- Menkeu, Teori dan Kebijakan Tarif
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong
- Perjalanan Jatuh Bangun Ali Sarbani, Anak Petani Sukses Berbisnis Properti
- KAI Daop 8 Pelajari Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi
- Kakek 103 Tahun Sukses Jualan di Tiktok Shop
- Asal-Usul Bubur Ayam Jakarta 46
- Foto Itu...
- Gubernur Pramono Anung Apresiasi Kiprah Muhammadiyah DKI Jakarta
- Huawei Mate XT, Smartphone Lipat Tiga Pertama Hadir di Indonesia
Sukses Kelola Sektor Pertanian, Wamentan: Jateng Jadi Contoh Industri Padi Nasional
3.jpg)
SEMARANG – Wakil Menteri Pertanian
(Wamentan), Sudaryono menyatakan bahwa Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dapat
dijadikan sebagai contoh industri perpadian. Menurut Wamentan Sudaryono, Jateng
saat ini telah mengalami kemajuan signifikan dalam pengelolaan sektor pertanian
yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini
menilai Jateng memiliki kualitas beras yang lebih bagus, yang didukung oleh
penyerapan yang efektif oleh Bulog.
“Kualitas beras di Jateng saya kira memang lebih bagus
karena orang-orangnya lebih mudah berkomunikasi, dan Bulog juga langsung turun.
Saya kira Jawa Tengah menjadi percontohan industri perpadian,” ujar Wamentan
Sudaryono usai mengikuti rapat koordinasi Kementan-Pemprov Jateng di Semarang,
Kamis, (19/3/2025).
Baca Lainnya :
- NFA Dorong Keanekaragaman Konsumsi Pangan Lokal untuk Ketahanan Gizi Nasional0
- KKP Genjot Produksi Perikanan Budi Daya Penuhi Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran0
- Percepat Swasembada Pangan, Mentan Amran Bidik Sumsel Jadi Tiga Besar Produsen Beras Nasional0
- Mentan dan Wamentan Turun Langsung Kawal Operasi Pasar Pangan Murah di Palembang0
- Senyum Sumringah dan Harapan Titiek Soeharto Saat Panen Anggur di Bandung Barat0
Meski begitu, Wamentan Sudaryono menekankan bahwa Jawa
Tengah memiliki luas baku sawah yang lebih kecil dibandingkan dengan Jawa Barat
yang memiliki hamparan lahan lebih luas.
Namun, pemerintah terus berupaya meningkatkan Indeks
Pertanaman (IP) dari yang sebelumnya dua kali panen dalam setahun menjadi tiga
kali panen. “Kita ingin dengan luas baku sawah yang kurang dari 1 juta ini
bagaimana panen itu nantinya bisa lebih cepat. Minimal 3 kali panen dalam
setahun,” katanya.
Sebagai langkah konkret, pemerintah tengah fokus pada
perbaikan infrastruktur irigasi, dengan anggaran sebesar Rp12 triliun yang
ditujukan untuk mengaliri sekitar 2 juta hektare lahan pertanian.
Wamentan Sudaryono menyebut bahwa irigasi menjadi perhatian
utama, karena pertanian memerlukan pasokan air yang cukup. Sehingga pemerintah
ingin memastikan infrastruktur irigasi ini selesai dan berfungsi dengan baik.
“Irigasi menjadi perhatian utama karena kan kalau orang
bertanam itu pasti butuh air. Yang jelas, Kementan ada alokasi irigasi totalnya
Rp 12 triliun. Hitungan kita 2 juta hektare lah. Dan Kita ingin irigasi beres
semua,” tuturnya.
Selain itu, Wamentan Sudaryono juga menyoroti pentingnya
serapan gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebagai bagian
dari upaya mewujudkan swasembada pangan.
Wamentan Sudaryono mengungkapkan bahwa pengadaan gabah panen
di Jawa Tengah pada Maret 2025 sudah menunjukkan kemajuan yang menggembirakan.
“Alhamdulillah realisasi pengadaan gabah panen pada Maret
ini, khususnya di Jawa Tengah dari target realisasinya per hari 40 ribu ton
sudah terserap 31 ribu ton. Artinya ini sudah 80 persen,” ungkapnya.
Wamentan Sudaryono juga memberikan apresiasi terhadap
kinerja Bulog yang kini lebih responsif dan melakukan perbaikan signifikan
dalam sistem kerjanya.
Ia meminta jika ada kendala atau kekurangan dalam pengadaan
gabah, laporkan langsung ke Pimpinan Wilayah (Pinwil). “Kalau masih ada kendala
juga silahkan lapor ke saya pasti akan dilakukan respon cepat,” jelasnya.
