, bubur ayam, hingga nasi goreng.
Meski masih memiliki pelanggan tetap, namun pembelian para pedagang makanan ini mengurangi jumlah cabai yang dibeli.
"Sekarang rumah tangga jarang, kalau ada juga belinya cuma setengah ons. Pedagang makanan biasanya beli rawit merah setengah kg, sekarang beli 1/4 kg, nanti dicampur sama cabai merah keriting," ujar Suminah kepada detikFinance, Selasa (7/2/2017).
Sama seperti Suminah, pedagang lainnya bernama Dalima mengatakan pelanggan tetapnya adalah pedagang makanan ketimbang ibu rumah tangga. Menurut Dalima, konsumen rumah tangga jarang membeli rawit merah karena harganya mahal dan untuk kebutuhan sehari-harinya juga tidak banyak.
"Sekarang kebanyakan ibu rumah tangga belinya setengah ons sama satu ons," kata Dalima.
Harga per ons dibanderol Rp 20.000, sedangkan setengah ons Rp 10.000.
"Kalau dulu ibu rumah tangga banyak beli karena bisa eceran, misalnya beli Rp 5 ribu, sekarang enggak berani karena sudah mahal," pungkas Dalima.(hns/hns)
sumber : finance.detik.com
