- Unggul se Asia-Pasifik, SDN Papela Rote Ndao Menang Kompetisi Sekolah Tersehat AIA 2025
- PIS & doctorSHARE Hadirkan Rumah Sakit Kapal Layani Masyarakat 3T di Papua
- Kisah Tragis Fientje de Feniks: Pelacur Batavia yang Mati di Kali Baru
- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
Rawit Merah Mahal, Konsumennya Tukang Bakso Hingga Nasi Goreng

Jakarta - Harga cabai rawit merah tembus Rp 160.000/kg. Alhasil, konsumen rumah tangga mulai mengurangi porsi membeli bumbu masakan itu
Suminah, salah satu pedagang cabai rawit merah di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengatakan, ibu rumah tangga sudah jarang membeli cabai rawit merah. Pelanggan tetapnya hanya penjual bakso, soto, bubur ayam, hingga nasi goreng.
Meski masih memiliki pelanggan tetap, namun pembelian para pedagang makanan ini mengurangi jumlah cabai yang dibeli.
"Sekarang rumah tangga jarang, kalau ada juga belinya cuma setengah ons. Pedagang makanan biasanya beli rawit merah setengah kg, sekarang beli 1/4 kg, nanti dicampur sama cabai merah keriting," ujar Suminah kepada detikFinance, Selasa (7/2/2017).
Sama seperti Suminah, pedagang lainnya bernama Dalima mengatakan pelanggan tetapnya adalah pedagang makanan ketimbang ibu rumah tangga. Menurut Dalima, konsumen rumah tangga jarang membeli rawit merah karena harganya mahal dan untuk kebutuhan sehari-harinya juga tidak banyak.
"Sekarang kebanyakan ibu rumah tangga belinya setengah ons sama satu ons," kata Dalima.
Harga per ons dibanderol Rp 20.000, sedangkan setengah ons Rp 10.000.
"Kalau dulu ibu rumah tangga banyak beli karena bisa eceran, misalnya beli Rp 5 ribu, sekarang enggak berani karena sudah mahal," pungkas Dalima.(hns/hns)
sumber : finance.detik.com
