- Menkeu, Teori dan Kebijakan Tarif
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong
- Perjalanan Jatuh Bangun Ali Sarbani, Anak Petani Sukses Berbisnis Properti
- KAI Daop 8 Pelajari Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi
- Kakek 103 Tahun Sukses Jualan di Tiktok Shop
- Asal-Usul Bubur Ayam Jakarta 46
- Foto Itu...
- Gubernur Pramono Anung Apresiasi Kiprah Muhammadiyah DKI Jakarta
- Huawei Mate XT, Smartphone Lipat Tiga Pertama Hadir di Indonesia
NFA Dorong Keanekaragaman Konsumsi Pangan Lokal untuk Ketahanan Gizi Nasional
.jpg)
JAKARTA – Penganekaragaman konsumsi pangan menjadi pilar
penting dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan kualitas gizi masyarakat
Indonesia. Berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam berbagai regulasi,
pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menekankan
perlunya konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA)
sebagai salah satu strategi utamanya.
“Salah satu kebijakan
yang telah ditetapkan pemerintah adalah melalui Perpres 81 tahun 2024 tentang
percepatan penganekaragaman pangan berbasis potensi sumber daya lokal. Dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia di sekitar, masyarakat dapat memperoleh
akses yang lebih mudah dan luas terhadap pangan sehat, sekaligus meningkatkan
perputaran roda ekonomi regional,“ ungkap Direktur Penganekaragaman Konsumsi
Pangan NFA Rinna Syawal pada audiensi bersama DPRD Kota Tegal di Kantor NFA
Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Namun, tantangan dalam
mengubah pola konsumsi masyarakat diakui Rinna masih cukup besar. Oleh karena
itu, diperlukan edukasi yang lebih intensif dengan pendekatan yang menarik
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Sosialisasi pola konsumsi B2SA melalui
program B2SA Goes to School serta Desa B2SA dan Rumah Pangan B2SA menjadi
beberapa opsi yang diambil NFA untuk memperkenalkan pola makan sehat sejak dini
serta mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam mengonsumsi pangan lokal.
Baca Lainnya :
- KKP Genjot Produksi Perikanan Budi Daya Penuhi Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran0
- Percepat Swasembada Pangan, Mentan Amran Bidik Sumsel Jadi Tiga Besar Produsen Beras Nasional0
- Mentan dan Wamentan Turun Langsung Kawal Operasi Pasar Pangan Murah di Palembang0
- Senyum Sumringah dan Harapan Titiek Soeharto Saat Panen Anggur di Bandung Barat0
- Mentan Ajak 10 Juta Anggota Himpuni Gerakkan Brigade Percepat Swasembada Pangan0
Lebih lanjut, Rinna
menegaskan bahwa pada tahun 2025, NFA berkomitmen mengembangkan Desa B2SA dan
memperluas cakupan Rumah Pangan B2SA sebagai langkah strategis dalam mendorong
penganekaragaman konsumsi pangan. Program Desa B2SA sendiri akan menyasar 809
lokasi di 50 kabupaten/kota.
Sementara Rumah Pangan
B2SA akan dilaksanakan menggunakan dana dekonsentrasi untuk 47 lokasi di
seluruh Indonesia. Adapun lokasi yang dipilih merupakan prioritas utama dalam
upaya penanganan daerah rentan rawan pangan, sejalan dengan visi pemerataan
akses pangan B2SA bagi seluruh masyarakat.
“Kebijakan
penganekaragaman pangan tidak hanya berfokus pada aspek konsumsi, tetapi juga
pada penguatan sistem logistik. Kita pastikan ketersediaan pangan lokal di
seluruh daerah, termasuk melalui pendampingan, pelatihan dan fasilitasi
distribusi pangan lokal bagi UMKM dan usaha mikro lainnya. Dengan demikian,
akses pangan dapat dioptimalisasi, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat
menikmati manfaat dari keanekaragaman pangan kita,” tambah Rinna.
Hal senada juga
diungkapkan Wasmad Edi Susilo selaku Koordinator Komisi II DPRD Kota Tegal pada
kesempatan tersebut. “Mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan memang bukan
tugas yang mudah, tetapi dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah seperti
yang kita laksanakan sekarang, saya kira target tadi bukan sesuatu yang
mustahil,” sebutnya optimis.
Lebih lanjut Rinna
mengungkapkan bahwa aspek keamanan pangan pun dijamin melalui pengawasan pre
market dan post market. Beberapa diantaranya melalui program Pasar Pangan Segar
Aman (PAS AMAN) yang menyasar pada pasar tradisonal sebagai upaya pengawasan keamanan
pangan pasar rakyat.
Selain itu, NFA juga
menyediakan website yang berisi informasi tentang produk yang telah lolos
sertifikasi keamanan pangan sehingga dapat menjadi acuan masyarakat untuk
belanja produk makanan yang dapat diakses secara gratis melalui
sipsat.badanpangan.go.id. Upaya penganekaragaman konsumsi pangan pun diukur
melalui berbagai indikator, termasuk skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Menurut Rinna, dengan
komitmen kuat dari pemerintah pusat bersama pemerintah daerah, serta kolaborasi
multisektor, upaya ini diharapkan mampu mendorong peningkatan konsumsi pangan
lokal yang lebih bervariasi. Hal ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan,
tetapi juga meningkatkan kualitas gizi masyarakat, mendukung pembangunan sumber
daya manusia yang lebih unggul.
Keberpihakan kepada
pangan lokal menjadi salah satu penegasan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam
berbagai kesempatan. “Kita perkuat lagi pangan lokal yang kita punya, pastikan
ketersediaannya lebih stabil, supaya Indonesia bisa mencapai ketahanan pangan
nasional yang lebih berdaulat,” ujar Arief.
